Hai... Hai... Saya kembali dengan sebuah cerita lama yang dulu sudah pernah saya posting di blog pribadi saya dan blog schooloffanfiction. Awalnya cerita ini mau saya kasih ke penerbit, tapi karena takut ditolak, maka saya upload di sini saja. Semoga responnya baik sama seperti waktu saya posting di blog. Saya tunggu vote dan komennya ya ^^
-oo0oo-
Sebagai seorang wanita, apa yang kalian pikirkan, saat mendengar kalimat pendamping sempurna? Akan ada banyak sekali pendapat mengenai pendamping sempurna. Mungkin kebanyakan wanita yang ada akan mengatakan kalau pendamping sempurna adalah pria yang sudah mapan, dengan segala macam embel-embel sifat baik, pengertian, jujur, perhatian, dan masih banyak lagi.
Kalau hal itu juga yang ada dipikiran kalian, mungkin kalian memiliki pemikiran yang sama seperti Gendhis. Sejak dulu, Gendhis selalu mendambakan seorang pendamping sempurna yang memiliki sifat baik, pengertian, perhatian, jujur, pandai, serta mapan. Definisi mapan sendiri, dapat diartikan kalau pria itu sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap yang bisa menjamin kehidupannya bersama keluarganya kelak.
Pasti banyak orang yang mengatakan kalau Gendhis adalah salah satu dari jajaran wanita materialistis yang ada di dunia ini, tetapi Gendhis tidak peduli. Dia tidak ingin dicap sebagai wanita munafik yang mengatakan kalau uang bukanlah segalanya. Halo! Di era susah seperti ini, sebagai wanita kita harus realistis. Semuanya membutuhkan uang. Mulai dari biaya kebutuhan harian rumah tangga, sampai biaya mengurus kebutuhan anak. Itu semua membutuhkan uang. Jadi, Gendhis merasa sah-sah saja kalau dia memasukkan kriteria mapan dalam list pendamping sempurna untuknya.
Selain itu, Gendhis juga tidak lupa menambahkan kalau pria itu harus selalu ada untuknya, walaupun pria itu sibuk. Terdengar protektif, tetapi Gendhis tidak mau lagi merasakan pahitnya menjadi yang nomor dua. Kalau menjadi nomor dua setelah ibu dari pria itu memang bukan masalah besar. Namun, menjadi yang nomor dua setelah pekerjaannya, itu benar-benar big no no.
Dulu, saat Gendhis masih menyandang status sebagai mahasiswi desain grafis di salah satu universitas yang ada di Bandung, dia pernah memiliki kekasih yang berprofesi sebagai model. Awalnya hubungan mereka berjalan baik-baik saja, sampai pada akhirnya setelah pria itu terkenal, dia menjadikan Gendhis sebagai orang ke nomor sekian, setelah pekerjaan dan juga penggemar-penggemarnya.
Setelah kejadian itu, Gendhislebih selektif dalam mencari pasangan. Terlebih, saat ini usianya sudah tidakmuda lagi. Sekarang Gendhis lebih senang mencari pendamping sempurna yang dinamainyabusinessman muda yang membawa mobilmewah. Tetapi, sampai saat ini Gendhis belum juga menemukan sosok pendampingsempurna-nya itu. Walaupun saat ini dia bekerja di sebuah perusahaan periklananbagian departemen kreatif, yang notabene sering bekerja sama dengan beberapaperusahaan besar. Karena sebagian besar klien-klien dari perusahaannya sudahmemiliki istri atau paling tidak sudah memiliki pendamping. Yang artinyapria-pria tersebut, terlarang untuk diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Sempurna
RomanceApa yang ada dipikiran kalian saat mendengar kata Tuan Sempurna? Tampan? Kaya raya? Pemilik perusahaan besar? Gendhis si pegawai biasa di perusahaan periklanan akan bertemu dengan sosok tuan sempurnanya. Penasaran? Ayo kita ikuti ceritanya