"Hai, Ca!" Alfa melambaikan tangan sambil berjalan ke arah Caca.
Caca membalas sapa nya dengan tersenyum kikuk "Ha-Hallo, Kak"
"Gue denger-denger lo bakal ikutan olimpiade Fisika tahun ini ya?" tanya Alfa saat sudah sampai didepan pintu kelas Caca.
"Insyaallah Kak, doain aja ya."
"Pasti kok, jangan males belajar ya adek kebanggaan gue." Alfa mengusap puncak kepala Caca dengan gemas.
Caca pun tersenyum senang ketika Alfa mengusap kepalanya. Tapi, Caca merasa sudah terbang tinggi tetapi kenyataan berkata lain "Cuma adek, Ca." Caca menekankan kalimat itu dalam hati sambil tersenyum sinis.
"Ohiya, Kak Alfa mau kemana?" tanya Caca mencairkan suasana lagi.
"Engga kemana-mana sih cuma iseng keliling ngelewatin kelas-kelas."
"Oh kalo gitu Caca duluan ke kantin ya Kak," kata Caca kepada Alfa.
Tiba-tiba Alfa menarik tangan Caca dan berkata "Gue ikut, lo temenin gue makan ya Ca"
"Hah? O-Oke Kak" jawab Caca sambil tersenyum ke arah Alfa.
"Tadi ngelus kepala, sekarang megang tangan tapi bilangnya cuma adek. Duh bisa ga sih status kita tuh naik sedikit lebih tinggi daripada "Kakak-Adek" Caca mengomel dalam hati.
"Kenapa nggak sama Kesha Ca? Dia kemana?" tanya Alfa.
"Kei sama Sandra ke perpus tadi terus Iin main dikelas sebelah nemuin temennya. Jadi Caca ditinggal sendirian deh."
Alfa tersenyum ke arah Caca, gadis ini sangat menggemaskan. "Pinter, andai otak kita bisa dituker gue pengen punya otak kaya lo Ca ahhaha"
Caca tersenyum mendengar pujian Alfa. Menurutnya Alfa tidak terlalu bodoh, mungkin saja dia hanya malas belajar.
"Kunci pintar itu cuma satu Kak, rajin belajar" jawab Caca sambil tersenyum
"Gue males belajar tapi" ucap Alfa sambil tertawa.
*****
Kring Kring...
Bel pulang berbunyi."Baiklah anak-anak pelajaran kita cukup sampai disini dulu. Kemasi barang-barang kalian."
"Baik bu" ucap murid kelas Caca kompak.
"Mau pulang bareng lagi?" ucap Fasa dari belakang Kei.
"Ah? Gue ga enakan sama Caca kalo kita pulang berdua lagi," kalimat Kei menolak.
"Gue bisa suruh Alfa buat nganterin Caca." jawab Fasa.
Kei kurang yakin jika Alfa mau mengantar Caca. "Serius?" Kei memberanikan diri menatap Fasa yang tingginya melebihi badannya sendiri.
"Iya, tadi gue udah bilang sama dia."
"Terus dijawab apa?" tanya Kei.
"Mau-mau aja dia."
Terlihat Caca sedang berjalan menuju Kei.
"Ca gue pulang bareng Fasa lagi ya?""Terus Caca gimana dong," bibir Caca mencurut.
"Lo dianter Alfa, mau?" tanya Fasa dengan Caca.
Kalimat Fasa berhasil membuat mata Caca membelalak. "Hah? enggak deh, Caca takut ngerepotin."
"Gabakal." ucap Fasa meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Twins
RandomBismillah.. Sebenernya buat cerita ini cuma iseng dan karena faktor bantuan temen temen yang ikut dukung ide, alur cerita, dan semuanya. Maaf kalo alur nya masih absurd dan cerita nya masih amatir. Soalnya baru belajar hehe. Doain semoga cerita in...