23. Kak Faro

3.6K 168 0
                                    





JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT UNTUK MENGHARGAI PENULIS😉


Dia kembali, dengan keadaan yang kini berubah tak seperti yang dinanti.

-Difficult-





"Kak Faro, Rika kangen," ujar Rika kepada cowok didepannya itu sembari memeluk cowok itu dengan sangat erat. Jujur, Rika sangat kangen dengan kakaknya itu. Ada sejuta rasa rindu yang ingin Rika ungkapkan. Bertepatan dengan itu Geva baru saja melangkahkan kakinya ke dalam Kafe itu, bola matanya langsung melihat adegan Rika memeluk seseorang cowok. Entahlah Geva tidak tau wajah cowok itu.

Geva langsung membalikkan badannya dan keluar dari Kafe dengan kesedihan. Padahal Geva tadinya acuh tak acuh, tapi entah mengapa dirinya ada rasa kecewa melihat adegan ini.

"Kamu disini apa kabar?" tanya cowok yang tiga tahun lebih tua dari Rika sembari mengendorkan pelukannya.

"Alhamdulillah aku baik kok kak," jawab Rika disertai senyuman terbaiknya.

"Sekarang kakak udah punya rumah kecil disekitar daerah sini. Jadi, kakak bisa liat kamu setiap hari. Kamu juga bisa main ke rumah kakak," ucap Faro.

"Oh ya?" tanya Rika sedikit tertegun. Pasalnya Kak Faro sekarang masih kuliah.

"Iya. Sekarang kakak juga kerja di kafe ini," jelas Faro. Rika bisa merasakan senang Faro akhirnya sudah bekerja dan punya rumah kecil sendiri.

"Bagaimana kabar Andri? Sekarang pasti kamu sama Andri sudah pacaran ya? Kakak doa in deh hubungan kalian langgeng," lanjut Faro sudah seperti pewawancara. Wajah Rika sekarang kebingungan harus menjawab apa. Pasalnya sudah bertahun-tahun lamanya Rika tidak bertemu dengan Faro. Rika menggigiti bawah bibirnya dengan cemas. Otaknya sedari tadi berpikir keras.

"Ehh kak, aku kapan-kapan boleh main ke rumah Kakak kan?" ujar Rika mengalihkan topik pembicaraan. Jujur saja dirinya tadi menegang mendengar pertanyaan Faro yang menanyakan tentang Andri. Memang Faro bertahun-tahun menghilang bak ditelan bumi.

"Boleh kok. Jangan lupa bawa Andri ya. Kakak pengen ngobrol sama dia," ujar Faro dengan antusias. Lagi lagi mengalihkan topik pembicaraan ala Rika gagal. Rika akhirnya memutar otaknya mencari cara lain.

"Kayaknya Andri akhir-akhir ini sibuk deh," alibi Rika. Faro hanya ber'oh'ria mendengar penuturan Rika. Rika akhirnya bisa menghela napas lega melihat reaksi Faro.

"Ohya, kamu masih suka es krim dan cokelat? Dulu waktu kamu sama Andri suka banget deh. Hampir tiap hari kamu selalu makan itu," ujar Faro yang tak hentinya membicarakan tentang Andri. Rika sedari tadi merasa risih dengan topik pembicaraan kakaknya ini. Mau tak mau Rika harus meladeni kakaknya itu.

Sekarang entah mengapa Rika menjadi benci makanan yang selalu Andri berikan dulu bersama kenangan. Coklat dan Es krim. Dua makanan itu sudah Rika benci. Apalagi sekarang jika Rika memakan es krim seketika langsung flu. Untunglah Rika bisa menghindari makanan itu. Coklat. Memang dulu Andri sering membelikan cokelat tiap hari. Rika menjadi teringat kenangan masa lalunya dulu.

"Kak, aku boleh pesen minuman gak? Haus hehehe," ujar Rika mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Itu hanya alibi Rika saja. Dan sebenarnya Rika tidak begitu haus saat ini. Tapi apalah daya, dirinya untuk saat ini sedang tidak ingin membahas masa lalunya dengan Andri. Rika ingin melupakannya, tapi rasanya sangat sulit.

Rasanya sulit melupakan masa lalu yang begitu berarti di hidupnya.

"Eh Iya, kakak sampai lupa gak nawarin kamu minuman. Mau pesan apa?" tawar Faro menyodorkan daftar menu. Rika langsung menerimanya dan memilih.

"Jus alpukat aja kak hehe," ujar Rika setelah membaca daftar menu.

"Kamu masih aja suka jus alpukat," ucap Faro sembari memencet hidung mungil milik Rika. Rika yang mendapat perlakuan dari Faro hanya bisa mengusap-usap hidungnya yang sudah dipastikan memerah.

"Hehe iya kak," ucap Rika sembari mengelus hidungnya. Faro selalu saja mengaitkan masa lalu dalam bahan pembicaraan mereka. Rika bahkan menjadi tidak nyaman bila Faro tetap saja membahas masa lalu. Yang dipikiran Rika, masa lalu biarlah berlalu. Itu prinsip yang Rika gunakan. Tapi Faro lebih senang membahas masa lalu, mau tak mau Rika harus mengikuti topik pembicaraan dan perlahan-lahan mengalihkan topiknya.

"Eh Iya, kakak boleh main ke rumah kamu gak? Masih sama kan alamat rumahnya kayak dulu?" tanya Faro dengan alis yang bertaut. Rika mengangguk dengan mantap dan tersenyum simpul.

"Ohya kalau Kak Faro mau ke rumah, kak Faro hubungin aku ya. Karena biasanya gak ada orang dirumah," jelas Rika.

"Iya. Aku minta id Line punyamu dong," tanya Faro.

"Nih kak," ucap Rika menyodorkan ponselnya ke Faro.

"Nih ponsel kamu. Tunggu sini bentar, aku ada perlu." Ujar Faro melenggang pergi entah ke ruangan apa. Rika tidak terlalu tau.

Rika mengetuk-ngetuk meja kafe karena saking bosan sembari menopang dagu. Banyak sekali pertanyaan yang Rika ingin tanyakan kepada Faro, tapi sepertinya lelaki itu selalu saja yang melontarkan pertanyaan dahulu. Mau tak mau Rika harus menjawabnya dan juga ada hal yang Rika tidak suka ia alihkan topik pembicaraannya. Begitulah sampai seterusnya. Ada rasa ragu yang menyerang tubuh Rika sehingga mulutnya selalu bungkam.

Rika menyeruput jus alpukat yang tadi memang sudah dipesan. Bola matanya mengedar ke penjuru Kafe, siapa tau ada hal menarik. Bola matanya langsung tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bergelayut mesra.

Gawat!

Rika dengan sangat terpaksa memikirkan ide yang bagus untuk mengusir Andri dan Rilla dari sini. Bisa gawat jika Faro melihat mereka. Pasti Faro akan memberikan sejuta pertanyaan kepada Rilla. Dan Faro pasti akan memarahi Andri dan segala macamnya. Rilla tidak mau masalah ini menjadi rumit dan sulit.

Rika mencoba berpikir keras untuk mendapatkan ide yang cemerlang agar bisa mengusir Andri dan Rilla dari Kafe ini secepat mungkin agar Faro tidak bisa melihat mereka. Rika yang membayangkannya saja jika kejadian ini bakal terjadi pasti akan sangatlah rumit.

Tiba-tiba saja ide terlintas begitu saja dipikiran Rika. Rika langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetikan pesan. Pesan yang akan ditunjukkan kepada Rilla.

To : Rilla

Maaf kak sebelumnya mengganggu, ada perlu yang ingin aku sampaikan ke kakak. Mamah nyuruh aku buat hubungin kakak. Mamah nyuruh kakak pulang ke rumah secepat mungkin, ada yang ingin Mamah sampaikan ke Kakak katanya penting. Mamah gak bisa hubungin kakak soalnya ponselnya ketinggalan di kantor.

Rika memencet tombol send. Bola mata Rika langsung melihat ke arah Andri dan Rilla. Sepertinya Rilla sedang merogoh ponsel miliknya dan membuka ponsel. Ada rasa lega di hati Rika. Rencananya berhasil. Rika memperhatikan Rilla yang mungkin saja sedang membaca pesan darinya.

Sepersekian menit berikutnya, Andri dan Rilla beranjak dari duduknya lalu meninggalkan Kafe. Mungkin saja Rilla sudah berhasil membaca pesan darinya. Dan nanti Rika akan mendapatkan masalah dengan Rilla. Rika menjadi tidak enak kepada Rilla karena berani membohongi.

Ah biarlah, yang terpenting dirinya bisa tenang untuk saat ini. Masalah selanjutnya akan Rika selesaikan setelah ini. Tadi adalah cara satu-satunya agar Rilla bisa meninggalkan Kafe ini secepat mungkin. Dan selanjutnya Rika akan mendapatkan masalah.

•Difficult•


Difficult : Ketika Sulit Untuk Mengerti Artinya Mencintai [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang