Chapter 11: Kembalinya harapan

18 3 1
                                    

Kenapa saat aku sudah hampir terbiasa tanpamu di hidupku , kamu kembali membawa sepercik harapan yang dulu pernah ada??

                                        MEISA DHANI 

Hari ini Meisa bareng ke sekolah sama Tasya naik angkutan umum. Mobil Tasya katanya baru service jadi mereka naik angkutan umum. Setelah naik ke angkot ternyata ada Ardian disana betapa kagetnya Meisa dalam hati ia berkata "giliran aku dah hampir terbiasa kamu menjauh kenapa ketemu kamu lagi sih?" Akhirnya Tasya membuka obrolan

"Tumben ar, kamu gak bawa motor? Motor kamu kemana?" tanya Tasya

" Iya Sya, tadi kebetulan males bawa motor ke sekolah," jawabnya

Dalam hati Ardian berkata "aku naik angkutan umum sebenernya mau deket lagi sama kamu Sya tapi aku binggung gimana bilangnya. Kalo gak ada info dari Tasya kalo kamu mau ngangkot bareng sama Tasya pasti aku nggak akan naik angkot ini Sya," Melihat Ardian dan Meisa sedang melamun dengan pikiran mereka masing-masing Tasya hanya bisa berkata

"Kok kalian berdua malah pada ngelamun gini sih?  Sepi tau!" kata Tasya

Mendengar kalimat tersebut mereka berhenti melamun

"Gak papa kok Tas," jawab mereka berdua bersamaan 

"Cie, jawabnya barengan, kalian janjian ya buat jawab barengan?" goda Tasya

"Apaan sih Sya? Gak lucu tau," jawab Meisa gak nyambung

"Siapa juga yang ngelucu coba? Kan aku cuman nanya. Gak salah dong?"  bantah Tasya

"Udah-udah gak usah ribut bentar lagi sampe tau," perkataan Ardian yang berubah menjadi ramah

"Ada apa nih cowok. Kenapa di depan Meisa dia balik jadi ramah lagi sih? Gila nih orang kemarin aja waktu Meisa udah berharap situnya malah dingin sedingin es di kutub," batin Tasya 

Setelah sampai di sekolah mereka langsung turun dan masuk ke sekolah. Mereka berjalan bertiga hendak memasuki sekolah. Meisa hanya bisa terdiam dan memisah dari mereka berdua. Ia pamit ke toilet . Sampai di toilet Meisa hanya bisa ngomong sendiri di depan kaca toilet "Kenapa sih kamu balik jadi baik lagi setelah aku udah terbiasa kamu yang dingin dan cuek?" Tanpa Meisa sadari ada sepasang telinga yang mendengar perkataan wanita itu. Ya, Ardian mendengar perkataan Meisa hanya bisa merutuki perbuatannya. Ia menyesal mengapa ia bisa melukai perasaan wanita yang begitu ia sukai. Ia berniat ingin menjaga perasaan Meisa, tetapi ia malah melukainya.

Setelah bel berbunyi semua siswa masuk kelas. Pelajaran demi pelajaran mereka lewati. Akhirnya bel pulang pun berbunyi semua siswa pulang tanpa terkecuali Meisa, Ardian dan Tasya

"Sa, maafin ya kayaknya aku di jemput mama soalnya mau ada makan siang bareng. Kamu mau bareng nggak Sa?" tanya Tasya

Belum sempat Meisa jawab  Ardian malah menjawabnya.

"Udah Sya, kamu tenang aja Meisa biar bareng aku aja . Ya kan Sa?"  tanyanya 

Meisa yang merasa kesal sama Ardian hanya melengos dan langsung berjalan menuju luar sekolah. Ardian yang mengetahuinya langsung ngomong ke Tasya 

"Udah dulu ya Sya, aku mau kejar Meisa dulu," jawab Ardian sambil mengejar Meisa yang sudah memasuki angkot 

"Kalian ini emang pasangan cocok yang cowok jaga perasaan cewek, yang cewek gak mau kalah," batin Tasya


Setelah angkot meninggalkan sekolah, dan berjalan menuju ke tempat penumpang mereka tuju. Ardian memberanikan diri untuk berbicara dengan Meisa

"Seneng Sa bisa satu angkot sama kamu l-a-g-i," kata Ardian dengan menekankan kata lagi

"hmmmmm," jawab Meisa 

Setelah itu Ardian tak berani lagi untuk berbicara dengan Meisa . Sampai akhirnya Meisa turun di depan rumahnya. Meisa langsung masuk ke rumahnya 









hay Guys. Maaf update nya cuma pendek. Happy reading dan jangan lupa vote




HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang