keraguan

55 3 0
                                    

"Akankah kita tetap baik-baik saja?
Aku ragu akan ada perasan lebih yang
Akan memisahkan kita?."
-Afifah Nahda rafanda

        Sosok itu mulai mendekat, dia berkata "hai! Boleh gabung nggak?" "iya boleh." ucap kami serentak. Ia pun bergabung dengan kita. Dia membuka pembicaraan "perkenalkan namaku Aldevaro Ramadhan. Kalian bisa panggil aku varo. Aku kelas 7C. Nama kalian siapa?" " Aku Setya Irawan, panggil saja Setya. Aku kelas 7A." setya menjawab lebih dulu. " Kalau aku Alfito Resiregar, biasa dipanggil fito. Kelas 7E." "Aku Nandina Stevia. Panggil saja via. Aku satu kelas dengan Setya." " kalau aku Afifah Nahda Rafanda. Panggil saja Afifah. Aku juga satu kelas dengan setya dan via." "owh. Oke salam kenal, semoga kita akan menjadi teman baik." balas Varo. "iya" jawab Fito mewakili kita berempat. Setelah itu kita saling bertukar cerita. Dan kami saling menukar nomor WA.

"Dengan persahabatan yang baru ini, akankah kita bisa tetap baik-baik saja atau sebaliknya?"
"aku takut akan ada perasaan yang lebih dan akan membuat celah diantara kita?"

         Tett.... Tett... Tett....
    
   Jam pelajaran sudah berbunyi, kami kembali ke kelas masing- masing. Ketika Aku, Setya, dan Afifah akan masuk ke kelas kita dihadang oleh seseorang yaitu Lelly. Sudah aku duga dia akan menagih nomor WA Setya. "Hai Setya." sapa Lelly dengan wajah yang di buat sok imut. " minta nomor WA nya dong Setya Ganteng." lanjutnya dengan nada manja. "Udah ya Lelly jangan ganggu Setya! Setya tuh gak suka sama cewek manja kayak lo!" ucapku dengan nada sedikit tinggi. "iya lel mendingan kamu jauhin Setya deh! Dia tuh gak suka sama lo!" lanjut Afifah. " Apasih kalian! Kok kalian jadi sewot sih, aku tuh minta sama Setya bukan sama kalian! Kenapa kalian yang marah?" tidak terima dengan perkataan ku dan Afifah, Lelly pun ikut naik darah. " Udah-udah jangan berantem! Ini kan hanya hal sepele gak usah diperbesar kali vi, fah. Kamu juga lel lebih baik kamu minta rumus matematika aja biar loh bisa ngerjakan soal matematika daripada minta no WA gue yang gak berfaedah." jawab setya menghentikan pertengkaran kami. Lelly mengerucutkan bibirnya. Tak lama kemudian pak Rahmat datang, kamipun bergegas masuk ke kelas. Dan duduk di bangku masing-masing. " anak-anak silahkan buka dan baca buku biologi halaman 5-8!" perintah pak Rahmat guru terkiller disekolah kami. " iya pak.." jawab murid kelas 7A.

           Tettt...... Tett..... Tettt.....
       
        Bel pulang berbunyi....

             Seluruh siswa pun semburat ke luar kelas. Aku, Afifah dan Setya bergegas menuju gerbang. Kami menunggu Fito dan Varo. Tak lama kemudian, Fito pun datang kemudian disusul dengan Varo. Namun Varo tidak sendiri, ada seseorang disampingnya. Mereka menghampiri kami. "hai teman-teman!" sapa Varo. " hai! Ini siapa var?" tanyaku kepada Varo. "perkenalkan ini saudaraku namanya Dimas Prayogi. Kalian bisa panggil dia Dimas." jawab Varo. Kami berempat hanya ber 'oh' ria. " oh ya dim perkenalkan ini sahabat aku, yang sebelah kiri sendiri itu Fito, dan disebelahnya itu Setya. Dan yang ini namanya Via dan disebelahnya itu Afifah." ucap Varo memperkenalkan kami berempat kepada Dimas. " Salam kenal ya!" ucap Dimas sembari menjabat tangan kami berempat. " iya salam kenal."
"yaudah yuk kita pulang!" ucapku menghentikan percakapan yang tidak akan ada ujungnya ini.Kami pun pulang bersama.


         Sampai dirumah. "Assalamualaikum bunda, Via pulang." "Waalaikumsalam. Wahh anak bunda udah pulang nih. Gimana tadi sekolahnya?" "Alhamdulillah lancar bunda. Oh ya bun, aku punya sahabat baru loh.." " oh ya? Siapa dia?" bunda bertanya. "namanya Aldevaro Ramadhan. Nama panggilannya Varo. Dan Dimas Prayogi. Panggilannya Dimas. Mereka berdua sepupuan loh bun." aku menceritakan tentang sahabat baruku itu kepada bunda. " wah sekarang anak bunda punya sahabat baru nih, kapan-kapan kenalin ke bunda ya." jawab bunda. " siap komandan!" jawabku. " yaudah sekarang kamu ganti baju dulu habis itu makan." perintah bunda. "iya bun". Aku pun segera mengganti bajuku dan makan siang.

          Setelah makan siang aku menatap layar HP ku. Ku lihat banyak notif yang masuk. Ku baca satu persatu pesan yang masuk. Ada satu pesan dari
From Varo :
"hai via. Lagi apa?" 
To Varo :
" hai juga, aku lagi baca novel."
From Varo :
" ohh...., oh ya vi aku punya ide. Gimana kalau kita bikin grup buat persahabatan kita?"
To Varo :
" wah ide bagus tuh. Tapi namanya apa?"
From Vero :
" emm.. Gimana kalau VARYAMASTOVIFAH:)"
To Varo :
" baiklah."
" oke kamu yang buat ya."
From Vero :
" oke."
                Beberapa menit kemudian, ada notif pemberitahuan bahwa Vero telah membuat grup baru bernama 'VARYAMASTOVIFAH' ia menambahkan beberapa orang ke dalam grup tersebut. Tak lama kemudian grup mulai ramai.
Afifah : " assalamualaikum. Wihh grup baru nihh ayo ramein kawan."
Fito.   : " waailaikumsalam. Iya nih."
Setya : "waailaikumsalam."
Dimas: "waailaikumsalam."
Via.   : "waailaikumsalam."
Varo : "waailaikumsalam."
           " teman-teman aku ada rencana besok sore kita main.    
bareng yukk! Untuk merayakan persahabatan baru kita."
Fito. : "oke setuju."
Setya : " setuju."
Dimas: "setuju."
Via.   : "setuju."
Afifah : "setuju"
Setya : " tapi kemana?"
Fito : " kerumah Via aja gimana?"
Varo : "oke"
Via. : " oke deh"
Afifah : "oke, pulang sekolah langsung nih?
Setya : "iya deh fah."
Dimas : "oke sepakat ya besok?"
Varo : " iya."

       
    Keesokan harinya,
    Tettt.... Tett... Tett....
     Bel pulang sekolah pun berbunyi. Kami ber enam langsung bergegas menuju ke rumahku. Sesampai dirumahku "assalamualaikum bunda." ucapku serayah membuka pintu. Tak lama kemudian wanita paruh baya itu menghampiriku sambil berkata "udah pulang nak?" "iya bunda. Oh iya ini ada temen - temen Via bunda. Kenalin ini yang kemarin Via ceritain ke bunda. Ini Varo, dan yang disebelahnya Fito itu Dimas bun."
" oh ini yang kamu ceritain kemarin? Yaudah ayo duduk dulu, bunda buatin minuman." "iya bunda." jawab kami berenam. Lalu kita duduk di atas sofa merah yang ada di ruang tamuku. Kemudian kami berbincang-bincang. Ditengah-tengah perbincangan kami, tiba-tiba bunda datang dengan membawa senampan minuman dan cemilan untuk kami. Setelah itu bunda masuk ke kamarnya. Kemudian, kami meminum dan memakan minuman dan camilan yang telah bunda siapkan. Sambil memamkan camilan kita berbicara tentang persahabatan kami ini. Persahabatan kami ini memang unik berawal dari pertemuan yang tidak disengaja dan akhirnya bisa menjadi persahabatan yang rekat. Jam dinding menunjukkan pukul 16.57 teman-teman memutuskan untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing, Afifah sempat berkata "akankah kita tetap baik-baik saja seperti ini, atau akan ada perasaan yang timbul diantara kami dan menyebabkan perpecahan diantara kita?". Kami diam dan saling menatap satu sama lain. Kami bingung harus menjawab bagaimana?. Tak lama kemudian Afifah pun mengatakan "semoga saja kita tetap baik-baik saja seperti ini." "iya semoga." jawab aku, varo, fito, dimas dan setya bersamaan. Lalu mereka satu persatu meninggalkan rumahku.

         Setelah mereka pergi, aku masih memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh Afifah." akankah kita tetap baik-baik saja?"

Masa Biru PutihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang