Gendhis tersenyum lega saat melihat senyum puas yang menghiasi wajah tampan Devan. Tadi dia baru saja selesai menunjukkan hasil iklan yang sudah susah payah mereka buat selama beberapa minggu ini.
"Good job, Miss Gendhis. Saya benar-benar puas," puji Devan tanpa berhenti menyunggingkan senyum tampannya.
Gendhis balas tersenyum. "Sudah seharusnya saya melakukan yang terbaik," jawabnya.
"Kapan iklan ini akan keluar?" tanya Devan.
"Dua hari lagi iklannya akan muncul di televisi, sedangkan kalau untuk foto-fotonya, akan menyusul dua hari kemudian," jawab Gendhis lagi.
"Bagus sekali," ujarnya. "Jadi nanti malam saat launching kita bisa menayangkan iklan ini," tambahnya. Dan Gendhis hanya mengangguk kecil.
Kemarin dia memang sempat mendengar dari Miss Mel kalau malam ini, Devan akan mengadakan acara launching produk parfume ini di salah satu hotel mewah miliknya yang ada di Jakarta, dan setelah itu akan diadakan after party di lounge yang juga ada di hotel itu.
Ingin sekali dia datang ke acara tersebut, tapi Gendhis cukup tahu diri. Mana mungkin pegawai sepertinya akan diundang datang ke acara mewah seperti itu. Gendhis lalu merapikan barang-barangnya dan beranjak dari duduknya. "Kalau begitu, saya permisi dulu, saya masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan lagi di kantor," pamitnya.
"Selamat Siang, Pak Devan," Gendhis pergi meninggalkan ruangan Devan.
"Ibu Gendhis!"
Merasa ada yang memanggil, Gendhis yang sudah berada di depan lift langsung memutar badannya dan melihat Johan berjalan menghampiri.
"Untung saja anda masih ada di sini," ujar Johan sambil tersenyum padanya.
"Memangnya ada apa lagi, Pak Johan? Bukankah semuanya sudah selesai?"
Johan masih tersenyum, dia lalu merogoh saku dalam jasnya dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna emas dari sana. "Pak Devan pasti tadi lupa memberikan ini pada anda."
Gendhis mengambil amplop itu dengan kening berkerut.
"Undangan untuk datang ke acara launching dan juga free pass untuk masuk ke after party-nya," ujar Johan.
Kedua mata Gendhis langsung melebar. Dia tidak menyangka kalau dia diundang bahkan mendapatkan free pass untuk masuk ke after party-nya. Ini semua benar-benar keajaiban untuknya.
"Saya tunggu kedatangan anda bersama dengan tim pembuat iklan ini, Bu Gendhis," tambah Johan.
"Pasti kami akan datang," jawab Gendhis. "Terima kasih banyak, Pak Johan."
Gendhis lalu masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lobby. Hatinya sangat senang, karena akhirnya dia bisa juga datang ke acara kelas atas. Dia harus mempersiapkan dirinya.
"Sepertinya pergi ke butik milik Mba Miranti merupakan ide yang bagus," gumam Gendhis pelan.
-oo0oo-
Sekali lagi Gendhis mematut dirinya di depan cermin, dia sangat menyukai gaun yang dipilihkan oleh Miranti untuknya. Gaun berwarna hitam dengan bergaya kemben dan berpotongan lurus dengan aksen garis putih yang melingkar dari punggung dan bertemu di bagian tengah dada, lalu membentuk garis vertikal hingga ke ujung bawah gaun yang menyentuh lantai. Sungguh anggun.
Gendhis merapikan riasannya, dan segera keluar dari toilet. Setelah ini dia harus segera menuju lounge untuk menghadiri after party yang digelar di sana. Tadi saat acara launching dia berharap bisa sedikit menggobrol dengan Devan. Tapi, tampaknya pria itu terlalu sibuk dengan tamu-tamu undangannya, sehingga pria itu tidak bisa menyapanya. Gendhis hanya bisa melihat pria itu tersenyum singkat padanya dan kembali sibuk dengan tamu-tamunya. Gendhis berharap saat after party nanti dia bisa mengobrol dengan pria itu. Siapa tahu saja pria itu akan jatuh hati padanya, karena penampilannya yang cantik malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Sempurna
RomanceApa yang ada dipikiran kalian saat mendengar kata Tuan Sempurna? Tampan? Kaya raya? Pemilik perusahaan besar? Gendhis si pegawai biasa di perusahaan periklanan akan bertemu dengan sosok tuan sempurnanya. Penasaran? Ayo kita ikuti ceritanya