#2 : PAGI SENIN (II)

14 3 2
                                    


Kinan memasuki kelasnya yang ramai terasa pengap. Sebagian dari teman-temannya duduk dan mengipas-ngipas wajah mereka dengan buku tipis. Kinan duduk di kursi miliknya yang sudah ramai dengan Ilham, Anto, Riani dan Ria. Untungnya kali ini letak tempat duduk kami tepat di bawah kipas angin. Jadilah mereka semua memperebutkan kursi milik Kinan.

"Yang punya kursi dateng woy" seru Anto yang langsung bergegas kembali ke kursi miliknya

Ilham membuka matanya yang terpejam melirik Kinan yang sudah berdiri di hadapannya

"Bentaran dong nan, sumpah panas banget.. ketek gue basah banget nih"

"Jorok banget sih lu !" omel Riani dengan wajah masam

Kinan duduk di kursi milik Ilham seolah memperhatikan wajah Ria dengan seksama. Ria yang dipandang merasa salah tingkah dan senyum-senyum tidak karuan.

"Kinan kenapa kok ngeliatin muka gue gitu banget ?" senyumnya menghiasi wajah manis Ria

Kinan hanya menggeleng sambil tersenyum. Tanpa disadari Ilham, Anto dan Riani ikut memperhatikan wajah Ria secara bersamaan. Tingkah mereka makin membuat Ria semakin salah tingkah dan menutup sebagian wajahnya dengan buku.

"Ih kalian pada kenapa sih ? tau kok muka gue jelek" saut Ria minder

Riani tertawa renyah "Lo pikir gue mau ngeliatin muka orang jelek" ucapannya diseringai oleh Ria sambil mengangguk tanda setuju.

"Gue tau apa yang lo liat Nan.." Anto menatap Kinan dengan yakin

"Kenapa kenapa ?" tanya Ilham penasaran

Semua mata tertuju pada Anto

"Masa lo gak liat sih Ham ? lo liat kan Riani ?"

Riani yang ditanya hanya mengerutkan kening sambil menyusun buku-buku miliknya ke atas meja.

"To, muka gue kenapa ? gue khawatir nih " seru Ria setengah panik sambil memegang wajahnya. Ia juga berupaya mencari sesuatu hal yang bisa dijadikan cermin.

"Palingan ngawur" celetuk Riani cuek

"Nan, gue tau alasan lo ngeliatin Ria begitu amat dan cuma kita berdua yang ngerti.." ujar Anto

"Yaudah sih langsung aja ngomong gemes gue jadinya sama lo lama banget ngomongnya" omel Kinan

Anto menatap mata teman-temannya satu persatu, terutama Ria yang menatapnya dengan tatapan memohon agar kalimat yang keluar dari mulut Anto bukan suatu hal yangs serius.

"Muka Ria cepet banget merah" jawab Anto pendek, dengan cueknya ia membuka buku tulis sementara teman-temannya merasa heran.

"Maksudnya ?" tanya Ilham

Anto menaikkan pundak dan berkata "Yaudah gitu doang. Muka ria cepet merah kalo diliatin orang. Dia cepet banget saltingnya"

Kinan langsung mengomeli dirinya sendiri karena harus mendengarkan celotehan tidak berguna dari Anto. Sekejap saja Anto mendapat tatapan sinis dari teman-temannya. Ia bahkan masih saja bertanya kenapa dia harus mendapatkan perlakuan dingin dari teman-temannya karena ia hanya bercanda.

"Bodo amat" ujar Ilham pendek

"Kan udah gue bilang. That's Nonsense. Wasting time" sambung Riani sambil menguap membuat Anto harus melemparkan tatapan sinis padanya.

"Sana lu Ham, gue mau duduk" tukas Kinan

Ilham berdiri dan berjalan menuju kursinya sambil mencolek Anto yang masih terkekeh-kekeh padahal leluconnya sangat garing bin garing.

AMIGO 2018Where stories live. Discover now