Sunday.
07.30 AM"yeon."
"ini siapa?"
"siapa lagi? Ini gue, Heejin."
"tumben nelpon, kenapa?"
"lo jadi kan kerja kelompok dirumah gue?"
"jadi"
"geura atuh kesini yeon"
"hah? Emang ini jam berapa sih?"
Siyeon bangkit dari tempat tidurnya dan melirik jam.
"astaga udah jam set 8?!"
"lo belum apa-apa?"
"be- belum."
"astaga Siyeon, udah gue bilang jangan begadang, nah liat sendiri kan lo jadi kesiangan, geura ka imah atuh udah banyak orang!"
"udah ada siapa aja?"
"Jeno, Guanlin, Jaemin, Somi, sama Hyunjin."
"tunggu gue ya, mau mandi."
"jangan lama-lama ya"
Heejin's House.
Ting Tong.
"Masuk!"
"Eh, Siyeon?"
"Halo semuanya, maaf telat."
"Engga apa-apa kok." ucap Jeno.
"Ayo duduk yeon." tawar Guanlin.
Sementara Jaemin masih fokus megangin hp dia.
"Heh Iqbal! Kamu mau jadi apa main mobile legend terus?" Somi ngerebut hp Jaemin.
"Eh- balikin dong Som, please."
"Gak." Somi masukin hp Jaemin ke tasnya.
"Hadeh malah berantem, gimana ini tugas!" Hyunjin mukul-mukulin pulpen ke kertas.
"Hm, a-" Guanlin mau melontarkan kata-kata tapi terhenti oleh suara bel.
"Masuk aja!" ucap Heejin.
"Halo?" Seseorang mengintip di balik pintu.
"Jinyoung?" Jeno kaget.
"Hm, sorry gue telat."
"Iya gpp, duduk aja." Heejin nuangin teh ke gelas milik Jinyoung.
"Lho, kok gue gatau dia kelompok kita?" Siyeon bisik-bisikan sama Hyunjin.
"Lho, lo gatau? Bukannya gue udah bilang ya?"
"Hah? kapan?"
Siyeon gak fokus sekarang.
Masalahnya...
Orang yang dia suka ada di depan dia.
Siapa?
Iya, Jinyoung.
"Diem-diem bae?" canda Jaemin.
"Berisik, Iqbal." Siyeon sewot.
"Kenapa sih, gue dipanggil Iqbal mulu? Dia tuh siapa anjir."
"Yang main film Dilan 1990." jawab Somi.
"Hah? Yang mana?"
"Gak penting, Jae. Kelarin dulu ini, bentar lagi kita selesai terus pulang." tegas Heejin.
Siyeon diam-diam ngelirik Jinyoung yang lagi menulis diselembar kertas.
"Tatapannya..." batin Siyeon.
Jinyoung menyadari sesuatu, ia langsung melirik Siyeon.
"Siyeon?" Jinyoung melambaikan tangannya.
"I-iya?"
"Lo kenapa?"
"Eng.. engga apa-apa kok."
"Sakit?"
"Engga kok."
"Dikirain."
"Selesai!" sorak Somi.
"Akhirnya" Heejin bernapas lega.
"Gue pulang dulu ya." Jeno bangkit.
"Gue juga." Jaemin berdiri tiba-tiba Somi noel tangan Jaemin.
"Ikut."
"Halah." Jaemin langsung pergi begitu aja.
"Gue juga pamit pulang ya." ucap Guanlin
"Gue juga pulang ya, maaf kalo ngerepotin." Jinyoung bangkit.
"Gue juga ijin pamit ya, maaf gue datengnya telat." ucap Siyeon.
"It's okay kok. Hati-hati kalian!"
"Iyaa!"
"Loh, Hyunjin gak pulang?"
"Gue disini aja ya? Dirumah sepi."
"Boleh."
"Siyeon, mau gue anter pulang?" tawar Guanlin.
"Hmmm, boleh. Gak ngerepotin nih?"
"Engga kok, pake nih helmnya."
"Thanks, Guanlin!"
"Jinyoung, duluan ya!" pamit Guanlin.
"Eh, iya!"
Kini tinggal Jinyoung yang berada di halaman rumah Heejin.
Daripada bengong, Jinyoung langsung tancap gas ke minimarket.
11.00 PM
J
Belum tidur?
Siyeon.
Belum.
By the way, kamu itu siapa sih?
J
your secret admirer.
Siyeon.
Oh, really?
J
Yeah.
Gue punya sesuatu buat lo.
Siyeon.
Apa itu?
J
Pokoknya besok pagi, kalau mau sekolah jangan lupa ambil coklat yang ada di depan pintu.
Siyeon mulai mikir macem-macem jangan-jangan ini orang jahat.
Siyeon.
Bohong
Maneh orang jahat kan?
J
No.
Kita saling kenal.
Siyeon.
Kalau dalam seminggu lo ga ngasih tau diri lo siapa, gue bakal block line lo.
J
Okay.
Siyeon.
Deal?
J
Deal!