Kamu bukan kesalahan, kamu adalah kegagalan terbesar dalam hidup saya.
.
.
I Nugroho Fatahillah
.
.
"Taxi, atau jalan kaki?"
"Kan, tinggal nyeberang."
"Oh..."
Ayuni terkekeh, menertawakan tingkah Nugroho yang sejak tadi terlihat cemas.
Ia berjalan dengan buru-buru, ah... Pasti juga gara-gara dirinya tadi. Ayuni sendiri tidak tahu, darimana munculnya keberanian itu?
"Tungguin dong. Jangan cepet-cepet!"
Pria itu tidak mengindahkan ucapan Ayuni, terus berjalan--dan menggenggam paksa tangan gadis itu ketika mereka menyeberang jalan.
Kenapa tidak menggunakan jembatan layang saja? Jaraknya lumayan jauh. Akan lebih efisien jika menyebrang jalan dengan manual saja.
"Kamu masih punya waktu buat lari sekarang. Nanti kalau kita sudah di Hotel, kamu nggak bisa kemana-mana."
"Emang kamu mau ngapain?"
Mereka berhasil masuk ke dalam lift yang sepi. Hanya mereka--dan Nugroho tidak membuang kesempatan untuk mendorong Ayuni di dinding, mencuri ciuman panas dari gadis itu.
Sumpah.
Demi Tuhan.
Ayuni tidak tahu harus bereaksi seperti apa? 28 tahun, nyatanya tidak merubah apa-apa. Ini masih menjadi ciuman pertamanya. Ah, bukan-bukan. Mungkin dahulu pria ini pernah menciumnya. Tapi, Ayuni hanya tidak menyangka bahwa sosok yang kembali menciumnya adalah orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR TIMES
RomansaOur Times | Saat jauh, waktu seperti bergerak mati. Saat bersamamu, dunia seolah silih berganti. Raden Ayu Nidya Pramusita, maukah kamu menghabiskan waktu tersisa untuk bersama saya? Kamu bukanlah kesalahan yang pernah saya punya, kamu...