Dia...Romi...pria bermanik Coklat. Dia...Romi...Pria yang mencintaiku
Dalam Diamnya.
Dia...Romi...Pria dengan suara khas nya.
Dia...Romi...Pria yang harus terluka demi kebahagian ku.
Dia...Romi...(ku)
- Camila Sherina.
Dia...Mila...Wanita dengan se...
kau jadikan aku kekasih bayangan untuk menemani saat kau merasa sepi bertahun lamanya kujalani kisah cinta sendiri cinta sendiri....
Romi mengakhiri nyanyian nya dengan senyum, melihat Mila yang ada di sana dan memberinya tepuk tangan, walau hanya sebuah tepuk tangan tapi, sudah membuat nya merasa bahagia.
Romi menaruh gitarnya dan menghampiri wanita dengan stelan formalnya yang nampaknya hari ini begitu bahagia, bahkan senyum manisnya tak pernah luntur sedari tadi.
"Romannya ada yang lagi bahagia nih" sindir Romi.
Merasa di sindir, seketika rona merah tercetak jelas di pipi Mila "bisa aja lo, eh! ya gue punya kabar gembira! Dan lo harus dengerin ini baik baik" ucap Mila Antusias dan tanpa sadar ia menggenggam tangan Romi erat. Dan lagi lagi jantung nya berdetak abnormal. inikah efek jatuh cinta?
"oh ya? Kabar gembira apa nih?"
"Lo tau kan kemarin gue ngelamar kerja di perusahaan NY company? Dan lo tau hasilnya? Gue diterima kerja Rom!" Ucap Mila begitu bahagia.
"What! seriously?!" Romi tak percaya sahabatnya itu bisa di terima kerja di perusahan terbesar di kota mereka. Dan ia turut bahagia melihat Mila begitu bahagia.
"gue Serius!" Tanpa rasa canggung Mila memeluk Romi melampiaskan kebahagian nya. Yang dipeluk hanya bisa menegang.
Oh tuhan, Mil stop! Bikin jantung gue maraton kayak gini!
"Dan lo tau?! Darren adalah anak dari penilik perusahan NY company! Dan itu artinya dia yang bakalan gantiin bokapnya untuk jadi CEO di perusahan itu!"
Seketika raut Bahagia Romi memudar mendengar ucapan sahabat nya itu, barusan. "Sumpah, gue gak kebayang kalau gue bakalan setiap hari ketemu dia... semoga aja ini pertanda baik."
Mila menyadari kalau ia hanya mengoceh sendirian, karna Romi tengah asik melamun tampa memperdulikan ocehannya.
"Rom,ROMI!,Ih gue di cuekin. Gak asik lo!" Ucap Mila memberengut kesal.
"Hah? Eh, sorry, sorry gue bukan maksud nyuekin lo kok"
"Ya terus kenapa ngelamun?"
"Enggak, ini gue mikirin tentang lagu buat party, lusa"
"Bohong kali...pasti lo lagi mikirin cewek yang kemarin ngasih sapu tangan ya? Ayo jujur sama gue! Dia cantik kok, dan kayaknya dia baik. Udah cepetan sana tembak" suruh Mila.
Lo lebih cantik dari siapa pun, Mil
"nanti keburu diambil orang aja, baru nyesel trus dateng ke gue 'Mil cinta gue ditolak... dia udah punya cowok' Sukurin" Ucap Mila dan sedikit mengejek sahabatnya itu dengan menirukan suaranya Romi versi Cewek.
"Dari pada lo! Cinta sih diem diem, giliran liat dia sama cewek lain aja, nangis nangis dateng ke gue 'Dia Sama Cewek lain, Rom...' kasian " ejek Romi membalas dengan menirukan suara Mila.
"Ih, Romi! Udah ah, gak lucu tau gak" ucap Mila sesekali memukul lengan sahabatnya itu.
Mungkin bagi orang lain yang tidak tau, mengira Mereka adalah sepasang kekasih, yang begitu romantis. Mereka adalah sahabat dari mereka lahir ke dunia, tumbuh bersama, hidup bersama, layaknya seorang kakak dan adik, hingga salah satu dari mereka merasakan serpihan cinta yang entah sejak kapan tumbuh begitu saja tanpa dikehendaki.
Cinta itu imajinasi yang mengalahkan logika, dan Persahabatan itu logika yang menciptakan imajinasi.
*** "Lo mau pesan apa mil? Ayam atau Lele?"tanya Romi. Ya, saat ini mereka berada di warung pecel lele langganan mereka, hidup di kota besar membuat mereka harus menjalani hidup hemat kalau tidak mau menadahkan tangan di pinggir jalan. Mereka juga tidak merasa gengsi dengan makan makanan di pinggir jalan karna itu semua terbiasa.
"Lele aja Rom, minumnya es teh manis."pesan Mila, tanpa menoleh dari ponsel nya.
Romi segera memesan pesanan mereka ke bu Murti. Sedangkan Mila sedang asik dengan ponselnya dan tak jarang ia tertawa sendiri, entah sejak kapan ia mulai menjadi stalker, mungkin sejak ia SMA dan mulai mencintai Darren.
Romi yang merasa aneh dengan tingkah Mila yang tertawa sendiri, langsung mendebrak meja tidak terlalu kencang tapi dapat menyadarkan Mila dari dunia nya, bahkan imajinasinya. "kenapa sih senyum senyum sendiri? Atau lo udah gila ya karna Si Darren cuma nganggep lo temen?"
"Husss, siapa juga yang gila, gue itu lagi ngepoin sosmed nya Darren, dan lo harus liat ini" Mila menyodorkan ponselnya agar Romi melihat apa yang ia lihat dan membuatnya tertawa sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"dia tuh suamiable banget ya? Liat deh cara dia megang nya itu kayak udah terbiasa gitu." Mila mendeskripsikan foto di salah satu akun sosmed Darren.
Romi sama sekali tidak tertarik dengan foto itu, tapi ia tertarik dengan raut bahagia yang dipancarkan Mila. Ia tersenyum miris mengingat siapa yang membuat wanita yang ia cintai itu bahagia.
"Kenapa harus pria lain yang buat lo tersenyum sih, mil? Kenapa gak gue aja, tapi gue bahagia lo bisa ketawa kayak gini, gue rela deh sakit hati dan ngubur rasa cemburu gue demi liat lo tersenyum bahagia."