2. sebuah rasa

38 5 0
                                    



" siska, sepertinya aku tidak akan pergi ke acara itu "

Saat ini seorang teman kelas ku sedang berada di rumah ku, kami juga sangat dekat. Namanya siska, dia orang yang sangat pendiam. Kadang aku tak mengerti ketika ia diam, apa yang sedang ia pikirkan ? dia tidak pandai mencari teman bahkan sampai sekarang pun kami akan naik ke kelas XI, ia belum juga menghafal nama teman-teman di kelas. ahhh mengapa aku di kelilingi dengan teman-teman yang aneh??

" mengapa demikian ? apa kau sakit ? "

" tidak, hanya saja.....ahh entahlah....." aku membantingkan tubuh ku keatas kasur " kau tahu sis, ada sesuatu yang ku beritahukan kepada mu. tak tahu mengapa, sepertinya aku menyukai frans "

" what ? kau bercanda ? "

Siska benar-benar terlihat terkejut

" aku tak barcanda dan aku juga tak tahu mengapa aku bisa menyukainya, huuuffff aku benar-benar gila "

" tak apa, menurut ku frans tampan. Apalagi dia sangat terkenal di sekolah, semua siswi akan memujah nya. Tak heran sih jika kau menyukai nya "

" apa kata mu, frans tampan ? " tanya ku heran

" ya, dia tampan. Bahkan aku salah satu fans nya " jawab siska sambil tersenyum

" apa ? "

" kau seharusnya bersyukur bisa dekat dengan frans. Kau tahu, banyak gadis-gadis yang menginginkan posisi itu. bahkan lebih "

" aku tahu, tapi aku tak pernah berpikir jika dia itu tampan. Apa yang membuat nya tampan? "

" lalu mengapa kau menyukainya ? "

" dia baik ? dia anak Tuhan ? maybe ! "

" dasar kau, cepat mandi sana. Kita akan terlambat " ucap siska sambil melemparkan handuk kewajah ku

Aku berjalan masuk ke kamar mandi, pikiran ku terus mengingat perkataan siska. Frans tampan ? tidak tidak, dari awal bertemu sampai sekarang dekat dengannya, aku tak pernah merasa dia tampan.

Ya aku akui dia adalah siswa favorit di sekolah kami, bahkan dia adalah siswa terpintar di daerah ini. Tapi untuk kategori tampan, aku merasa itu mustahil. Tapi kalau ia tak tampan, mengapa semua siswi di sekolah mengidolakannya? Entahlah.....!

***

Saat ini suasana tampak ramai. ya walaupun yang hadir hanya dari kelas kami serta wali kelas, tapi itu mampu membuat rumah salsa terpenuhi dengan kegaduhan kami. Di tengah keramaian ini aku tak melihat sama sekali ayah dan ibu salsa, apa mereka disini ? atau mereka sedang bepergia? Bukannya sok ingin tahu, tapi akan aneh rasanya jika membuat party tanpa orang tua di rumah.

Sejak tadi aku tak melihat frans sama sekali, anak itu mulai menghilang lagi. apa dia bersama salsa? Mungkin !

" celia "

Aku melirik kearah orang yang memanggil ku, frans!

" kau terlambat " katanya

" hanya lima menit " ucap ku heran

" ya tapi itu sama saja dengan kau terlambat, lalu apa yang kau minum itu ? alkohol ? " tanyanya sambil melihat gelas yang ku genggam

" ini hanya fanta, lagi pula aku tak pernah mau meminum alkohol "

Dia tersenyum

" oh iya, lalu bagaimana dengan salsa ? apa dia kembali pada mu lagi ? "

" kau ini bicara apa, sudah jelas malam ini dia bersama pacarnya "

" benarkah ? wahhh..., pasti menyakitkan sekali "

" tidak. Kau tahu celia, aku punya hal yang ingin dibicarakan dengan mu. ayo ikut "

Frans menarik ku hingga ketaman depan, disini sepi karena party di adakan ditaman belakang dekat kolam renang. Tak ada siapa-siapa selain aku dan frans.

Dia mengajak ku duduk, raut wajahnya sangat serius. Ya aku bisa melihat itu.

" apa yang ingin kau bicarakan ? "

" kau tahu elsa kan, aku menyukainya "

Jujur aku merasa lain sekarang, bahkan suasana malan ini pun sangat berbeda. Aku cemburu, aku tahu itu.

" ada apa dengan mu, sepertinya kau tak kelihatan senang " tanyanya

" apa maksud mu, aku hanya membenarkan apa yang selama ini aku pikirkan. kau tahu, sudah lama aku mengetahui jika kau menyukai elsa. Dari cara mu berbicara dengannya, tatapan mu padanya sampai sikap mu padanya pun berbeda. "

" jadi kau sudah tahu. Lalu apa yang harus aku lakukan ? menyatakan perasaan padanya ? "

" mengapa kau bertanya pada ku ? kau tahu frans, semuanya kembali pada mu. sebanyak apa pun pendapat yang aku berikan, tapi jika hatimu menolak maka itu tak artinya. Jadi semua terserah kau "

" ahhh celia, ini membuat ku gila " frans mengacak-acak rambutnya

Aku hanya tersenyum melihat itu. what ? tersenyum ? oh gila !

Ya aku tersenyum, meskipun memang dalam hati aku merasa sakit tapi tak mungkin aku menampakan itu.

" celia " panggil siska yang kini berdiri tak jauh dari arah kami

" siska, ku pikir kau tak akan datang " kata frans

Siska hanya tersenyum

" celia, ayo pulang. aku sudah mengantuk " ucap Siska

" oke baiklah "

" no, celia akan pulang bersama ku " cega frans

" tidak bisa frans, aku datang bersama siska jadi jelas aku pulang bersama dia lagi " kata ku

Frans menghela napasnya " baiklah, aku akan mengantar mu kedepan "

" aku akan berpamitan dulu pada salsa " ucap ku

" tidak perlu, aku sudah mengatakannya " kata siska

" tapi...? "

" ayoooo "

Akhirnya aku kembali ke rumah tanpa berpamitan pada salsa, dasar siska.

***

Malam semakin larut, jam menunjukan pukul 00:30 itu artinya sudah setengah jam yang lalu aku tiba di rumah. Belum ada rasa mengantuk saat ini, aku berjalan menujuh balkon kamar ku. Angin malam ini sangat dingin namun bintang diatas sana akan selalu terus menerangi, suasana kota tampak sepi bahkan suara gonggongan anjing tak terdengar lagi.

Pikiran ku terarah pada satu orang, frans. Bersahabat dengannya membuat ku akhirnya jatuh cinta, cinta yang tumbuh tanpa aku tahu apa sebabnya. Aku tahu dia telah menyukai elsa, gadis cantik keturunan barat yang bersekolah di sekolah kami. Frans tertarik padanya saat pertama masuk di kelas ini, aku tahu itu. bahkan baru pertama saja frans sudah mendekatkan diri pada elsa.

Tak apa, aku baik-baik saja. apa aku yakin ? ya aku harus yakin.

Gila, frans benar-benar membuat ku gila. Tak lama lagi kami akan naik ke kelas XII, itu artinya frans tidak akan sekelas lagi dengan elsa karena yang ku dengar elsa memilih jurusan IPA sedangkan frans memilih jurusan IPS. Ada kemungkinan aku akan sekelas dengan frans, ya aku mengharapkan itu.

****

yeee part dua udah selesaiiiiiiiii jangan lupa like yaaaaa

BerhentiWhere stories live. Discover now