"Sialan!" runtuk Devan. Untuk kesekian kali. Resah dan bingung sendiri.
Dia pernah mengenal lebih dari tiga lusin wanita manis, juga cantik. Dari yang hanya sekedar manis, sampai yang luar biasa manis. Dari yang hanya agak cantik, sampai yang sangat cantik. Dan, mereka sangat sulit dibandingkan dengan wanita ceroboh macam Gendhis itu.
Wanita-wanita yang pernah dekat dengannya sama sekali tidak bisa membuatnya kembali mengenang-mengenang kejadian yang telah terjadi. Semua pertemuan lewat begitu saja. Sementara si ceroboh Gendhis bukan saja berhasil membuatnya kembali mengenang lagi waktu yang telah mereka lalui, tapi juga berharap itu tak lekang ditelan esok hari.
Dan ini bukan yang pertama kalinya Devan jadi hobi menatap bintang seperti ini. Membayangkan kejadian bersama Gendhis.
Banyak hal yang telah dilakukannya untuk wanita ceroboh itu, menolongnya yang hampir jatuh dari tangga, sampai kejadian paling memalukan dalam hidupnya, di mana dia harus membelikan pembalut untuknya. Wanita itu benar-benar telah merubah diri Devan yang dingin ini menjadi pribadi yang berbeda.
Tapi, saat ini dia tidak bisa lagi menghabiskan waktunya bersama Gendhis. Sejak after party yang terjadi beberapa hari yang lalu, kerja samanya dengan perusahaan tempat Gendhis bekerja, telah selesai. Malam itu, saat dia datang ke acara launching produk parfume buatan Erabelle, Devan benar-benar lupa caranya bernapas. Malam itu, dia sangat cantik dan anggun. Gaun hitam yang dikenakannya menempel dengan indahnya pada tubuh mungilnya, menonjolkan setiap lekuk tubuh wanita itu. Begitu sempurna, dan... Menggairahkan. Saat itu jantung Devan melonjak-lonjak. Napasnya tertahan di tenggorokan. Lengan Gendhis yang ramping terlihat lebih seksi dengan gaun berpotongan kemben itu. Dengan susah payah saat itu Devan mengendalikan dirinya untuk tidak mendekati wanita itu dan menarik tubuhnya dalam pelukannya.
Dan, Devan rasa sepertinya wanita itu berhasil memantrainya. Dia sudah jatuh dalam pesonanya yang terselubung. Saat ini dia memang memiliki setumpuk pekerjaan yang harusnya sanggup mengalihkan pikirannya dari wanita ceroboh itu, tapi nyatanya pekerjaannya malah banyak yang terbengkalai karena pikirannya terus tertuju pada wanita ceroboh itu.
Tiba-tiba, sebuah ide melintas cepat di benaknya. Ide yang bisa membuat Gendhis kembali dekat. Ide yang bisa memberinya lebih banyak waktu untuk bertemu dengan wanita ceroboh itu.
Seulas senyum mengembang di wajahnya. Devan lalu masuk kembali ke dalam kamarnya. Sudah saatnya dia beristirahat. Karena besok dia akan melaksanakan idenya.
-oo0oo-
"What? Kembali bekerja sama dengan Global group?"
Gendhis benar-benar tidak mempercayai pendengarannya kali ini. Bagaimana bisa dia kembali mendapatkan kehormatan ini?
"Iya, dan Pak Devan sendiri yang menujuk dirimu sebagai penanggung jawab utama dari semua konsep iklan yang akan dibuat," beritahu Miss Mel dengan senyum merekah.
"Apa? Semua konsep iklannya? Maksud Miss Mel, Pak Devan ingin saya yang membuat semua iklan untuk Global group?"
Miss Mel mengangguk cepat. Oh Tuhan, katakan kalau ini semua tidak benar. Ini semua terlalu sempurna.
"Aku rasa Pak Devan sangat puas dengan pekerjaanmu tempo hari, makanya saat ini dia mempercayakan semua pembuatan iklan padamu," kata Miss Mel. Gendhis hanya mengangguk-angguk kecil. Dia masih sulit mempercayai ini semua.
"Oh iya, besok kau diminta untuk menemuinya di hotel Pasific Place, katanya dia ingin membicarakan soal konsep iklan untuk produk terbaru yang akan dikeluarkan Global group beberapa saat lagi," tambah Miss Mel. Gendhis kembali mengangguk-angguk kecil. Akhirnya setelah cukup lama, dia akan bertemu kembali dengan tuan sempurna itu. Apakah saat ini dia masih bisa merebut hatinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Sempurna
RomanceApa yang ada dipikiran kalian saat mendengar kata Tuan Sempurna? Tampan? Kaya raya? Pemilik perusahaan besar? Gendhis si pegawai biasa di perusahaan periklanan akan bertemu dengan sosok tuan sempurnanya. Penasaran? Ayo kita ikuti ceritanya