Surat pertama

870 31 0
                                    

Dia adalah satu-satunya pria yang dekat denganku setelah ayah. Dia adalah teman dekat yang ku anggap sebagai sahabat. Dia selalu menempatkan ku di posisi yang selalu nyaman ketika bersamanya. Dia yang selalu ingin melihatku tersenyum bahagia meski bukan karenanya. Dia yang selalu memberiku semangat dalam hal apapun. Dia yang selalu ingin memberikan hal yang terbaik untukku. Dia yang selalu berkata bahwa aku adalah sebagian dari kebahagiaan yang dimiliki dan berharap tak kan pernah kehilangan akan diriku. Tapi sayang itu adalah dulu. Ku rasa aku juga pernah merasakan hal yang sama dengannya tapi ku terlalu ragu akan rasa itu. Rasa yang kian tak pernah aku mengerti dari maksud rasa itu. Rasa yang terus menggebu hingga detik ini.

Kini aku duduk dibangku Madrasah Aliyah Negeri Al-Ahzar. Disini aku memulai kehidupan baru, pertemanan baru dan sekolah baru. Iyaa.. aku sudah lulus satu tahun lalu dari sekolah menengah pertama. Tapi begitu sulit untuk melupakan kenangan yang begitu banyak ketika aku duduk di bangku Smp.

Satu bulan sudah aku berada di pondok Al-Ahzar ini. Teman baru dan kebahagiaan baru mulai ku dapatkan. Dan hari ini adalah kunjungan pertama keluargaku. Aku begitu merindukan keluargaku, aku rindu dengan ayah dan ibu. Ternyata yang berkunjung tak hanya kedua orang tuaku. Adik dan sepupuku juga ikut berkunjung.

"Assalamualaikum kak? Lihat apa yang kubawa?" Sepupuku memperlihatkan sesuatu kepada ku setiba dikamar pondok.

Aku tampak berfikir, untuk apa dia memegang amplop. Iya dia sedang menunjukkan sebuah amplop putih yang bertuliskan.

[To:Aya♥]

"Ciyehh.. bingung yaa. Ayo tebak dari siapa?" Ledek sepupuku

"Dari siapa?" Tanyaku santai

"Yaaa siapa lagi kalo bukan kak dandi yang super duper cerewet ga ada bosennya nanyain kabar kakak"

Aku tersenyum simpul. "Ga ada bedanya sama kamu" ledekku

"Eh sejak kapan aku cerewet?" sambil memanyunkan bibirnya

"Sejak..." aku tampak berfikir

"Sejak apa kak?" Tanyanya penasaran

"Sejak putus sama.." dia membekap mulutku dengan kedua tangannya.

"Kakak ga asyik deh. Ga usah bahas-bahas itu lagi"

Aku hanya bisa tertawa tanpa berbahak-bahak.

"Sudah lah.. ayo kita kebawah kasihan ibu saya ayah nunggunya kelamaan. Gara-gara kamu"

"Tapi suratnya? Ga mau dibaca?"

"Kenapa? Kepo yaa? Sudah ah ayo"

"Yahhh kakak aku kan juga pengen tahu isinya apa. Tau gitu kan aku gausah bela-belain bolos dengan alasan hari ini kelasku libur biar bisa ikut kesini" cerososnya

Aku menghentikan langkahku ketika aku mendengar kata bolos.

Brukhh... anita sepupuku itu benabrakku dari belakang karena tiba-tiba aku berhenti.

"Ka.."

"Kamu berbohong lagi?"

Dia hanya menyengir menunjukkan barisan giginya yang diberi pagar (katasih behel) :v

Setibanya dibawah, akhirnya rindu ini terobati. Ku cium punggung telapak tangan ibu dan ayah dengan balasan pelulan hangat dari mereka. Tak terasa buliran air mata ku membasahi kedua pipi. Ayah dan ibu tersenyum pada ku. Mereka bertanya sudah kah aku kerasan tinggal disini? Bagaimana tidak, tempat ini adalah pilihanku. Kerasan atau tidak ini sudah tanggung jawab ku.

"Ibuu..."

"Iya anakku ada apa?" Ibu sibuk menyajikan makanan yang telah dibawa

"Bagaimana perasaan ibu satu bulan setelah aku tidak lagi dirumah?" Tanya ku pelan

Izinkan Aku Mengenalnya Hingga KesurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang