1

95.8K 5.9K 340
                                    

6 Bulan kemudian.

Setelah proses perceraiannya di kabulkan oleh hakim, Sea mulai bekerja di Wedding Organizer. Ia tidak ingin menerima uang dari Javan yang selalu dikirimkannya setiap bulan. Sebagai perempuan, ia mempunyai harga diri. Tidak ingin terlihat lemah dihadapan pria.

Masalah harta gono gini, ia tidak pernah meminta itu. Biarkanlah semua itu milik Javan dan ia juga tidak merasa membeli semua itu. Walaupun, hakim mengatakan berapa persen harta gono gini untuknya. Tapi, ia tidak pernah mengambil itu semua. Sea yakin tuhan selalu memberikan rizki setiap orangnya.

"Sea sudah sarapan?" Tanya Hasna salah satu patnernya di tempat kerja.

"Sudah."

"Yahh, tadinya aku mau mengajakmu sarapan pagi. Iya sudahlah aku sarapan dulu ya, tolong kalau ada yang datang kamu tangani dulu."

"Ok." Jawab Sea.

Pekerjaan sebagai Wedding Organizer tidak terlalu berat. Namun, permintaan pembelilah yang aneh-aneh membuat Sea pusing.

"Maaf bu, ada pelanggan." Ucap Satpam itu.

"Oh, persilahkan masuk pa. Langsung saja ke meja saya karena Bu Hasna sedang pergi." Jawab Sea.

"Baik Bu."

Sementara menunggu customer masuk, Sea mempersiapkan seperti katalog dan lain-lain.

"Permisi." Ucap seorang perempuan depan ruangan Sea.

Sea berdiri dan mempersilahkan masuk. "Silahkan Bu, masuk." Perempuan itu duduk di depan Sea, "Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin menggunakan jasa wedding organizer ini untuk pernikahan saya yang akan di selenggarakan 2 bulan lagi." Ucapnya.

"Boleh saya tau, ibu namanya siapa?"

"Saya Clara."

"Baik Bu Clara, disini ada katalog dari WO kami. Bisa di lihat terlebih dahulu yang pertama ada paket sederhana.." Ucapan Sea terpotong.

"Berikan saya pelayanan yang paling bagus, saya akan memberikan berapapun."

"Baiklah, kami mempunyai paket VIP harganya cukup mahal. Dan fasilitas yang kami berikan mewah untuk pernihan Bu Clara."

Sambil mengankat tangannya dan menjentrikannya. "Saya mau itu untuk pernikahanku."

"Baik, saya akan mencatat biodata tentang pernikahan Bu Clara." Sea mengambil kertas dibawah laci kerjanya dengan badan yang menunduk.

"Sayang lama sekali, aku ada rapat sebentar lagi dengan perusahaan lain." Suara ini sepertinya Sea kenal, tidak asing dengan suaranya.

"Ini udah ko, kamu yang urus ya. Aku males."

"Kenapa aku? Bukannya kamu yang akan mengurus semua ini."

"Kamu mau gitu aja sama aku? Aku akan bunuh bayi ini di depan matamu."

Terdengar hembusan nafas kasar. "Iya aku yang akan mengurusnya."

"Terima kasihh sayang."

Setelah mendapatkan kertas yang dibutuhkannya Sea kembali ke duduk tegap dan menghadap kedepan. Padangan pertamanya jatuh kepada pria dihadapannya.

"Javan." Gumam Sea.

"Bu, pekernalkan ini calon suami saya." Ucap Clara seolah-olah tidak mengetahui kalau wanita dihadapannya ini adalah mantan istri Javan.

"Oh ya, Saya Sea Pa." Sea mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Javan.

"Saya Javan." Pandangan Javan tajam menatap Sea.

Tangan Sea teru di tahan oleh Javan hingga intruksi dari Clara menyadarkannya. "Sayang lepasin tangannya." Javan melepaskan tangan Sean.

Sean menatap mata Javan ada sedikit kerinduan darinya untuk Javan. Kenapa takdir seolah mempermainkan Sea, bertemu kembali dengan Javan adalah hal terberat untuknya. Apalagi, dirinya yang mengurus pernikahan mantan suaminya itu dengan perempuan selingkuhannya.

"Bu, calon suami saya yang akan mengurus semuanya." Ucap Clara, "Sayang, aku pergi dulu ya. Ada arisan yang harus datangi." Clara mencium bibir Javan sekilas lalu pergi begitu saja.

Javan duduk di depan Sea yang kepalanya menunduk fokus kepada kertas-kertas di hadapannya.

"Apa kabar?" Ucap Javan membuka percakapan mereka.

"Baik, seperti yang kau liat aku baik-baik saja."

"Tapi aku yang tidak baik-baik saja Sea." Gumam Javan yang bisa di dengar oleh Sea.

"Pa Javan, bisa mengisi biodata ini." Ucap Sea mengalihkan pembicaraan dan menyerahkan kertas kepada Javan beserta pulpennya.

"Kamu benar-benar sudah melupakanku?" Tanya Javan yang tidak di tanggapi oleh Sea. Dalam hati Sea ingin berteriak didepan wajah Javan kalau dirinya tidak bisa melupakan pria itu. "Aku selalu menunggumu Sea, aku tidak ingin kehilanganmu."

"Cukup Pa Javan, bersikaplah profesional jangan sangkut pautkan ini dengan masa lalu kita yang sudah berakhir." Ucap Sea kesal, ia merasa seolah dirinyalah yang bersalah disini. Padahal semua ini terjadi karenanya.

"Kita belum berakhir Sea." Jawabnya.

"Kita sudah berakhir Javan, tidak ada lagi tentang kita. Sekarang hanya ada aku sendiri dan kamu bersama calon istrimu, dan aku tidak menyangka teganya kamu memilih WO disini untuk pernikhanmu. Atau kamu sengaja ingin membuatku cemburu?"

Javan menggelengkan kepalanya. "Maaf aku tidak tau, kalau WO yang dipilih Clara adalah WO tempatmu bekerja."

"Sudahlah, aku malas berdebat dengamu Javan. Lebih baik Pa Javan keluar, masalah ini biar nanti saya urus."

Javan memandang Sea tajam. "Aku tidak akan melepaskanmu Sea. Aku akan mendapatkanmu."

***

Next chapter? Siapa yang tadi mau nonjok Javan? Hihi

Maaf kemarin aku lupa nama pemeran cewenya hehe makannya di unpublish

My Posessive Ex Husband (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang