3.2

68.2K 4.5K 187
                                    

Keesokan harinya,  Sea masuk lebih pagi dari biasanya ke kantor. Ia ingin lebih cepat membereskan pekerjaannya. Rasanya ia ingin istirahat melihat besok adalah hari libur.

Sea membuat kopi susu di kantornya, kebiasaan dipagi hari. Ia suka membuat kopi dan membeli beberapa cemilan untuk disimpan dimejanya.

Hasna datang ke kantor ketika jam sudah menunjuk angka 8. "Sea, Tumben jam segini sudah ada di kantor?"

Sea tersenyum. "Iya bu, oh ya bu. Customer kemarin aku tidak ingin meneruskannya."

Hasna menghampiri Sea. "Kenapa?"

"Pokonya tidak bisa bu, lebih baik aku menangani customer lain saja."

Hasna menghembuskan nafasnya. "Iya sudah, kalau kamu tidak bisa."

"Maaf ya bu,  dan ini aku titip barang untuk customer itu." Sea memberikan kantong kecil berisi cincin berlian yanh diberikan Javan padanya.

Hasna mengambil kantong kecil yang diberikan Sea. "Ok." Lalu pergi begitu saja ke mejanya.

Sea melanjutkan pekerjaannya dengan cepat sampai-sampai tidak terasa sudan menjelang siang.

"Sial,  pulpen dan hvs habis." Sea berdiri dan menghampiri Hasna meminta keluar sebentar untuk membeli beberapa Alat tulis kantor.

"Bu,  aku izin kedepan mau beli Pulpen dan HVS."

"Iya."

Sea berjalan kearah toko buku,  setelah selesai membeli beberapa Alat tulis. Ia kembali ke kantor di perjalanan menuju kantor tiba-tiba ada yang menariknya ke sebuah gang gelap.

Pria itu membekap mulutnya dari belakang sehingga Sea tidak bisa melihat siapa yang menariknya.

"Jangan berteriak atau aku akan terus menutup mulutmu." Ancam pria itu,  Sea mengangguk.

Pria itu melepaskan tangannya dan membalik Sea serta menekan Sea ke tembok.

"Javan, kamu apaan sih!"

"Kenapa kamu menghindar?" Tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Sea.

"Aku tidak menghindar."

Javan tersenyum miring. "Tidak menghindar, terus kenapa kamu tidak ingin mengurus keperluan pernikahanku?"

"Karena itu bukan tugasku!"

"Aku ingin kamu yang mengurus semuanya atau kantor WO mu itu akan aku buat bangkrut." Dalam hati Javan setidaknya sebelum ia menikah,  ia ingin menghabiskan waktunya bersama Sea.

"Aku.. Tid.." Ucapan Sea terpotong karena Javan menciumnya kasar.

"Emm..." Sea mendorong Javan dengan keras. Namun,  apalah tenaga wanita lemah sepertinya melawan pria kekar seperti Javan tentunya kalah.

Javan terus menciumnya. Sampai Sea kehabisan nafas baru Javan melepaskan ciumannya.

Plak..!

Sea menampar Javan. Kelakuannya kali ini sudah keterlaluan,  bisa-bisanya dia menciumnya.

"Aku membencimu Javan!"Teriak Sea terus berlari dengan cepat ke kantornya, takut Javan mengikutinya dan menangkapnya kembali.

Sesampainya dikantor,  Sea mencoba bersikap seperti biasa. Seolah tidak terjadi apa-apa padanya tadi.

"Lama sekali Sea." Tanya Hasna ketika melihat Sea datang.

"Iya bu,  tadi penuh banyak yang beli di tokonya."

"Oh,  tadi Pak Javan kesini dan dia tidak menerima barang itu. Katanya itu milikmu."

Sea mengangguk. "Terima kasih bu."

Di sana Javan memegang pipinya, bekas tamparan Sea padanya. Javan tidak bisa melepaskan Sea begitu saja,  karena hatinya tidak rela melepaskannya.

"Kau milikku."

****

Sedikit?  Ini lanjutan yang kemarin iyaaaa...

My Posessive Ex Husband (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang