#1 : Pagi Senin

62 2 0
                                    

CHAPTER #1

PAGI SENIN KU

Agustus 2012

Sepeda motor matic berwarna biru melaju kencang memilah jalanan pagi yang penuh dengan padatnya warga kota berangkat kerja dan sekolah. Motor itu dikendarai oleh seorang anak SMA bertubuh tambun dengan kulit sawo matang yang sedang membonceng temannya. Mereka dengan ambisi yang besar berangkat sekolah dari pagi buta dan terlihat jelas dari kecepatan sepeda motor yang dikendarai. Dua siswi SMA dengan seragam putih abu-abunya memancarkan hasrat yang sangat luar biasa menyambut pagi senin itu.

Jalanan kota yang mulai ramai membuat kecepatan sepeda motor mereka berkurang secara perlahan. Putri, gadis yang mengendarai sepeda motor itu pun memperlihatkan aksinya berkelok kanan kiri demi menghindari kendaraan lain yang menghalangi jalan mereka. Spontan orang-orang yang berdiri di pinggir jalan mempertanyakan aksi mereka sambil geleng-geleng kepala.

Akan tetapi kecepatan sepeda motor mereka benar-benar harus berhenti sementara dikarenakan lampu lalu lintas berwarna merah. Motor matic itu berhenti di posisi paling depan seolah memimpin kendaraan lain yang dibelakangnya melaju kencang saat lampu berwarna hijau.

Putri memperbaiki posisi helm yang terasa janggal di kepalanya sementara temannya yang duduk menyamping dibelakangnya sibuk memainkan game Snake di Handphone miliknya berwarna biru.

"Na, bisa gak sih gak usah ribet di belakang. Udah duduk nyamping juga, gue gak bisa jaga keseimbangan nih" omel Putri

Nana, gadis berkulit putih pucat dengan pembawaan yang aktif menyodorkan layar handphone ke wajah Putri.

"Eh liat score gue jauh banget di atas lo nih.." ujar Nana

Putri hanya menoleh Nana sebentar dan kembali melihat lampu lalu lintas yang masih betah diwarna merah.

Putri yang tetap fokus memperhatikan lampu lalu lintas ditambah suasana pagi yang semakin terang membuatnya semakin khawatir perjuangannya tidak mendapat hasil. Sementara Nana hanya sibuk memainkan game di handphone yang mempunyai fitur selayaknya menonton TV.

"Eh, udah jam berapa ?" tanya Putri

"Jam 06.10... wah..." mulut Nana membulat bersamaan dengan mata Putri yang melotot saat melihat teman sekelasnya yang bertubuh jangkung bernama Roza mendaratkan motor tepat disamping mereka menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.

Roza membuka kaca helm dan menatap kedua teman kelasnya dengan tersenyum manis. Tetapi kesigapan mereka lah yang diutamakan karena tepat setelah itu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, membuat siapapun yang melihatnya bergegas menancapkan gas. Roza melaju cepat tanpa pamrih sementara Putri dan Nana mulai tersadar dan bergegas mengejar ketertinggalan karena kecolongan start.

Putri menutup kaca helmnya dengan keras serta menarik gas sepeda motornya dengan cepat membuat Nana yang berada di belakang kaget. Hal itupun membuat handphone yang dipegangnya jatuh terhempas ke aspal jalanan. Nana makin kaget dibuatnya.

"Put, handphone lo jatuh ke jalan !" teriak Nana diantara angin yang berhembus kencang

Bisa dikatakan itu akibat kecepatan sepeda motor mereka yang luar biasa membuat seolah angin hanya ribut di telinga mereka saja.

Putri membuka kaca helmnya agar Nana mendengar ucapannya.

"Gak apa-apa, nanti kita ambil !" tegas Putri dengan penuh keyakinan

Nana yang mendengarnya langsung menelan lumat-lumat air liurnya dengan cepat. Kemudian ia memantau pergerakan Roza yang tak jauh dari mereka. Mereka beradu kecepatan layaknya pembalap MotoGP. Mungkin bisa dikatakan mereka lebih handal karena melakukannya di pagi yang indah ditambah lagi itu adalah jalanan umum. Disaat setiap orang mulai beraktivitas berharap hari mereka menyenangkan. Setidaknya bagi mereka bertiga ini sangat menyenangkan dan mendebarkan.

AMIGO 2018Where stories live. Discover now