"Berapa lama lagi aku
Harus memendam rasa ini?"
-Alfito ResiregarSeluruh siswa telah berkumpul di lapangan. Pak Bagyopun menyiapkan barisan untuk upacara. Upacarapun dimulai. ..........'pengibaran sang merah putih diiringi lagu indonesia raya'..........
........'upacara selesai masing-masing pemimpin pasukannya membubarkan pasukannya.'...........
Seluruh siswa pun bubar dari barisan dan kembali ke kelas masing-masing. Aku dan Afifah menuju ke kantin dulu untuk membeli minuman, karna hari ini sangatlah panas.Fito POV
Hari ini aku memutuskan untuk menceritakan tentang perasaanku kepada Varo, Setya dan Dimas. Aku tidak bisa memendam nya lagi. Aku takut jika nanti Via menjadi milik orang lain. Sebelum terlambat aku akan mengungkapkannya. Setelah upacara aku langsung kembali ke kelas. Hari ini cuacanya sangat panas. Semoga hatiku tidak akan jadi sepanas cuaca hari ini.
Tett... Tett... Tett...
Jam pelajaran pertama dimulai.Terlihat pak bagyo guru sejarah masuk ke kelasku. "pagi anak-anak! Hari ini saya akan menerangkan tentang sejarah peperangan ambarawa. Mohon perhatiannya." sapa pak bagyo. Semua murid pun mulai memperhatikan pak bagyo. Dan pak bagyo mulai menerangkan. Entah mengapa hari ini aku merasa malas sekali untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Yang ada di didalam pikiranku saat ini hanya tentang via. Dan bagaimana cara mengatakan perasaanku ini kepadanya. "sudah paham anak-anak?" ucap pak bagyo mebuyarkan lamunanku. "paham pak...!" jawab seluruh murid kelas 7E. "kalau begitu saya beri tugas merangkum bab tentang pertempuran ambarawa. Minggu depan dikumpulkan!" ucap pak bagyo. "iya pak.." jawab seluruh murid kelas 7E. "kalau begitu saya akhiri pelajaran hari ini. Wasaalamualaikum." ucap pak bagyo mengakhiri pelajarannya.
Tett... Tett... Tett....
Bel istirahat berbunyi seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Aku menunggu Varo, Setya dan dimas didepan kelasku. Kemarin aku sudah membuat janji dengan mereka bertiga. Aku sudah tidak sabar lagi untuk menceritakan semuanya. Tak lama kemudian mereka bertiga pun datang. Aku menyambut mereka dengan senyuman dan sapaan "hai kalian sudah datang." "iya. Lo mau cerita apa bro?" ucap Varo. "emm gimana kalau ceritanya di dalem kelas gue aja? Mumpung dikelas sepi." ucapku. " iya deh." jawab mereka bertiga.Kami berempat masuk ke dalam kelasku. Aku tidak sabar lagi, tapi aku juga sedikit gugup. "ayo buruan ceritanya!" ucap Dimas." iya. Jadi gini gays, gue, Satya, Afifah dan Via kan udah temenan dari kecil. Tapi entah mengapa saat gue bersama via gue merasa lebih nyaman. Dulu gue masih belum ngerti apa yang gue rasain. Tapi setelah gue pindah ke Medan gue baru sadar kalau gue itu suka sama via. Semakin hari perasaan gue ke dia semakin bertambah. Saat gue di Medan gue selalu mikirin dia. Gue sayang sama dia. Sebenernya, Gue kesini itu punya tujuan. Tujuan gue itu tak lain adalah cuma ingin bersama dengan dia lagi. Gue ingin selalu berada didekatnya. Gue udah lama mendem perasaan ini. Dan sekarang gue memutuskan untuk mengungkapkannya." aku bercerita panjang lebar. "jadi.. Selama ini loh punya perasaan lebih sama Via?" tanya Setya. "i..ii..iya" ucapku gugup. "kalian mau kan bantuin gue buat dapetin hati Via?" tanyaku ragu. "kenapa lo gak bilang dari dulu aja, kan gue bisa bantu elo dapetin via." ucap Setya. "iya kan gue baru sadarnya pas ada di Medan set.." ucapku. "kalian mau kan bantuin gue sekarang?" ucapku memohon kepada mereka. "ya pastilah kita bantuin lo. Ya kan guys?" ucap Setya. "iya pastilah." ucap Dimas dan Varo. "oke makasih ya guys." ucapku. "didalam persahabatan itu gak ada kata makasih to. Itu udah jadi tugas seorang sahabat untuk membantu sahabatnya. Ya kan var? Set?" ucap Dimas. "iya dong.." jawab varo dan setya serempak.
Varo POV
Hari ini Fito mengajak aku, Setya dan Dimas untuk pergi ke kelasnya. Dia bilang ada yang ingin dia bicarakan. Ini adalah kesempatan untukku, aku akan menceritakan perasaanku yang selama ini aku rasakan saat bersama Via. Aku tidak sabar menunggu jam istirahat, aku tidak sabar ingin cepat-cepat menceritakannya kepada teman-teman ku.
Jam istirahat telah berbunyi, aku tidak sabar lagi.
Aku menuju ke kelas Fito bersama kedua sahabatku. Sampai disana Fito mengajak kita masuk ke dalam kelasnya. Aku sudah tidak sabar lagi ingin bercerita kepada mereka. Aku juga kepo tentang apa yang akan dibicarakan oleh fito.Fito mulai membuka suara, dia bercerita panjang lebar. Dia bercerita tentang perasaannya yang selama ini dia pendam. Dia mengatakan "gue sayang sama Via." "jlep" rasanya hati gue 'kratak-kratak'. Seketika itu rasanya aku ingin menangis saat ini juga. Aku memutuskan untuk tidak jadi memberi tahu tentang perasaanku kepada Via. Fito berkata "lo semua mau kan bantuin gue?". Aku, Dimas dan Setya serempak menjawab iya. Aku berusaha tersenyum meski hatiku menangis. Demi mempertahankan persahabatanku dengan Fito, aku akan mengalah. Aku harus merelakan dia bersamanya. Walaupun itu berat. Fito lebih lama memendam perasaannya. Dan dialah yang menyukainya lebih dulu. Sedangkan aku? Apalah dayaku yang baru saja merasakan betapa beratnya merelakan seseorang yang pertama kali aku cintai. Mungkin ini adalah langkah awal dalam menuju keberhasilan unutk mendapatkan hati seorang Via. Mungkin sekarang aku masih belum memilikinya. Tapi nanti akan aku pastikan bahwa dia akan menjadi milikku seutuhnya. Sekarang aku harus merelakannya dengan sahabatku. Dan aku akan membantu Fito untuk mendapatkan hati Via.
Via POV
Pulang sekolah aku dan Afifah memutuskan untuk main ke rumahku. Sebelumnya aku dan Afifah memutuskan untuk mampir terlebih dahulu ke toko buku. Yap! Aku dan Afifah memang sama sama memiliki hobby membaca novel. Apalagi novel yang bertemakan tentang romansa. Aku dan Afifah memasuki toko buku. Aku dan Afifah mencari novel keluaran terbaru untuk dibaca. Setelah beberapa lama, aku akhirnya menemukan novel yang aku cari. Aku langsung mengambilnya dan membayarnya di kasir. Setelah beberapa menit kemudian Afifah baru menemukan novel yang ia cari dan ia pun segera membayarnya. Aku dan Afifahpun pulang ke rumahku.
Sampai dirumah, aku menyapa bunda "asaalamualaikum, aku datang bunda..." "tumben sore amat kamu pulangnya?"
Tanya bunda kepadaku. "iya maaf bunda, tadi aku mampir ke toko buku dulu untuk membeli novel keluaran terbaru." ucapku. "owh gitu" balas bunda. "eh ada Afifah juga ya?" ucap bunda kepada Afifah. "iya bunda. Assalamualaikum." ucap Afifah sembari mencium tangan bunda. "yaudah kalian masuk dulu, bunda ambilin cemilan sama minuman dulu ya." ucap bunda. " iya bunda." jawab kami berdua.
Sambil menunggu bunda mengambilkan minuman dan camilan, kami berdua berbincang-bincang dan saling bertukar novel. Tak lama kemudian, bunda datang. "ayo ini dimakan dulu cemilannya. Minumannya juga jangan lupa diminum." ucap bunda. "iya makasih bunda sayanggg...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Biru Putihku
Teen Fictionmengisahkan seorang gadis yang tengah menemukan arti sebuah cinta yang sebenarnya. Dan sebuah cinta segitiga yang terjadi didalam persahabatan.