Malam itu kira-kira tepat pukul 01:00 dinihari angin bertiup cukup kencang dan hujan pun turun dengan derasnya, sesekali petir menyambar dengan suara yg dapat memekakkan telinga.
Saat itu disebuah rumah seorang gadis kecil terbangun dari tidurnya akibat mendengar suara petir tersebut, perasaan takut dan gelisah bercampur menjadi satu ditambah lagi dia ingin pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Gadis kecil itupun memberanikan diri untuk pergi dan segera bangkit dari tempat tidur kemudian bergegas melangkah meninggalkan kamarnya.
Dalam keadaan yg cukup gelap sambil mencari kontak lampu yang berada di dekat jendela meja makan, si gadis terkejut karena melihat sebuah cahaya berwarna merah seperti sebuah bola mata yang berada di dekat dapur menatap tajam kearahnya.
Dengan perasaan takut yang semakin memuncak membuat dia harus mengubur niatnya untuk pergi ke kamar mandi, kemudian langsung mengambil langkah seribu dan berlari menuju kamar ibunya.
"ibu...ibu...bangun bu...buka pintunya!!", Panggil gadis itu dengan suara gemetar.
Berharap sang ibu cepat membuka pintu, dia mencoba menggunakan tangan kecilnya untuk menggedor pintu itu sambil sesekali menoleh kebelakang.
Tidak lama kemudian sang ibu terbangun setelah mendengar suara panggilan putrinya dan segera bergegas membuka pintu kamar.
"Ada apa Molly, kenapa kamu ketakutan?", Ungkap sang ibu melihat anaknya yg sedang gemetar kemudian memeluknya.
"Saat ingin pergi ke kamar mandi, aku melihat hantu di dekat dapur dan matanya berwarna merah!",
"Ehhh...benarkah?", Merasa kaget dan penasaran, sang ibu mencoba pergi ke arah dapur sambil menggenggam tangan putrinya itu.
Suasana semakin mencekam ketika mendekati dapur tersebut dan benar saja cahaya merah tadi masih menatap kearah gadis itu, sang ibu yang tidak ingin anaknya terus ketakutan langsung menuju kedekat jendela dan menghidupkan kontak lampu yang berada di dinding.
"Ahahahaha... maaf tadi setelah makan malam ibu lupa memasak nasi dan baru teringat beberapa menit yg lalu", Dengan sedikit tertawa dan lampu sudah menyala sang ibu mencoba menjelaskan pada anaknya.
Ternyata itu hanyalah sebuah lampu Rice Cooker (penanak nasi) yang akan berwarna merah ketika memasak nasi.
"Woiiii!!!... Kenapa cerita nya menjadi seperti ini! Bukankah tadi horor dan apa gadis itu sebelumnya tidak pernah melihat Rice Cooker itu di dapur!", Ujar Marrie dengan sedikit berteriak.
"Puhehe!... Itu lucu sekali Alice, untung saja Rice Cooker dirumah ku lampunya berwarna orange", Sambung Anna dengan cekikikan mengikuti Alice.
Melihat senyum lebar mereka berdua dan kebodohannya membuat Marrie ingin memukul nya. Saat mereka tengah asik mengobrol tiba-tiba HP milik Alice berbunyi.
Kringgg~Kringgg~Kringgg...
"Oh kakak, ada apa?"
"Kakak mungkin akan pulang terlambat karena mampir dulu untuk membeli bahan makanan dan tolong cuci piring sekalian", Ucap kakak sambil menutup telepon.
"Kalo begitu ayo kita pulang karena hari sudah sore", Ajak Anna kepada Alice dan Marrie.
"Okee", Sahut Alice dan Marrie dengan wajah datar sambil berjalan keluar meninggalkan cafe itu setelah membayar minuman yang tadi di pesan.
Tidak lama setelah mereka berpisah, akhirnya Alice sampai di sebuah rumah kontrakan yang di sewa oleh Zach kakaknya, rumah itu telah ditempati oleh mereka berdua sejak Alice mulai masuk SMA. Jaraknya yang cukup dekat ke kampus dan sekolah Alice, membuat Zach memilih lokasi tersebut ditambah tidak terlalu jauh dari tempat dia kerja paruh waktu.
Sementara orang tuanya tinggal bersama kakek dan nenek di sebuah kota kecil yang cukup jauh dari pusat kota tersebut.
"Aku pulanggg... hmmm sepertinya aku mendengar suara pangeran kegelapan yang ingin menantangku, yoshh!!.. saatnya ganti kostum dan nge-game wahahaha.", Ujar Alice dengan mulai menghidupkan laptop dan membuka potato chips yang sudah standby dari tadi berada di atas meja.
Hari pun mulai gelap dan lampu lampu jalan juga sudah mulai menyala sementara Alice telah lupa dengan tugasnya mencuci piring, tidak lama kemudian terdengar suara pintu berderit dari arah depan rumah.
"Kakak pulang", Sambil berjalan menuju dapur untuk meletakkan barang belanjaan nya, Zach kaget ketika melihat setumpuk piring kotor yang belum dicuci. Zach yang kesal lalu mendatangi kamar Alice dengan aura kegelapan.
"Aliceee!!! Kenapa piring belum di cuci bukankah sudah kubilang tadi dan kamarmu kenapa berantakan seperti ini, sepertinya kakak harus menyita laptop mu!", tegas Zach marah melihat kelakuan Alice yang hanya bermalas-malasan di hari Minggu.
"Waaaaaa... jangan sita laptopnya tolong ampuni hamba, akan hamba bersih kan sekarang juga", Ucap Alice merengek sambil berguling-guling dilantai.
Akhirnya Alice membersihkan kamar nya setelah itu mencuci piring sambil kena ceramah oleh kakaknya, sementara Alice mencuci piring Zach bersiap untuk mandi setelah itu memasak makan malam.
"Oh ya Alice! Besok kakak akan pergi pagi-pagi sekali untuk mengembalikan buku catatan Eilen karena dia ada kelas pagi di kampus setelah itu kakak langsung ketempat kerja kebetulan besok tidak ada kelas", Ujar Zach sambil bersiap untuk memasak.
"Okeee....kalian akrab sekali,apa kalian sudah berpacaran?", Singgung Alice penasaran.
"Jangan tanya yang aneh-aneh, Eilen sudah banyak membantu ku termasuk mencarikan rumah kontrakan ini. Memang banyak yang bilang seperti itu tapi kami hanya berteman dan yang kulakukan ini lebih kepada bagaimana cara ku untuk menghargai dan membalas budinya, walaupun aku juga ingin tahu siapa seseorang yang disukainya", Jawab Zach mencoba menjelaskan.
"Iya~iya aku mengerti... bagaimana kalau kutanyakan ke Anna, mungkin dia tahu siapa yang disukai kakaknya itu", Ujar Alice mencoba membantu.
"Tidak usah.... lupakan saja yang kukatakan tadi", Langsung menolak bantuan Alice.
Setelah makan malam Alice kembali kekamarnya untuk melanjutkan main game, sementara Zach hanya membaca buku sambil sesekali membalas pesan yang masuk ke HP nya.
Bersambung......
Tolong Vote dan Commentnya.
YOU ARE READING
Fantasy Alice
Teen FictionNamanya Alicia Barker Jeager Mc Jansen biasa di panggil Alice, seorang murid kelas 1 SMA yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan Fantasy gilanya bersama teman-teman nya Marrie Thompson, Anna Barbara serta yang lainya. Memiliki seorang kakak bern...