Mahasiswa bebek

377 19 0
                                    

Hampir setiap sore aku mengejar sebuah senja. Pakaian hitam putih bak pelayan. Terlelap larut malam dan terbangun sebelum mentari menampakkan sinarnya. Berlarian ke sana kemari bagaikan bebek merebut makanan. Patuh terhadap sebuah perintah yang nyatanya tak begitu penting.

"Kamu, kamu kenal mahasiswa yang duduk dibawah pohon itu?" Tanya salah satu mahasiswi kepadaku

"Tidak, ada apa?" Tanyaku kembali

"Tidak apa-apa, aku kira kamu mengenalnya. Oh iya namaku Sinta. Kamu siapa?" Wanita itu mengulurkan tangannya.

"Saya Aya" balas ku seraya menerima ulurannya

Tak lama suara sirine berbunyi menandakan anggota BEM akan kembali pada posisinya. Bentak-bentak tidak jelas menguras suara saja.

Aku berbaris diurutan nomer tiga dari belakang. Sengaja aku tidak pernah suka baris di barisan terdepan. Tiba-tiba datang satu mahasiswa baru yang mengisi barisan kosong di sebelahku. Tampaknya dia habis lari-larian. Sekejap mengatur nafas. Kemudian dia menoleh ke arahku.

"Aya?" Tanya nya
"Iya, kok..." Ucapanku terpotong ketika salah satu anggota BEM menegor kami yang sempat berbincang.

"Kalo ingin berkenalan maju kedepan" ucapnya tegas.

Sontak kami pun diam. Sedangkan BEM tersebut memandang kami sinis dan menjauh.

Aku tak paham, siapa dia yang tak ku kenal namun dia mengenalku. Dia tersenyum padaku sehingga membuatku sedikit risih. Tampaknya dia bukan tipikal anak nakal memang. Hanya saja aku tetap merasa khawatir.

Tak lama kemudian barisan di bubarkan. Waktu sudah memasuki waktu dhuhur. Aku bergegas menuju masjid seorang diri. Tak sadar dibelakang ku terlihat seseorang yang berjalan membututi langkahku. Aku semakin merasa risih dengan orang itu.

"Aya" panggil anak itu.

Aku pun menghentikan langkah ku dan pria itu mulai mensejajarkan posisinya di sampingku.

"Ada apa?" Tanyaku pelan.
"Tidak hanya ingin menyapa saja," jawabnya santai.

Lalu aku pun melanjutkan langkahku. Tidak ada perbincangan antara aku dan pria itu. Sampai saat ini juga aku pun belum mengenal siapa pria itu. Kami pun berpisah di depan masjid.

"Aya, nanti ku tunggu disini kita balik ke tamannya bareng ya," pinta pria itu.

Aku hanya membalas ucapannya dengan senyuman ambigu. Aku mulai bingung dengan pria itu. Dia terlihat sangat mengenal ku tapi tidak dengan diriku. Aku tidak mengenalnya sedikit pun. Tetapi sikap dan perilaku pria itu seakan-akan dia telah mengenalku lama.

Aku pun melangkahkan kaki kananku naik ke beranda masjid menuju toilet untuk mengambil wudhu. Setelah selesai melaksanakan sholat dhuhur aku pun langsung keluar dan menemukan pria itu sudah berdiri tegak tampak cukup lama menunggu.

"Baru selesai?" Tanya pria itu. Dibalas anggukan kecil oleh ku.

....

Hai guys? Wkwkwk ada yang kangen cerita ini ngga sih? Ngga ya? Hmm sudah kuduga.

Berapa bulan digantungin? Wkwkwk
Gimana sih rasanya digantungin.

Iseng-iseng nih gua update cuma pen tau ada yang RINDU ngga. Hehehe..
Kalo ga ada mah ga masalah sih. Wkwkwk
Buat pembaca setianya acuuu maafkeun. Author sibuk sama tugas kuliah huhuhu... Doakan saja kuliahnya lancar. Terus sering update deh ❣️❣️❣️

Izinkan Aku Mengenalnya Hingga KesurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang