Mulmed : Auren
Dalam persahabatan, selalu ada masalah yang datang untuk menguji sampai kapan akan bertahan.
-Difficult-
Rika sekarang sudah berada di dalam mobil Naila. Sesuai janjinya, Rika sekarang menuruti Naila yang entah hari ini pergi kemana. Rika hanya menuruti. Di dalam mobil pun hanya ada keheningan yang melanda. Rika juga tidak tau tujuan Naila yang mengajaknya entah kemana. Yang jelas, Rika hanya menuruti permintaan Naila.
"Nai, mau kemana nih?" tanya Rika sembari menyerngitkan alisnya.
"Belanja ke mall. Temenin gue ya?"
"Iya pasti kok."
Rika lalu diam memandang luar jendela karena sudah merasa bosan. Di tatapnya pohon-pohon dan juga gedung-gedung yang menjulang tinggi. Dan juga angin yang masuk melewati jendela membuat rambut Rika menari-nari yang memang rambut Rika terurai bebas.
"Rika, gue tau hidup lo tuh terlalu monoton," ucap Naila tiba-tiba. Membuat Rika tidak begitu menangkap dengan jelas suara Naila.
"Hah? Apa? Maaf gue ga terlalu denger," lirih Rika tapi Naila mendengarnya.
"Hidup lo tuh terlalu monoton, Ka. Lo harus punya pacar kek," jelas Naila.
"Mana ada cowok yang mau sama gue, Nai."
"Ehh lo ada kenalan cowok gitu gak?" tanya Naila dengan raut wajah penasaran. Rika mencoba berpikir lalu ia berkata lagi.
"Ada, Gevano. Lo tau?" kata Rika.
"Ya gue taulah. Geva si anak skater itu kan?" tanya Naila balik ke Rika.
"Lo kok tau?" tanyanya ke Naila.
"Rika, Rika. Ya gue taulah. Dia kan anak yang eumm... Lumayan terkenal gitu," Perjelas Naila. Rika hanya melongo tidak percaya.
"Lagian elo ga pernah keluar kelas untuk sekedar liat cogan atau apalah itu," lanjut Naila. Sekarang Rika baru sadar, hidupnya memang terlalu monoton. Rika juga merasakannya, tapi Rika bersikap biasa-biasa saja. Rika mendadak termangu sebentar, mencoba memahami ucapan-ucapan Naila padanya. Memang benar yang Naila katakan. Rika memang sebenarnya bosan dengan hidup yang ada rasa sakit yang kian mendalam dan juga tidak ada yang menarik menurutnya. Lagian Rika juga tidak tau definisi di hidupnya.
Rika rasanya hanya menjalani kehidupannya dengan monoton. Dan berjalan kedepan sembari menerima rasa sakit. Hanya ada Naila yang kadang-kadang membuatnya tertawa ataupun terkekeh kecil. Ya itu juga paling mentok.
"Trus gue harus gimana?" tanya Rika dengan raut wajah yang kelewat polos membuat Naila geram sendiri saat mengemudi.
"Hadehh Rika. Astaga... " keluh Naila begitu kesal. Rika memang begitu polos, masih tidak tau apa-apa. Tapi di sisi lain dirinya juga merasakan rasa sakit, yang Rika anggap juga pelajaran.
"Coba lo pikir sendiri deh," lanjut Naila sudah mulai jengah. Rika hanya diam, dirinya sedikit menyesali karena membuat Naila sepertinya marah padanya. Dan Rika juga ingin berusaha untuk menuruti perintah Naila. Mungkin itu bisa jadi jalan agar dirinya terbebas dari sakit hati?
Tiba-tiba saja ponsel milik Naila berdering, membuat Naila yang tadinya fokus menyetir sekarang langsung membaca siapa yang meneleponnya 'Mama' dengan sigap Naila mengangkat panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult : Ketika Sulit Untuk Mengerti Artinya Mencintai [Completed]
Teen Fiction[selesai & part lengkap] "Ada rasa menyuka yang sulit untuk merasakan cinta dan mendapatkannya." Arika Ileana, gadis yang hidupnya mendapati kenyataan pahit yang begitu menyakitkan. Keluarganya yang seolah membencinya begitupun dengan kembarannya, A...