bagian 5

5 2 0
                                    

**********

Almira bingung saat Davin membawanya memasuki wilayah panti asuhan.

"Vin lo ngapain ngajak gue kesini??" Tanya Almira saat Davun melepas helm nya.

"Udah ikut gue aja" Davin menarik tangan Almira lembut untuk memasuki panti asuhan sedarhana itu.

"Sore bunda" sapa Davin menghampiri wanita yang sudah berumur tapi masih cantik.

"Sore juga Davin"

"Mana yang lain bund??"

"Itu di depan belakang. Pada main" ucap ibu itu yang Davin panggil Bunda.

"Davin semperin ya?? Al lo mau ikut??" Tanya Davin pada Almira yang hanya diam disampingnya.

"Lo duluan aja. Nanti gue nyusul" tolak Almira dan Davin mulai menjauh meninggalkan mereka berdua.

"Nama kamu siapa?? Kita belum kenalan lo?" Tanya ibu panti itu ramah.

"Almira bu. Kalo ibu??"

"Santi. Panggil aja bunda Santi kaya Davin ya"

"Siap bund"

"Kita ketaman yuk liat yang lain " ajak Bunda santi yang dibalas anggukan semangat oleh Almira.

  Setelah sampai di taman, senyum Almira terukir dari kedua sudut bibirnya melihat Davin yang terlihat sangat akrab.

"Ah bang Davin curang" ucap anak laki laki bertubuh gempal itu dengan muka yang lucu.

"Kejar dong" ucap Davin sambil berlari kecil.

"Kamu ada hubungan apa sama Davin??" Tanya Bunda Santi.

"Teman"

"Teman?? Ah bunda nggak percaya. soalnya baru kali ini Davin ajak teman wanita nya kesini. " ucap Bunda Santi lagi.

"Beneran deh bund. Oh iya, Davin sering kesini ya??" Tanya Almira mulai mengalihkan pembicaraan.

"Lumayan sering, kamu liat sendirikan gimana akrab nya anak anak sama dia"

"Selain sering kesini dia juga nyumbang makanan sama uang. Bunda bangga sama Dia karena anak laki laki seumuran dia jarang bisa nyempatin ketempat ini bahkan nggak pernah dan sibuk sama teman temannya, tapi Davin nggak" jelas Bunda itu lagi yang membuat Almira tersenyum lagi.

"Davin lo emang penuh kejutan" batin Almira.

"AL SINI MAIN" Teriak Davin.

"Tuh dipanggil Davin. Bunda kedalam dulu ya"

"Iya bunda" Almira pun berjalan menghampiri Davin yang duduk di bangku taman itu.

"Lo senang gue bawa kesini??" Tanya Davin.

"Senang"

"Gue punya sesuatu buat lo tapi lo harus tutup mata dulu" pinta Davin membuat Almira bingung.

"Apa??"

"Udah tutup mata aja" seperti yang di surih Davin akhirnya Almira memejamkan matanya sambil menunggu apa yang akan Davin lakukan.

"Udah buka matanya" Ucap Davin setelah berhasil meletakan satu bunga kecil berwarna pink ke Almira.

"Lo cantik" Pipi Almira langsung memerah saat Davin memuja nya.

"Cie malu malu. Tapi lo benaran cantik sumpah" Goda Davin yang membuat Almira memalingkan wajah nya yang merah ke arah lain.

"Davin." Panggil Almira.

"Iya kenapa??"

"Apa yang buat lo suka datang kesini??" Tanya Almira penasaran dengan sosok seorang Davin Rendra Anggara.

"Gue juga nggak tahu. Entah kenapa gue suka tempat ini" Almira hanya diam tanpa berniat menyambung ucapan Davin. Dia ingin lebih banyak tahu tentang sosok lelaki yang sudah mencuri hatinya itu.

"Mungkin karena nasib gue sama seperti mereka" Davin menghela nafasnya pelan kemudian melanjutkan ceritanya.

"Gue sama seperti mereka, kurang nya kasih sayang orang tua. Tapi gue masih beruntung gue masih mengenal mama papa dan gue juga terlahir di keluarga yang mampu. Tapi mereka? Kenal orang tuanya pun enggak. Disini gue bisa rasain gimana sedihnya mereka walau kita lihat mereka baik baik aja. Kita nggak tahu kan hatinya yang menginginkan kasih sayang orang tua yang lengkap " Almira dengan seksama mendengarkan cerita Davin dia bisa melihat ada kesedihan di mata lelaki itu.

" Gue kangen banget sama mama papa, tapi mereka nggak pernah ngerti perasaan anaknya. Saat gue kecil gue pengin banget sekolah dia antar mereka tapi apa yang hue dapat gue malah sendirian perginya. Bahkan saat gue ulang tahun mereka nggak ingat" Davin menerawang dengan kehidupannya dahulu hingga sekarang sambul menatap anak anak yag sedang berlarian kesana kemari.

"Andai gue bisa milih gue mau hidup yang biasa biasa aja daripada hidup dengan berlimpah harta tapi nggak ada kasih sayang orang tua didalamnya, kadang gue iri melihat anak lain yang bisa main sama kedua orang tuanya berjam jam bahkan seharian penuh sedangkan gue bertatap muka sama mereka aja jarang"

"Yang ada di hidup mereka itu hanya kerja kerja dan kerja" sambung Davin lirih.

"Lo yang sabar ya. Gue yakin suatu saat orang tua lo bakal bersama lo lagi nanti" Ucap Almira menyemangati Davin yang membuat lelaki itu tersenyum manis.

"Sekarang orang tua lo ada dimana??" Tanya Almira lagi menatap kearah Davin dengan sendu.

"Mereka ke jepang ngirus cabang perusahaan papa disana"

"Kapan mereka pulang??"

"Nggak tahu. Tadi malam mereka kerumah tapi gue tidur waktu gue bangun pagi mereka udah berangkat Lagi"

"Udah lah ngapain kita swdih sedih mending kita main aja iya kan??" sambung Denis menarik tangan Almira menuju sekumpulan anak anak yang sedang bermain.

"Ternyata lo beda sama kebanyakan pria lain Dav"

************

Hai hai aku kembali nih....
Jangan lupa vote and coment ya....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Almira...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang