Aku menelepon partner ku yang menggantikanku untuk sift 3 yang sampai saat ini tak kunjung datang. Aku jengkel, dia datang terlambat selama hampir 2 jam tanpa memberitahuku sama sekali sementara hotel sedang crowdid jadi aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja seperti saran Security senior yang berjaga malam ini. Aku memang disini baru 3 bulan lebih, tapi aku cukup akrab dengan hampir semua staff hotel kecil ini yang masih bisa aku hitung jumlahnya. Aku dongkol, kulirik lagi jam di dinding kurang 7 menit lagi sebelum jam 12. Akhirnya aku memutuskan untuk menelepon General Manager untuk meminta pendapat, atau sekedar bertanya apakah mungkin temanku meminta izin untuk datang terlambat karena suatu alasan. Telepon di seberang sana dia angkat pada nada Ke 4 oleh si penerima.
Halo ais, gimana ? Ada masalahkah ? Tanya beliau.
"Maaf mengganggu bapak malam-malam pak, saya hanya ingin menyampaikan bahwa kak Nas hingga saat ini belum sampai hotek pak, saya gak bisa tinggalin karena tamu banyak pak. Sementara ini sudah jam 12 malam. Jadi saya harus bagaimana pak ?" Aku balik bertanya
Oh begitu, yasudah kamu tunggu 5 menit ya saya ke sana sekarang. Sekalian ngecek tamunya okay. Jawabnya membuatku lega.
"Baik pak"Aku menghela nafas, akhirnya aku bisa pulang sebentar lagi tanpa merasa bersalah. Pak GM menepati ucapannya, 5 menit kemudian dia tiba dan lantas menyapaku.
"Gimana ais ?" Ucapnya begitu tiba di hadapanku.
"Apanya pak yang gimana ?" Tanyaku tidak fokus.
"Hahaha kelihatannya kamu sangat lelah, karena kamu tidak biasanya menjawab pertanyaan saya dengan pertanyaan" guyonnya sambil tertawa kecil membuatku kikuk.
"Hehe bapak bisa saja, maksud saya bagaimana tamunya atau bagaimana kak Nas-nya ?"
"Bagaimana tamunya ?"
"Oh iya, tamunya sudah masuk kamar semua pak. Ini list manualnya, dan yang di komputer juga sudah saya tandai, noticenya juga sudah saya buat. Jadi besok pagi tinggal di ambil sama HK dan Bar pak untuk menu sarapannya" jelasku
"Bagus, saya emang gak salah suka sama kerjanya kamu Ais. Sekarang kamu boleh pulang sudah malam, kamu pulang sendiri ?"
"Saya di jemput teman pak, mari saya pulang pak" ucapku seraya bersiap pergi.
"Hati hati ais"
"Iya pak, makasi"Aku meninggalkan ruang Front Office itu dan bergegas menuju luar hotel, yang dimana Arta sudah menungguku. Aku celingak celinguk mencari sosok arta di pinggir jalan, sambil meneleponnya. Arta tak kunjung menganggat telepon dariku, entah dia kemana padahal tadi katanya sudah menunggu di depan hotel. Aku menelpon sekali lagi, lalu pada nada kedua Arta mengangkat teleponnya.
Anti jep ditu, Ata nu di jalan ne. Ngalih roko, jak i Putra (tunggu sebentar disana, Ata lagi di jalan ini. Nyari rokok sama si Putra)
"Oh iya deh"Sebenarnya motor yang di bawa sama Arta itu motorku, karena aku tau motornya sedang bermasalah jadi yasudah aku gak tega liatnya makanya selama aku kerja dia yang bawa motorku untuk kerja atau kemanapun dia mau. Dia baik banget sama aku, makanya gak salah dong aku mencoba sedikit baik sama dia. Lagian aku percaya Arta orang yang baik, buktinya dia selalu bantuin aku, dan selalu ada buat aku kalo aku butuh bantuan.
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
Aku sedang membuka Facebook di handpone saat aku melihat postingan lowongan pekerjaan di sebuah restaurant yang ada di Mall dan kebetulan yang posting temanku. Melihat temanku sedang online Aku iseng mengomentari postingan tersebut dengan mengatakan aku berminat untuk masuk disana. Tanpa kuduga dia langsung membalas komentarku melalui pesan pribadi yang mengatakan kalau aku serius aku bisa membawa surat lamaranku langsung kesana dengan catatan bahwa aku menghubunginya sebelum kesana agar aku bisa lebih mudah di terima disana. Aku fikir tidak ada salahnya aku coba memasukkan lamaran disana, toh hotel tempatku bekerja sekarang tidak bisa menjanjikan apapun buatku. Lelahku gak sebanding sama penghasilan yang aku terima. Akhirnya aku putuskan untuk mencoba memasukkan lamaran di restaurant tersebut.
Singkat cerita aku di terima di restaurant tersebut dan aku bisa mulai masuk di awal bulan. Akhirnya aku menyerahkan surat pengunduran diri di hotel, awalnya pak GM agak kecewa namun akhirnya dia bisa menerima keputusanku.
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
Waktu menunjukan pukul 22:39 saat aku tiba di rumah. Aku segera berganti pakaian, lalu mengambil sepiring nasi lalu ku bawa ke ruang tengah kemudian menyalakan televisi. Aku memindah mindahkan chanel TV karena merasa bosan, saat akhirnya muncul acara ajang pencarian penyanyi dangdut di salah satu stasiun TV swasta. Aku temenung, mengingat biasanya aku menonton acara itu bersama Ayah. Tiba tiba saja aku rindu Ayah. Aku menangis pelan, air mataku tak bisa ku bendung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepanjang Selat Lombok
RandomSaat jarak memisahkan Cinta, tak ada yang kuasa melawannya selain kesetiaan dan keteguhan hati. Seperti Aisyah yang bertemu dengan Roy ketika dia berada di titik terendah dalam hidupnya. Roy mampu membuatnya bangkit. Namun rintangan silih berganti m...