Pergi atau Tidak?

670 21 11
                                    

Ternyata hujan tidak cukup untuk menyampaikan tiap bait rindu padamu.Semuanya sia-sia dengan cara apapun,mungkin memang dirimu tidak bisa mencerna setiap alam yang berbicara?

Lantas haruskah aku menunggu terlalu lama lagi?Mulutku masih bungkam tidak bisa mengatakannya.Lalu aku harus bagaimana untuk menyelesaikannya?

Aku menangis di keheningan malam,lalu tiba-tiba gemericik hujan muncul dengan suara khasnya.Hujan turun membasahi bumi,dimana bumi juga merindukan kehadiran hujan seolah hujan tau bahwa ia sedang di rindukan.Semua terbalaskan waktu itu,saat aku masih dalam keadaan menangis.

Terheran aku dibuatnya,mengapa disaat hatiku terpuruk menantikan jawaban menantikan kabar dan menangis ia datang tiba-tiba seolah tahu bagaimana perasaanku saat ini.
Dibuat diriku makin terisak dengan kehadirannya yang membuat tangisanku pecah dan tidak terdengar dengan suara itu.

Masih disini,di tempat yang sama dengan hati yang sama.Semua tidak berubah apapun itu rintangannya.Entah sedih sakit kecewa,karena aku tahu berani jatuh cinta berani sakit juga.

Dimana derajatku sebagai seorang perempuan? yang selalu menantikan seorang pria yang tak tahu dimana ia berada dan setiap kepingan perasaan itu? Apakah aku pantas menunggu terlalu lama?

Seandainya ia tahu betapa berharganya menghargai perasaan.Tidak akan aku bertahan sejauh ini hanya untuk balasan perasaan apakah dia mempunyai hati yang sama atau tidak.

Mungkin tidak sekarang bahkan nanti,entah kapan dan siapa yang berbicara nantinya.

Disini aku menunggumu dengan hal yang tak pasti,tetapi Tuhan itu pasti. Ia tahu seberapa besar aku merindukan dan mencintai ciptaan-Nya.

Apakah aku yang berbicara..
Kamu yang berbicara ...
Apakah Tuhan yang berbicara untuk menyuruhku pergi jauh karena Ia tau perasaanku ini hanya membuatku sakit.

Denpasar,21 maret 2018

Pukul 10:43

EES

Penikmat Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang