Hati terbakar dendam

1.5K 82 4
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : Sasufemnaru

Genere : Acak-cakan,niatnya trailer tapi jadi kaga karuan

Rate : T

Summary : -

Desis angin malam bertiup pelan,bersama jatuhnya rerintikan hujan yang membasahi rerumputan yg telah kering karena lama tak terguyur hujan. gelap gulita,tanpa ada sinar rembulan,tanpa hiasan bintang,dan tanpa ada sorot hijau sang kunang-kunang yang biasanya gemerlap berterbangan kesana kemari di antara rerumputan

terdengar suara nafas yg tersendat-sendat menahan sakit akibat sayatan bilah pedang pada lehernya,sepasang bola mata hanya bisa melotot,melirik kekiri dan kekanan,seolah menjerit meminta tolong karena blm rela nyawanya pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya,

Terlihat seorang pemuda barjaket hitam dengan jemper menutupi kepalanya,serta berparas tampan memandanginya dengan muka yang datar tapi terlihat penuh rasa dendam,sembari membersihkan bercak darah yang menempel pada pedang samurai kuno kepunyaan ayahanda tercinta

"sakit..?" Tanya pemuda tampan itu dengan senyuman di bibirnya,walau bola matanya terlihat berlinang air mata,

"aku pun lebih sakit bangsat...!!" Sambil terduduk berlutut dengan meneteskan air mata di pipinya,dia hanya bisa terdiam dan menangis di didepan tubuh tak berguna itu

"kau tega membunuh sahabat dekat mu sendiri....?!!, seperti itu kah yg bisa kau lakukan pada seseorang yang telah bersedia mengalah agar kau dapat menjadi kepala sekolah..!!,,apalagi yg masih kau harapkan brengsek..!!!!!...,"

Lelaki itu hanya dapat memandangi pemuda itu menangis,tanpa dapat berbuat apa-apa,ingin dia berkata bahwa bukan dia yang membunuh sahabatnya itu,tapi apa daya,kondisi nya tak mampu untuk mengatakan hal yang sebenarnya,tubuhnya semakin melemas,darah mengalir berkucuran tersapu aliran air hujan yg semakin deras

Lalu terlihat pemuda itu berdiri dan bergegas melangkah menjauh darinya,sembari menangis dan menyeret pedang di genggamannya..

"pergilah kau ke neraka bangsat...!!"ujar pemuda itu tanpa menoleh kebelakang,dan terus melangkah menjauh dari tubuh tak berdaya itu,

Tinggal lah sendiri tubuh yang semakin memucat,nafas nya yang mulai tersendat-sendat sulit,hanya tinggal keheningan yang menemani tubuh tak berguna itu,suara rintikan hujan seolah menjadi pengiring lagu kematian,yang memisah kan antara roh dan jasad pak jiraya

TO BEE CONTINUED . . .

Little family (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang