#Nana ( "Aku Ingin Tahu" )

3 0 0
                                    

Nana masih kesal terhadap kelakuan teman-teman sekelompoknya. Ia kebagian soal yang penjelasannya lumayan panjang, ditambah lagi ia harus menjelaskan secara rinci agar tidak terkesan sekedar membaca buku. Satu hal yang pasti dirasakan oleh cewek berkulit putih ini adalah kerongkongannya kering. ia benar-benar ingin minum air putih dingin dan faktanya tidak ada air putih dingin yang tersedia di kelas. Nana beralasan izin keluar untuk ke toilet padahal mampir ke kantin adalah sebab ia berbohong. Ia tak kuat menahan imajinasinya yang liar tentang betapa menyegarkannya air putih dingin saat melewati kerongkongan. 

Nana berbelok ke kiri saat menyusuri lorong panjang yang juga bagian dari kelasnya. Siang itu memang terlihat langit menjadi sangat gelap dan angin yang berhembus terhitung cenderung kencang. 

Nana berlari-lari kecil menuju Kantin agar bisa menghemat waktu dan segera kembali ke kelas. Akan tetapi botol plastik berwarna biru gelap cenderung hitam terbang menabrak kepalanya. Nana kaget. Ia menghentikan langkah sembari mengamati botol plastik yang menabrak wajahnya terbang menjauhinya. Kemudian ia menatap ke arah datangnya botol itu. Nana memandang lurus menatap tiga orang laki-laki sedang ketawa-ketiwi di depan pintu Kantin. Salah satu diantara mereka dengan posisi jongkok menatap Nana. 

Ia beranjak berdiri dengan senyuman tengil mengangkat tangannya setinggi telinga. Kini terlihat tubuhnya yang lumayan berisi.

" Oh maaf ya, botolnya udah kosong karena ketiup angin jadi mental deh "

Salah satu cowok bertubuh jangkung yang sejak tadi bersender di tembok membungkukkan badannya. Oh tidak, itu seperti tindakan mengolok-olok. Dan benar saja setelah melakukan itu, ia mengatakan bahwa jika Nana masih shock , dirinya dan kedua temannya siap service.

Nana hanya menatap lurus ke arah mereka tanpa ekspresi. 

cowok-cowok itu sebenarnya bingung dengan tindakan Nana yang diam saja. 

Jelas bahwa mereka hanya bercanda. Tapi terlihat tidak lucu di mata Nana bahkan cewek itupun tidak menunjukkan ekspresi kesal. 

Terlihat ketiga cowok itu sedikit canggung dengan nada tawa yang terdengar dibuat-buat. Kini giliran cowok bersepatu merah yang sedari tadi hanya sibuk menghembuskan asap lewat mulutnya berdecak pelan namun terdengar jelas oleh Nana bahwa ia kesal.

Ia kesal Nana tidak bereaksi sedikitpun. 

Cowok bersepatu merah itu menginjak punting rokoknya di lantai dan menatap kesal ke arah Nana. Setelah itu ia pergi entah kemana dan diikuti oleh kedua temannya. 

Nana hanya mengedipkan mata berulang kali. Ia tidak peduli cowok-cowok itu berbicara apa karena otaknya sedari tadi meyakini bahwa ia pernah bertemu dengan cowok bersepatu merah tersebut. Bukan dari sekolah ini karena jujur ia baru pertama kali bertemu dengannya disini, di depan pintu Kantin. 

" Gue yakin pernah liat dia, tapi dimana ?" Batin Nana

Nana melanjutkan langkahnya ke arah Kantin tetapi sekilas terlihat Pak Hamdi, sang guru Fisika yang tengah berjalan ke arahnya dengan membawa setumpuk buku. 

"Yah kan gak jadi beli minum dah gue" gerutu Nana sambal membalikkan badan berusaha kembali ke kelas dengan diam-diam. Ia berusaha terlihat seolah kembali dari toilet. 

" Aku ingin tahu.." batinnya terus mengatakan itu seketika saat teringat wajah cowok bersepatu merah yang sangat tidak asing di matanya. 

Aku benar-benar ingin tahu


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AMIGO 2018Where stories live. Discover now