Sea mencoba melupakan pertemuannya kemarin dengan Javan. Ia tidak ingin lagi mengingat apapun tentang Javan karena sesuatu yang berurusan dengan Javan akan membuat hidupnya kacau kembali atau lebih tepatnya, ia takut hatinya sakit.
"Sea." Panggil Hasna.
"Ada apa bu?"
"Emm.. Bagaimana menjelaskannya ya."
Sea mengkerutkan dahinya, bingung dengan apa yang akan dijelaskan Hasna padanya. "Menjelaskan apa bu? "
Hasna menghampiriku dan duduk di depan meja kerjaku dengan tangan yang saling bertautan seolah susah untuk mengucapkan beberapa kata.
"Ada salah satu customer yang tidak ingin dilayani olehku."
"Loh ko begitu bu? Memang pelayanan kita kurang? Mana customernya bu. Biar aku bilang kalau pelayanan kita itu sangat bagus." Sea bangkit dari duduknya hendak keluar dari ruangannya menuju ruangan depan tempat dimana customer dilayani atau menunggu.
Hasna mencekal tangan Sea. "Duduklah Sea, masalahnya bukan pelayanan kita yang buruk atau WO kita. Tapi dia..."
"Dia.. Apa?"
"Dia ingin kamu yang mengurus semua keperluan pernikahannya."
Sea mengangkat alisnya. "Ok, kalau itu hal gampang bu. Kenapa tidak bilang dari tadi, aku bisa ko bu. Walau itu bukan tugasku."
Hasna menatap Sea dengan tatapan terimakasih. "Makasih Sea, dia ada di depan temuilah."
Sea mengangguk dan berjalan keluar rungan menuju meja tempat Hasna bekerja.
Sea duduk dan melihat customer itu sedang membelakanginya sambil duduk dan menerima telepon. Ia sabar menunggu customer itu selesai menerima telepon.
Customer itu menyudahi teleponnya dan membalik badan.
"JAVAN!" Sea menutup mulutnya yang berteriak, semua orang yang ada diruangan itu menatapnya.
"Hallo sayang."
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Kita tidak ada waktu lagi." Javan menarik Sea dengan paksa hingga Sea menabrak meja.
"Duhhh pelan dong."
Javan membuka pintu mobil dan menyuruh Sea masuk, lalu Javan masuk di kursi kemudi. Javan menjalankan mobil dengan kecepatan sedang.
"Mau kemana Pak Javan?" Tanya Sea.
"Beli cincin." Sea memandang Javan heran.
"Itu bukan tugasku Pak Javan, anda bisa membelinya bersama calon istri anda yang cantik dan sempurna." Sindir Sea.
Javan tersenyum dan mengusap kepala Sea. "Jadi cemburu nih?"
"Siapa yang cemburu." Sea memalingkan wajahnya yang memerah akibat prilaku manis Javan padanya.
Mobil Javan berhenti di toko mas berlian yang tekernal dan mahal. Javan membuka pintu untuk Sea. Sea berjalan duluan ke arah toko sedangkan Javan mengikutinya dari belakang.
"Selamat siang Pak Javan. Kami telah menyiapkan model-model terbaru." Ucap Karyawan toko tersebut, sebelumnya Javan telah menghubungi pihak toko untuk menyiapkan berlian yang paling bagus untuknya.
Sea menatap keseliling penjuru toko dan melihat semua berlian yang dipanjang di toko tersebut.
Javan memeluk pinggang Sea dengan erat, karena melihat pengunjung pria yang menatap Sea lapar dan seolah memujanya. Sea yang asik melihat berlian yang di sodorkan oleh karyawan itu tidak menghiraukan Javan yang memeluk pinggannya.
"Pilih yang mana sayang?" Ucap Javan menayadarkan Sea.
"Jangan memanggilku sayang." Marah Sea.
"Marahnya jangan lama-lama sayang, nanti malam kan bagian jatahku jadi jangan marah yahhh." Sea manatap Javan tajam, karyawan wanita yang melayaninya tersenyum melihat pasangan romantis yang ada dihadapannya.
"Ibu dan Bapak serasi, saya jadi iri." Ucap Karywan perempuan itu.
"Dia.." Ucapan sean terpotong.
"Terima kasih, hampir semua orang bilang begitu pada kami." Jawab Javan membuat kekesalan Sea semakin bertambah.
Javan melihat berlian dan memilih yang cocok untuk pernikahannya dengan Clara. "Saya pilih yang itu saja." Ucap Javan pada karyawan itu, Javan memilih cincin yang mewah dan berlian yang banyak di atas cincinnya karena ia tau kalau Clara menyukai barang yang mahal serta mewah.
Seraya Javan memilih, Sea berkeliling melihat berlian yang lain dan ia jatuh pada cincin berlian bermata satu yang berwarna merah. Ia hanya memandanginya karena tau pasti harganya selangit untuk membeli itu uang gajinya pun tidak akan cukup untuk membeli satu cincin berlian.
Setelah selesai Javan menghampiri Sea dan memeluknya dari belakang. "Ayo kita pulang, tugasmu sudah selesai."
Sea mengangguk dan melepaskan pelukannya. "Jangan sembarangan meluk nanti mereka mengira aku calon istrimu." Sea berjalan keluar dari toko.
"Aku sangat mengharapkan itu." Gumam Javan.
Sea menunggu di depan mobil Javan, ia kira Javan mengikutinya keluar ternyata pria itu masih didalam toko mengurus sesuatu yang ia tidak peduli itu apa.
Javan keluar dari toko dan tersenyum pada Sea. "Kepanasan ya."
"Sudah tau nanya."
Javan membukakan pintu mobil. "Silahkan masuk sayang." Sea masuk kedalam mobil dengan muka yang kesal.
Javan masuk ke pintu kemudi dan menjalan mobilnya ke tempat Sea bekerja. Ia sengaja tidak menghabiskan waktu terlalu lama dengan Sea karena ada urusan kantor yang harus segera dikerjakan.
Didalam mobil tidak ada yang bicara hanya suara mobil yang bisa mereka dengar. Setelah sampai di Kantor Sea. Sea dengan vcepat membuka pintu mobil ketika Javan membuka kunci mobilnya.
"Tunggu." Javan menahan tangan Sea hingga Sea jatuh kembali duduk di kursi mobil.
"Ada apa?" Tanya Sea.
"Itu ada sesuatu di rambutmu." Javan mendekati Sea.
Sea menahan nafas ketika wajah Javan mulai medekatinya. Ia menatap Javan yang mengambil sesuatu dirambutnya.
"Sudah, itu hanya daun yang terkait di rambutmu."
Sea menatap Javan dengan pandangan heran, perasaan tadi tidak ada daun yang menempel di rambutnya. "Terima kasih." Sea membuka pintu mobil dan berjalan masuk kedalam kantor.
Sea duduk di meja kerjanya, kenapa takdir selalu mempertemukan dirinya dengan Javan? ia harus berbicara pada Hasna agar dia saja yang mengurus keperluan Javan. Ia melihat ke ruang kerja Hasna dan dia tidak ada di sini.
Sea mengambil hpnya dalam tas, tetapi ia merasakan ada benda asing dalam tasnya. "Apa ini?"
Sea membuka bungkusan kado kecil itu dan terlihatlah cincin berlian yang diingiinkan Sea saat berkunjung di toko berlian tadi. Ada secarik kertas di dalam kotak cinciin berlian itu.
'Untukmu, pakailah aku tau kamu menginginkannya.'
Sea menatap cincin itu, ia sangat senang. Tapi, ia akan semakin senang jika Javan memberikannya ketika ia masih berstatus istrinya. Andai dulu Javan seperti sekarang yang baik dan romantis ia mungkin akan mempertahankan pernikahannya dengan Javan.
****
suka ga sama part ini??????? coment dan vote ya nanti update lagi udah siap kirim tinggal klik publish
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Ex Husband (Repost)
ChickLit#24 in chiklit JANGAN DIBACA KALAU HANYA UNTUK NGEJUDE CERITA INI! JAUHI CERITA INI KALAU MEMANG KALIAN TIDAK SUKA! Private follow terlebih dahulu. DONT COPY MY STORY! Perselingkuhan yang di lakukan Javan, membuat pernikahannya bersama Sea putus den...