kebahagiaan nyata

62 2 0
                                    

" Kebahagiaan yang nyata adalah ketika
kita kembali bersama."
-Alfito Resiregar

" Hai, kamu ada disini?." ucap Afifah sembari memukul pundak Setya pelan. " Iya, aku baru kemarin pindah ke Bandung lagi." Jawab Setya. " Jadi kamu akan tinggal disini untuk seterusnya?". Tanya Fito. " Iya, dan aku juga akan sekolah di Bandung. Lebih tepatnya di SMP 1 Nusa Harapan." jawab Setya. Aku, Fito dan Afifah saling tatap menatap. " wahhh... Berarti kita satu sekolah dong? Bakalan seru nih". Ucapku, Fito dan Afifah bersamaan. " iya." jawab Setya. "Btw, kamu kenapa pindah kesini lagi?". Tanyaku kepada Setya. "Aku meminta kepada ayahku untuk menyekolahkanku di bandung. Aku ingin kembali bersama kalian seperti dulu." jawab Setya. "owh... Terus sekarang kamu tinggal dimana?" tanyaku lagi. " Aku sekarang tinggal di rumah Budhe ku." jawab Setya. " owh gitu.." ucapku. "Kalian disini ngapain?" tanya setya kepada kami bertiga. "Tadi kami habis jogging, terus kita mampir dulu kesini untuk istirahat. Kalau kamu?". Jawab Fito. "Aku tadi cuma jalan jalan, kebetulan tadi aku lihat kalian ada disini jadi aku berniat untuk menghampiri kalian." ucap Setya. Fito hanya ber 'oh' ria.

Setelah lama kita berbincang bincang dan bernostalgia kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing.

-
-
-
-

Pagi hari yang cerah. Aku segera menuju ke kamar mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini aku akan berangkat sekolah dengan ayahku. Entah mengapa ayahku tiba-tiba mau mengantarku ke sekolah.

Tiba disekolah, aku berpapasan dengan Setya. " eh, via. Kamu mau ke kelas?". Ucap Setya. " iya. Kamu sendiri mau kemana?" jawabku. "Aku mau ke ruang kepala sekolah. Kamu bisa anterin aku?". "oke ayo." akhirnya kita berjalan bersama menuju ruang kepala sekolah.

Selama diperjalanan banyak pasang mata yang menatap kami. Ya! Tepatnya menatap Setya. Memang Setya adalah sosok yang tampan, tinggi dan putih. Apalagi ditambah dengan lesung pipinya, wajar saja mereka menatap Setya dengan tatapan kagum.Setelah sampai di depan ruang kepala sekolah, kami berpisah. Setya berjalan menuju ruang kepala sekolah dan aku menuju kelas. Saat aku duduk dibangkuku Afifah menyambutku dengan sebuah pertanyaan "vi, tadi kamu bareng sama Setya?". Akupun menjawab dengan jujur. " iya tadi dia minta dianterin ke ruang kepala sekolah." Afifah hanya ber 'oh' ria.


Bel jam pertama berbunyi, bu Ratna masuk ke kelas bersama dengan sosok yang tak asing bagiku. Yap! Dia adalah Setya. Aku sedikit terkejut, ternyata dia satu kelas dennganku dan Afifah. "eh fah liat itu didepan bu Ratna sama siapa!". Ucapku sembari memukul tangan Afifah pelan. Afifah langsung menatap sosok yang ada disamping bu Ratna. "wahhh Via! Setya itu Setya. Dia satu kelas sama kita?" ucap Afifah sangat senang. " iya dia satu kelas sama kita." jawabku.

"Selamat pagi anak-anak." sapa bu Ratna. " pagi bu.."
"anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri kamu." ucap bu ratna sembari mempersilahkan Setya untuk memerkenalkan diri. " hai teman-teman! perkenalkan aku Satya Irawan. Kalian bisa panggil aku Setya. Aku murid pindahan dari Medan. Ada yang mau ditanyakan?". " punya Wa? Minta dong nomornya?" ucap sosok perempuan yang duduk di depanku, namanya Lily. Dia cantik, tapi sayangnya dia centil. Aku gak suka sama dia. "Udah ya Lily nanti aja minta nomornya. Sekarang kamu duduk di samping Angga." ucap bu Ratna. Kemudian, Setya duduk di tempat yang telah ditentukan oleh bu Ratna. Setya duduk dengan Angga. Setelah itu bu Ratna memulai pelajaran Matematikanya.

Kring.... Kring... Kring.....

Bel istirahat berbunyi, aku, Afifah dan Setya berjalan menuju kelas Fito kemudian kami ke kantin. Dikantin kami membicarakan tentang masa kecil kami. Saat kami asyik berbincang datang sosok yang asing bagi kami. Dia menghampiri kami. Kami berempat saling menatap bingung. Siapa dia? dan mau apa dia?

Masa Biru PutihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang