satu

20.5K 349 21
                                    

    Ditaman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga seorang gadis tengah duduk disebuah kursi sambil menopang dagu,gadis itu terus memperhatikan jalanan yang tampak ramai oleh orang yang berlalu lalang
    Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya,sebuah senyum tercetak diwajahnya yang cantik gadis itu berlari menghampiri seorang pria yang sedang merentangkan tangannya
"baby,apa kau sengaja membuatku menunggu"kata tasya sambil memeluk tubuh pria yang ada dihadapannya
   Pria itu membalas pelukan tasya"maapkan aku mi amor tiba tiba Saja jalanan menjadi macet"
    Tasya mengangkat alisnya"begitu yah"
"sekarang kau ikut aku"kata william sambil menarik tangan tasya
"kemana"
"ke suatu tempat kau pasti suka"
Tasya menatap wajah tampan william"iya tapi kemana"
"kau ini cerewet sekali"kata william sambil membuka pintu"masuk"lanjut william tegas
     tasya menghembuskan nafas dan masuk setelah tasya masuk william menutup pintu dan berjalan memutari mobil
Mobil melaju dengan kecepatan rata rata,tasya menyandarkan kepalanya dikaca mobil dan memejamkan mata menikmati lagu kesukaannya
    Tasya mengeryit saat merasakan tangannya digenggam oleh seseorang dan tasya tau siapa orang yang menggenggam tangannya
"baby apa kau tidur"kata william sambil mengelus tangan tasya
"tidak"kata tasya singkat"sebenarnya kita mau kemana apa masih jauh"lanjut tasya
"sebentar lagi kita sampai"kata William sambil menyeringai
"baiklah"
*bersiaplah baby karna permainan akan segera dimulai*batin william sambil tersenyum iblis
   Mobil berhenti di sebuah mansion kuno tapi memiliki kesan mewah,william memarkirkan mobilnya kegarasi dan mengajak tasya turun
"mansion siapa ini"tanya tasya sambil bingung menatap mansion kuno itu
"ini mansion baruku"kata william sambil menarik tangan tasya
tasya memutar bola matanya"kamu membeli mansion lagi"
"iya"kata william singkat
"william untuk apa menghamburkan uang untuk hal hal yang tidak penting"protes tasya
"tempat tinggal itu penting sayang"kata william sambil tersenyum
"iya tapikan mansion kamu itu banyak untuk apa membeli mansion lagi"
"sudahlah sayang aku tidak mau berdebat"
    William membuka pintu utama mansion dan mengajak tasya masuk kedalam,tasya berdecak kagum dengan mansion ini walaupun terlihat kuno tapi Tak meninggalkan kesan mewah
   Tasya menatap kesekeliling mansion seketika matanya membulat saat melihat aula utama mansion dipenuhi oleh pria bersetelan hitam
   tiba tiba tasya merasakan kulit pundaknya sakit seperti ada benda tajam yang menembus kulit pundaknya dan setelah itu tubuh tasya ambruk kelantai
"rantai gadis bodoh ini dan bawa dia ke aula"bentak william kepada bodyguardnya
     Dua orang pria menggotong tubuh tasya dan segera merantai tangan dan kakinya tak lupa mereka menutup mulut tasya dengan lakban hitam
"bawa dua orang bodoh itu kemari"kata william dingin yang langsung dipatuhi oleh semua bodyguardnya
    Semua orang yang berada diaula hanya mampu menundukan kepala,mereka tidak berani menatap ataupun melirik william.Pria itu tersenyum licik sambil menatap tubuh tak berdaya orang yang berada dihadapannya
     william mengambil gelas yang berisi air dan menyiram wajah max dan tara sontak mereka membuka mata
   William menatap tajam orang orang yang ada dihadapannya dan tersenyum miring
"apa kabar mr and mrs blenda"kata william datar
max menatap tajam william"apa yang kau lakukan"
"bersenang senang"jawab william santai
Tara menatap tubuhnya yang dirantai"kenapa kau merantai kami lepaskan rantai sialan ini"teriak tara
"ibu mertua jangan berteriak seperti itu kau tau suaramu yang jelek itu bisa membangunkan tasya"kata william sambil menatap tajam tara
"tasya"gumam tara
"lihat dibelakamgmu"kata william sambil tersenyum miring
   mata max dan tara membulat saat mereka sudah berbalik dan menatap tubuh tasya yang tak sadarkan diri dengan keadaan dirantai
"apa yang kau lakukan pada putriku"teriak max marah
"hanya bermain-main"jawab william santai
"jawaban macam apa itu"
William mengangkat alisnya"memangnya kau ingin jawaban seperti apa...Katakan saja jangan sungkan sungkan"kata william santai
"william apa maksud semua ini kenapa kau merantai kami"ucap tara bingung
"jangan pura pura bodoh kau pasti tau maksud semua ini kau dan leluhur sialanmu itu"kata william dingin
tara mengernyit"leluhur apa maksudmu? apa yang kau maksud itu kakek dan nenekku"
"iya,raja xavier dan ratu rose dialah penyebab kematian orang tuaku dan nyawa harus dibayar dengan nyawa"kata william sinis
   Tara berpikir sejenak seketika matanya membulat"apa kau yang telah membunuh semua keluarga blenda"teriak tara murka
william tersenyun miring"jika iya memangnya kenapa kau mau marah Silahkan"
"jika kau ingin membunuh kami silahkan tapi jangan sedikitpun kau menyentuh putriku"kata max sambil menatap tajam william
"max kita tidak akan mati tapi pria brengsek ini yang akan mati"kata tara dengan nada Mengejek
"kita tidak punya kekuatan untuk melawan william kita tidak memiliki darah vampir kita hanya manusia biasa lebih baik kita menyerah agar tasya selamat apa kau ingin melihat tasya mati dengan mata kepalamu sendiri,pikirkan ini baik baik tara"kata max meminta pengertian
    william hanya menyeringai licik menonton dua orang bodoh yang ada dihadapannya,william mengambil pisau tajam dan memainkannya
"aku akan menyerahkan nyawaku kepadamu dengan satu syarat kau harus membebaskan putriku"kata tara penuh penekanan
William mengangkat alisnya"hanya itu"
"iya"jawab tara mantap
"baiklah tapi aku ingin tasya melihat kematian kalian"kata william sambil mensayat pipi mulus tara
"aw"erang tara ngilu
    Tidak terlalu dalam tapi cukup perih
"sayang,apa kamu baik baik saja"kata max khawatir,tara hanya menggeleng pelan
   william berjalan ke arah tasya dan melepas rantai yang merantai tangan dan kakinya,setelah itu william menggendong tasya dan mendudukanya dihadapan max dan tara tak lupa william merantai tangan dan kaki tasya lagi
   William mensayat tangan mulus tasya dengan membentuk sebuah kata yang bertulisan putana,max dan tara membelalakan matanya dan berteriak histeris
"tasya bangun sayang"teriak max menggema
"tasya bangunlah"teriak tara sambil terisak
"mana janjimu untuk tidak menyakiti tasya kau hanya seorang pembohong brengsek"teriak max  lantang
"apa aku menyetujui syarat bodohmu itu,jangan berharap aku menyetujui syarat bodohmu itu karna itu tidak akan pernah terjadi"bentak william
   Tiba tiba darah segar mengalir dari dada kanan max dan itu membuat max meringis kesakitan
"max apa kau baik baik saja"ucap tara khawatir
"aku baik baik saja tara kau tidak perlu khawatir"ucap max dengan napas terngah-ngah
"brengsek kau william pergilah kau ke neraka"teriak tara
"bukan aku yang akan kenereka tapi kalian"kata william sinis
   "siksa mereka"kata william sambil menatap tajam james asistennya
  Tasya mengerjapkan matanya berulang kali berusaha mempokuskan pandangan matanya yang tampak buram
   Tasya mendengar isakan dan teriakan kesakitan dari suara yang begitu familiar di telingannya,sontak mata tasya terbelalak saat melihat kedua orang tuanya dicambuk dengan cambuk besar darah segar mengalir dari punggung mereka
   Tasya menundukan kepalanya karna merasakan sakit di pergelangan tangan dan kakinya
   Cairan bening mengalir dari kedua mata indah tasya dan meleleh dipipi mulusnya,tasya menatap tajam sosok angkuh yang ada dihadapannya
  *mengapa kau tega melakukan ini padaku william,kau jahat hikss*batin tasya
   William tertawa puas melihat dua orang bodoh yang sedang memohon mohon kepadanya,sebenarnya william sudah tau kalau tasya sudah sadar tapi dia pura pura tidak menyadarinya
*kau lihat itu gadis bodoh itu yang aku rasakan saat leluhurmu membunuh kedua orang tuaku rasanya menyakitkan*batin william sinis
  Tasya berusaha melepas rantai yang merantai tangan dan kakinya,tasya meringis saat merasakan perih dipergelangan tangannya tasya menutup matanya kuat saat melihat kedua orang tuanya di siksa habis habisan
   William berjalan kearah tasya dan mencengkram rahangnya kuat,tasya ingin berteriak tapi tidak bisa karna mulutnya ditutup oleh lakban
  Tasya hanya mampu menangis dalam diam,tasya merasa hatinya hancur untuk pertama kalinya tasya merasa dihianati oleh orang yang teramat dia cintai
   Tasya hanya mampu memejamkan matanya saat mata william menatap tajam kearahnya,william melepas kasar lakban yang menutupi mulut tasya membuat tasya meringis
"brengsek"maki tasya"hentikan semua ini bajingan"
  plakk
    william menampar keras pipi kiri tasya membuat kursi yang di duduki tasya terjengkang kebelakang
"bunuh saja aku"teriak tasya lantang
  william tersenyum mengejek"jika sudah saatnya tanpa kau minta pun aku akan membunuhmu gadis bodoh"teriak william sambil berjongkok

    Tasya merasakan dadanya sesak karna ucapan yang dilontarkan oleh william
"daddy mommy"teriak tasya terisak
   Tubuh max dan tara terbaring kaku dilantai dengan darah yang terus mengalir dari tubuh mereka

"kenapa kau melakukan ini william apa kesalahanku"lirih tasya
"bukan kesalahanmu tapi kesalahan leluhurmu"geram william
   Tasya mengakat alisnya"apa maksudmu"
"jangan pura pura bodoh tasya kau pasti tau silsilah vampir"kata william sinis
"aku tidak memiliki darah vampir begitupun dengan orang tuaku mereka murni darah manusia jadi aku tidak tau apa apa tentang silsilah vampir karna keluargaku tidak pernah membicarakan hal hal tentang vampir"jelas tasya

"kau memang gadis bodoh"hina william
"cukup menyebutku bodoh,aku tidak sebodoh yang kau pikirkan"geram tasya
"benarkah,jika kau pintar kau tidak akan jatuh kedalam perangkapku"ucap william dengan nada meremehkan
"aku membencimu"gumam tasya tapi masih bisa di dengar oleh william
"terima kasih untuk pujianmu"kata william santai
*apa dia bilang pujian cih,aku tak sudi memujinya dasar pria gila*batin tasya
  William hanya tersenyum kecil mendengar kata hati tasya,willian mengeluarkan api dari tangannya dan membakar mayat max dan tara
"william apa yang kau lakukan"teriak tasya histeris
"buka rantainya"perintah william
   Setelah rantai yang merantai tangan dan kakinya dilepas tasya berlari ke arah mayat orang tuanya yang sudah menjadi abu
"daddy mommy"lirih tasya
*aku membencimu william sangat membencimu aku menyesal telah mencintaimu*batin tasya
"tapi aku tidak menyesal telah mencintaimu honey"ucap william sambil mengedipkan sebelah matanya genit
"jangan mendengarkan isi hatiku dasar pria gila"kata tasya pedas
"kalian semua bereskan ini"kata william datar
    William menarik kasar kaki tasya dan membawanya pergi dari aula,tasya memberontak minta dilepaskan
"diam"bentak william
"william sakit...Le_pas_kan"kata tasya terbata bata

   William tidak memperdulikan rintihan tasya dia membawa tasya ke kamarnya dan membanting tubuh tasya kedingding

   William menarik dagu tasya kasar dan menciumnya,tasya memukul dada bidang william keras berusaha melepaskan ciuman william tapi hasilnya nihil

    William memperdalam ciumannya dan menggigit bibir bawah tasya keras hingga mengeluarkan darah,tasya merasakan bibirnya perih di tambah dengan william yang terus menghisap darahnya

   Bibir willian turun ke leher jenjang tasya dan meninggalkan jejak merah disana,william mengangkat bokong tasya dan melingkarkan kakinya diseputaran
perutnya

    Tasya memberontak tapi semua itu hanya sia sia karna tenaga william jauh lebih besar dari pada dirinya,tangan william meremas bokong tasya kasar dan mencium bibir tasya ganas
"william hentikan"ucap tasya disela ciumannya dengan william
   william tidak menggubris ucapan tasya dia terus mencium dan menggigit kasar bibir tasya,tasya tidak membalas ciuman kasar william walau dalam hatinya dia ingin sekali membalasnya tapi logikanya menolak
   tasya menahan lidah william yang mencoba masuk kemulutnya tapi william tidak menyerah dia terus mencoba memasukan lidahnya dan berhasil
  william mencium tasya ganas tanpa berniat memberikan waktu tasya untuk bernafas,tasya memukul dada bidang william dengan nafasnya yang terengah-ngah
  william melepaskan ciumannya dan membanting tubuh tasya kemeja rias hingga menimbulkan bunyi memilukan,tasya memegang punggungnya yang terasa ingin patah
"apa yang kau lakukan brengsek"bentak tasya
   Tasya meringis saat merasakan tangannya perih matanya terbelalak saat melihat darah keluar dari tangannya tasya merasa bodoh karna baru menyadari tangannya terluka
   Bola Mata william berubah menjadi merah darah pria itu menyeringai dan berlari secepat kilat kearah tasya
   William menjambak rambut tasya kasar bahkakan pria itu tidak menggubris rintihan yang terus keluar dari mulut mungil tasya
    Tasya sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi seketika tangisnya pecah,tasya memegang tangan william yang menarik rambutnya
"william aku mohon lepaskan"lirih tasya
"ini belum seberapa sayang masih banyak lagi siksaan yang akan aku berikan kepadamu jadi bersiaplah"bisik william ditelinga tasya
 
    William menancapkan taring tajamnya ke kulit leher tasya dan menghisapnya
  Manis dan nikmat
Hanya itu yang bisa william katakan darah tasya benar benar manis bahkan lebih manis darah tasya dari pada gula dan madu
   mata tasya berkunang-kunang dan kepalanya juga terasa berat, penglihataannya mulai menggelap tapi tasya berusaha menjaga kesadaraanya meski rasa perih dilehernya sangat menyiksa
 
  Tubuh tasya terkulai lemas didekapan william,pria itu mencabut taringnya dan menjilat darah yang keluar dari leher tasya

  William membaringkan tubuh ramping tasya ditempat tidur yang nyaman dan empuk william mengecup kening tasya lembut sebelum menghilang

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang