Hari ini hari Senin pagi, saatnya beraktifitas kembali, kudapati pesan dari seseorang yang kulihat dari Manda. Langsung ku buka apa isi pesannya itu.
"Pagi la..." 05:30
"Iya pagi' 06:00
(Aku tidak terlalu meresponnya tapi dia tetap saja mau ngeladen aku.)
"Jangan lupa sarapan, semangat sekolahnya" 06:15
"Oke kamu juga" 07:00
----Hari ini Ica gak sekolah. Aku gak semangat, karena aku bingung harus main sama siapa.
Ica gak sekolah karna diare, padahal aku juga sama kaya dia diare juga tapi aku sengaja masuk, takut dibilang janjian sama temen temen jadi aku paksain buat tetep masuk. Mungkin kemarin aku sama Ica makan makanan yang kotor.
Karena aku maksain buat sekolah akhirnya jam terakhir aku pulang karena gak kuat.
Aku diantar temen sebangku ku.
Sesampainya di rumah aku gak langsung istirahat, mendengar aku pulang duluan karena izin Ica pun kerumah. Dia tertawa terbahak-bahak mendapati ku izin untuk pulang karena sakit diare. Kami emang suka beli jajan sembarangan.
"Cah, cah ngapain juga sekolah, pulang juga kan akhirnya" kata Ica sambil ketawa
"Ya gua takut mereka gak percaya kalau kita sakit loh cakkk"
"Entah heran gua geh, gak percaya bener kalau kita sakit, kita kan manusia biasa juga, mereka fikir cuma mereka yang manusia apa" katanya dengan raut muka yang aneh.
"Hahahaha gilaaaaaa"Tiba-tiba ada pesan dari seseorang yang gak aku kenal.
"Cak ini ada chat dari Rian, gua gak kenal deh sumpah" kataku
"Bales aja dulu siapa tau jodoh"
"Gila nih anak hahahaha"
"Ya bales aja, dengan kaya gitu kan lu bakal tau mana yang terbaik buat elu ya kan?, Apa sudah nyaman sama Manda?"
"Belum cak, gua masih ragu buat buka hati gua, gua takut nanti pas gua sudah buka eh dia malah enggak mau masuk, gua takut sumpah, capekkkkkkk" sambutku dengan muka melas.
"Eh tar dulu tar dulu, kok lu percaya diri amat dah, emang dia mau ngapa chat elu gehhh hahahaha" kata Ica dengan sedikit ngejek.
"Icakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk"
"Hahahaha"
Gitulah Ica selalu buat aku kesal tapi tetap bisa buat aku ketawa. Aku pun membalas pesan Rian.
Yang kutahu dia adalah sekolah di sekolah swasta yang satu daerah denganku, dia anak band, anak basket juga tapi aku gak kenal siapa dia. Aku tahu karna dia kasih tahu, sebelumnya aku gak tahu dia siapa.
-----
Tak lama dari itu kudapat pesan dari Manda.
"Laaaaaaaa" 15:30
Belum aku balas, karena aku lagi nemenin Ica ke toko baju. Kulihat Ica sedang memilih- milih baju.
"Cah Bagus yang mana?' kata Ica sambil memberi tahu dua baju yang menurutku sama bagusnya.
"Bagus semua kok" sambutku datar
"Jadi aku beli yang mana?"
"Basing cak, ini bagus itu juga bagus menurut kamu mana yang bagus buat kamu?"
"Bodok amat cah cah, percuma gua ngajak elu kesini dahhhh. Gua ajak lu kesini biar elu bantu gua milih kaliiii, lu mah gitu Mulu dahh" katanya dengan tatapan sinis tapi itu becanda, dan sumpah itu lucu banget mukanya.
"Ya kalo menurutku sih beli aja semua gih hahahaha" seraya meledek.
"Dikira banyak uang apa hahahaha"
"Hahahaha"
Akhirnya Ica milih baju Pink, bajunya lucu banget bagus kok kalau dia yang pakai. Dia mah pake apa aja bagus, dari sananya sudah cantik sih.
-----
Setelah itu dari toko baju aku sama Ica pergi ke cafe untuk makan.
"Astagfirullah Al azim" spontan aku terkejut, karena aku lupa mau bales pesan dari Manda.
"Busettttt, ngapa nyet" sambut Ica yang kaget melihat aku.
"Lupa bales chattttt"
"Et dah busetttttttt, woles woles"
"Hahahaha"
Kuambil handphone ku ditas. Ada 5 pesan dari Manda .
Yang isinya.
"Laaaaaaaa" 15:30
"PING!" 15:31
"PING!" 15:31
"PING!" 15:31
"Laa?" 16:00
Kemudian aku bales.
"Tadi abis nemenin temen" 16:15
"Kemana?" 16:23
"Beli baju aja" 16:24
"Sekarang dimana emang?' 16:25
"Masih diluar bareng temen" 16:28
"Pacar?" 16:29
"Bukan cewek kok" 16:31
"Iya, abis itu pulang ya, hati-hati"16:35
"Iya daa" 16:50
Manda kuperhatikan memang seperti itu, dia cuek, gak terlalu berbasa-basi tapi bukan berarti dia gak bisa bercanda. Dia bisa bercanda kok.
-----
Hari demi hari aku mulai kenal sama Manda dan Rian. Aku ngeladenin keduanya, bukan berarti aku ingin mengulang kesalahan ku yang telah lalu, tentang Fahmi dan Reza. Bukan maksudku serakah, aku hanya ingin mengenal keduanya sampai saatnya aku memilih untuk melanjutkan hubungan yang resmi atau memilih untuk menjadi sekedar teman.
Aku mungkin terlalu selektif dalam memilih pasangan, bukan berarti aku pilih-pilih, maksudku aku ingin memilih orang yang bener bener bakal buat aku merasa satu-satunya. Bukan berarti bermaksud untuk menduakan Allah tapi aku ingin kelak yang kupilih itu yang terbaik, yang bisa buat hati ini merasa aman dan tak penuh dengan kecurigaan.
Mana ada sih wanita yang ingin disakiti berulang- ulang?
Aku paling gak suka lelaki yang menyukai banyak wanita, aku harap nanti aku dapat memilih apa yang seharusnya aku pilih tanpa salah pilih.
Entahlah aku merasa tidak mau lagi untuk menyakiti batin sendiri terlalu lama. Meskipun memang aku takut buat memulai ini lagi. Mulai pendekatan kepada lelaki lagi, tapi emang tak bisa aku hindari aku terkadang merasa sepi.
Aku lebih sering mendapat informasi tentang Manda dengan siapapun itu. Memang banyak temanku yang kebetulan satu sekolah dengannya bahkan satu kelas dengannya selain Adit.
Yang kutahu tentang Manda adalah dia gak pernah pacaran dengan siapapun, meskipun aku belum tahu kebenaran pendapat orang itu, dia cuek sama cewek bahkan kata temannya dia gak pernah Deket sama cewek selain denganku, aku seneng dengernya, aku seneng lelaki macam dia. Walaupun aku gak tahu kebenaran pendapat temenku itu.
Seperti nya aku memang lebih tertarik sama Manda dari pada Rian. Mau Rian anak band, anak basket, anak orang kaya, anak gaul dan apalah itu aku gak peduli.
Karena aku rasa aku lebih tertarik dengan Manda, yang kulihat dan aku tebak- tebak dia orangnya sederhana, memang dia cuek tapi dia punya ciri khas dengan perhatian kecilnya, meskipun itu hanya perhatian kecil tapi aku suka, dia memang susah ditebak, ada saja tingkahnya yang bisa buat aku senyum-senyum sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/142614726-288-k670366.jpg)
YOU ARE READING
Bagimu Aku Hanya Sebatas Debu
Roman d'amourSebenernya aku takut untuk menulis ini, aku takut ada kesalahpahaman yang akan datang kepadaku. Aku hanya bertujuan agar aku tetap ingat dengan yang aku rasakan walaupun aku tahu tak terlalu penting mengingat sesuatu macam ini. Kalau setelah membac...