Bagian 8

2.3K 211 6
                                    

Area kantin seakan-akan milik mereka berdua, siapa lagi kalau bukan Ali Prilly. Mereka berbincang-bincang serta bergurau tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

"Tapi beneran deh waktu itu lo tuh ngeselin banget" gerutu Prilly.

Ali hanya tertawa mendengar gerutuan Prilly tentangnya "Alah gini gini juga ngangenin kan?".

"What? PD gila sumpah"

"Mwehehe, udah udah. Eh kamu mau nggak ikut jualan nanti sore?" Tanya Ali.

"Hm.."

"Kalo nggak mau juga gapapa kok bidadari" sela Ali cepat.

"Hm bukan gitu ih, gue mau sih tapi ka---"

Belum sempat Prilly menjawab tetapi ucapan Prilly terpotong oleh teriakan seseorang diujung kantin yang sedang berjalan kearah mejanya dan Ali "Aliiiiiiiii, kok ninggalin aku dikelas sih"

Ali yang mendengar suara itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

Dia adalah Kamilia Agata atau biasa dipanggil Mili, teman sekelas Ali sekaligus murid lesnya. Selama ini Ali memang dipercayai dosen bimbingannya untuk menjadi partner belajar Mili karena Mili dikenal dikampus sebagai otak udang. Ya bisa dibilang kurang bisa menangkap pelajaran dengan cepat.

"Apaan sih Mil teriak-teriak segala" omel Ali saat melihat Mili sudah duduk disebelahnya.

Mili pun menyandarkan kepalanya dibahu Ali "Kamu tuh sukanya ninggal-ninggal, aku bilangin sama pak Aji nanti kalau kamu nggak bener ngajarin akunya"

Ali berusaha menyingkirkan kepala Mili, namun Mili tidak mau melepaskan. Harus kalian tau selama ini Mili memang menaruh perasaan pada Ali, meskipun dia agak bodoh tapi dia tidak bodoh untuk merasakan jatuh cinta.

"Mili plis ya, sekarang ini jangan ganggu waktu gue. Kan belajarnya juga ada jadwalnya" ucap Ali selembut mungkin.

Prilly pun hanya bisa terdiam melihat kegiatan dua insan yang duduk didepannya. Tiba-tiba saja perasaan Prilly seperti tidak rela, tapi dia tidak mengerti kenapa.

"Eh yaudah ya li, gue duluan aja. Masih ada urusan soalnya" setelah lama terdiam akhirnya Prilly membuka suara dan memutuskan untuk pergi daripada perasaannya semakin tidak nyaman.

Ali tau, ada yang berbeda dari bidadarinya sejak Mili datang. Apa Prilly cemburu ya? Apa Prilly pergi karena bingung mau nolak ajakan gue tadi?. Berbagai pertanyaan muncul dipikiran Ali.

"Mil gue mohon ya sama lo. Bersikap sewajarnya aja sama gue, jangan bikin gue nggak betah buat ngajarin lo. Dan satu lagi, jangan suka ikut campur waktu pribadi gue." Ali berkata sambil menahan emosinya.

"Kamu apaan sih? Emang aku nggak boleh ya kayak gitu? Apa gara-gara cewek itu? Siapa sih dia? Cantik juga cantikan aku dan keliatannya sih dia cewek kaya hm maybe dia manja upss HAHA" Mili berucap dengan nada sinisnya dan Ali yang mendengar itu semua emosi yang sedari tadi dia tahan rasanya mau mledak.

"Lo tuh beneran gila Mil, pantes otak lo otak udang!" Ucap Ali emosi sambil mendorong Mili dan langsung beranjak pergi.

Saat Ali keluar dari area kantin, umpatan umpatan terus keluar dari mulutnya.

'Sumpah ya bikin emosi aja'

'Dikira dia cantik banget apa? Yang ada gue mual liatnya'

'Ahhh gue butuh senyuman bidadari ini mah buat nenangin rasa kesel gue'

Langkah kaki Ali tiba-tiba berhenti karena melihat seseorang yang sedang duduk dikursi taman. Tetapa Ali heran, kenapa dia melamun?
Tanpa pikir panjang Ali pun menghampirinya.

"Bidadari" panggil Ali saat sudah sampai disebelah Prilly. Namun tidak ada jawaban, Prilly tetap mengarahkan pandangannya kedepan dan tatapannya kosong.

"Hei kok ngelamun? Ada apa" kali ini Ali berucap sambil menepuk pelan pundak Prilly.

Prilly pun terkejut melihat Ali yang ada disampingnya "Eh Ali, udah lama? hm..maaf ya tadi nggak tau" ucap Prilly berusaha menampilkan senyumnya.

"Gimana mau tau, orang kamunya ngelamun mulu. Kenapa sih?" Tanya Ali.

"Gapapa serius, cuma nggak tau deh tadi kenapa hehe" tukas Prilly sambil menundukkan kepalanya.

Tangan Ali perlahan menarik dagu Prilly dan mencoba mendongakkan kepala Prilly "kenapa hm? Ada masalah? Katanya tadi ada urusan kok sekarang ada disini" ucap Ali lembut sambil mengusap pipi Prilly.

'OMG OKSIGEN' batin Prilly berteriak.

"Kamu ngerasa keganggu sama kehadiran Mili tadi?" Tanya Ali lagi dan hanya dijawab Prilly dengan mengangkat kedua bahunya.

"Aku minta maaf ya atas nama Mili"

"Kenapa harus kamu? Kamu deket banget sih sama dia" ucap Prilly tidak sadar sepertinya.

"Bentar bentar. Kamu? Oh jadi sekarang Aku Kamu ya?" Goda Ali sambil menahan senyumnya.

Pipi Prilly tiba-tiba merasa panas dengan godaan Ali

"Dan apa tadi? Kamu tanya kenapa aku deket banget sama Mili? Jangan jangan...." lanjut Ali

Prilly tidak mau pipinya semakin panas dan akhirnya dia membuka suara "Apaan sih lii, sumpah ya gue tuh seb---"

"Apa sih, Kok berubah lagi jadi gue? Nggak mau ah. Mulai sekarang biasain pake aku kamu ya" potong Ali cepat.

"Emang kenapa harus dibiasain?" Tanya Prilly sambil mengerutkan keningnya heran.

"Ya buat latihan aja, kan nggak lucu kalau besok kita udah nikah eh manggilnya masih gue lo gitu"

"Aliiiiiiiiii"

"Apa sayang"

"Ih siapa yang mau nikah coba!"

"Aku sama Kamu lah"

"Ih mikirnya kejauhan tau"

"Karena untuk mencapai masa depan yang indah perlu dipikirkan dari awal"

"Bodoamat. Kesel sama kamu. Pipi aku nih rasanya panas mulu" Prilly berucap sambil menangkupkan kedua tangannya di pipinya.

Ali yang melihat tingkah Prilly jadi ingin menggodanya lagi "Mau ditiupin nggak neng?"

"Nggak, terimakasih!"

"Coba sini lihat pipinya"

Jarak wajah mereka pun semakin dekat dan tangan Ali dengan perlahan menyingkirkan tangan Prilly yang tadi menutupi pipi merahnya.

Mata mereka bertemu, mata mereka saling menatap dan bola mata hitam legam milik Ali serta bola mata hazel milik Prilly seakan-akan mempunyai magnet untuk tarik-menarik satu sama lain.

Mata mereka bertemu, mata mereka saling menatap dan bola mata hitam legam milik Ali serta bola mata hazel milik Prilly seakan-akan mempunyai magnet untuk tarik-menarik satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sayang kamu bidadari" ucap Ali lirih dengan tetap menatap mata indah milik Prilly.

Prilly tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia terpana. Dan dia merasa bola mata Ali adalah suatu kenyaman yang belum pernah dia dapat selama ini.

Dengan malu-malu Prilly berkata,

"Ak..aku juga sayang sama kamu Kang Somay!"







Vote dan komen ya guys!😙






Terimakasih❤



Kang Siomay, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang