Chapter 7: Dimulainya harapan

30 4 1
                                    

Hari ini adalah Hari Senin berarti semua siswa mengikuti upacara bendera. Di tengah upacara , aku pingsan entah mengapa. Aku setengah sadar ada salah seorang lelaki yang membopong aku menuju UKS, setelah beberapa saat aku sadar dan melihat sekelilingku. Aku melihat sosok lelaki yang mungkin tadi mempobong aku ke Uks dan ternyata lelaki itu adalah Ardian. Aku pun menanyakan bagaimana aku bisa sampai disini.

"Ar, gimana bisa aku sampai sini?" tanyaku

" Kamu pingsan Sa ditengah upacara dilaksanakan. Dan aku yang ditugaskan untuk menjaga kamu disini. Aku sekaligus peserta PMR yang ditugaskan untuk berjaga di belakangan barisan kelas kita." jelasnya

" Aku pingsan ? yang membopopong aku sampai UKS siapa?" tanyaku lagi

" Aku. Ya udah ini minum teh dulu biar kamu gak pusing lagi." ucap Ardian sambil menyodorkan segelas teh

" Kamu nggak usah disini ,Ar. Kamu lanjut jaga aja!" suruhku

" Apaan sih kamu Sa, kalau aku lanjut jaga gimana sama kamu? siapa yang bakalan jagain kamu disini?" tanya Ardian

Aku melamun sejenak. Dalam hatiku bertanya " Kenapa kamu perhatian sekali denganku? Apa maksud dari semua sikapmu? Dan bagaimana ekspresi wajahku apakah wajahku memerah?" Lalu Ardian lagi-lagi mengajakku untuk ngobrol dan membuyarkan   lamunanku.

"Nggak usah ngelamun ! Kesambet tau rasa." katanya

"Iya-iya. Ya udah aku mau istirahat dulu. Kamu balik aja jaga dibelakang barisan!" suruhku

" Ya udah deh kalau nggak mau dijagain. Aku mau balik jaga." pamitnya

Setelah selesai upacara, Tasya yang menyadari aku tadi pingsan bergegas untuk ke UKS menengokku.

" Kamu kenapa Sa? Kok bisa sampai kayak gini?" Tanya Tasya

" Gak tau nih Sya. Tiba-tiba aku merasa pusing dan tak sadarkan diri. " jawabku

" Eh, tau nggak sih tadi yang mbopong kamu  itu Ardian. Dan satu lagi saat kamu mau pingsan tadi, ada anggota PMR yang jaga mau nolongin kamu tapi keduluan sama Ardian. Dan perlu kamu tau sa, saat mbopong kamu tadi raut muka Ardian panik dan khawatir banget. Bahkan aku belum pernah liat Ardian sepanik tadi  " jelasnya

"Kalau soal Ardian yang membopong aku kesini Ardian aku dah tau. Tapi masa sampe segitunya ?" tanyaku

" Iyalah. Masa aku bohong sama kamu Sa. Harusnya kamu seneng dong yang nolongin kamu Ardian." jawab Tasya

Aku melamun dan Tasya kembali mengajakku berbicara dan membuyarkan lamunanku

" Kamu masih kuat nggak berjalan ? Apa kamu mau pulang aja biar aku anterin? mumpung aku bawa mobil " tanya Tasya

"Hah? sejak kapan akmu bawa mobil ke sekolah? Dan sejak kapan kamu boleh bawa sama ortumu?  tanyaku berbondong-bondong

" Nanti kapan-kapan aku ceritain .  Gimana kamu mau pulang nggak?" tanya Tasya

" Ya udah deh aku mau pulang aja." jawabku

" Aku mau sekalian izin mau pulang soalnya ada acara keluarga juga habis ini." jelas Tasya

" Apa keburu sih Sya? Mungkin acaramu itu lebih penting tau." jelasku

" Iya Sa santai aja masih keburu kok.  Ya udah aku mau ambil tas kita sekalian mau izin sama guru piket dulu ya." jawab Tasya

Setelah Tasya keluar dari ruang UKS , aku memejamkan mata untuk tertidur sebentar. Setelah beberapa menit , Tasya kembali ke ruang UKS dan membangunkanku. Dan ku lihat Tasya bersama dengan Ardian  

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang