Chapter 4

28 7 0
                                    

Author Pov

Semenjak kejadian itu, bayang bayang wajah menyeramkan Reyhan terbayang oleh Vina. Kalau dibilang baper gara gara perkataan si Reyhan itu tidak mungkin. Yaa mungkin Vina terlalu takut dengan ancaman konyol yang akan berdampak buruk dengan dirinya.

"Salsaa, balikin polpen gue buruan." Teriak Nanda, teman sebangku Salsa
"Bentar bentar dikit lagi."kata Salsa serius
"Buruan napa. Gue juga butuh kali polpen itu. Kalau pengen beli keless. Di toko kan banyak."jawab Nanda sambil sesekali berusaha mengambil polpen Salsa.
"Ah ngirit gue. Lagian juga gak butuh butuh amat hanya sesekali. Ntar kalau gue ada perlu minjem lo. Kan lo orangnya baik" Salsa menghentikan aktivitasnya dan memandang Nanda dengan ekspresi yang sangat menggelikan.
"Kalau polpen aja lo males beli. Giliran kalau ada album baru lo malah buruan beli. Manfaatnya apa coba."

________••••________

Risa Pov

Kuping gue panas denger mereka banyak omong. Gak mikir apa kalau tugas dari Pak Syahrul masih banyak. Ini juga si Vina sok sibuk belagak ada acara di perpustakaan segala.

"Saall,Nan bisa gak sih kalian gak banyak omong. Buruan ngerjain sono ah. Polpen aja lo ributin."kata gue kesel

"Tau nih si Nanda ngajak perang mulu."jawab Salsa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Daripada ngajakin lo perang mendingan gue perang main Mobile Legend kali Sal"sambung Nanda asal asalan.

"Aaaaaa lo berdua pergi dari hadapan gue. Sekarang!!!"teriak gue.

Alhasil seluruh kelas menoleh ke arah gue. Untung aja Pak Syahrul gak masuk kelas hari ini. Yang gue lihat tadi dari ekspresi Salsa kesel. Tapi tau ah bodo amat salah sendiri berisik.

________••••________

Vina Pov

Pak Syahrul itu nyebelin banget. Udah tau tugas nya banyak masih aja nyuruh gue ke perpus buat bikin proposal. Emang dia kira gue apaan bisa disuruh suruh. Ya dengan terpaksanya gue karena pepatah mengatakan "Sekolah adalah rumah kedua. Dan para guru juga orang tua ke dua buat kalian". Jadi daripada gue dapet dosa gara gara ngelanggar ya udah iya in aja.

"Pak, begini? Ini udah selesai"kata gue.
"Ini masih kurang Vin. Em sebentar nanti saya cari bantuan kakak kelas buat bantuin kamu. Sementara kamu di sini cari aja dulu buku bukunya. Saya mau ke kantor pemerintah sebentar ada tugas."kata Pak Syahrul santai
"Baik pak"

Walaupun raut wajah gue bilang kalau gue fine fine aja tapi hati gue enggak. Ya kali dia bilang gitu, ngetik aja udah bikin tangan kesemutan, masih dibilang kurang.

Setelah kepergian Pak Syahrul, gue bukannya nyari buku yang disuruh tapi gue buat waktu luang ini untuk tidur

________••••________

Author Pov

Hari ini memang ada beberapa kelas yang jam kosong. Dikarenakan bapak ibu guru sedang sibuk dengan tugas yang menumpuk dari pemerintah pusat untuk mendata para siswanya. Dan juga tinggal 3 minggu lagi udah UTS jadi banyak dari mereka sibuk membuat soal dan hanya memberi tugas tugas tugas pada anak didiknya.

Beberapa hari ini kelas yang biasanya sepi jika jam kosong mendadak menjadi ramai. Entah mereka bosan atau memang lagi gak ada kerjaan.

"Rey, lo disuruh pak Syahrul ke perpus" kata si ketua kelas
"Ngapain?"
"Gak tau gue. Katanya juga lo disuruh bawa buku yang minggu lalu dikasih Pak Syahrul. Buruan yee udah ditungguin katanya"
"Hm"

Reyhan berjalan menuju loker yang terletak di bagian belakang kelas dan mengambil buku yang dimaksud oleh si ketua kelas.

"Mau kemana sob?"tanya Zidan
"Sop sop lo kira gue sop ayam apa?"kata Reyhan kesal
"Ckck. Buruan ttp lo mau kemana?"
"Perpus"
"Ngapain?"

Reyhan bukannya menjawab malah main nyelonong aja keluar kelas.

"Yee mentang mentang dia seksi perpustakaan, apalah daya aku yang hanya menduduki jabatan anggota di kelas"ucap Zidan sok melas
"Alay loo"ucap Karina sambil melemparkan buku
"Main lempar lempar aja. Ini buku bukan batu. Huu dasar"

________••••________

Reyhan Pov

Kreekk

Suara decitan pintu tua perpustakaan ini mungkin bisa terdengar hingga di penjuru dalam ruang itu. Yaa walaupun interior ruangan ini modern tapi pintu yang ada di depan dari dulu memang tetap begini.

Gue mengedarkan pandangan di sekeliling perputakaan. Sepi hanya ada 3 nyawa yang berada di ruangan ini. Satu petugas perpustakaan,satu cewek yang mungkin saja tidur dengan keadaan laptop masih menyala dan yang sisanya itu gue.

"Mbak,pak Syahrul tadi kesini?"tanya gue ramah karena memang gue lumayan akrab dengan orang ini
"Sekitar 10 menit yang lalu beliau keluar"
"Loo trus gue ngapain disuruh kesini?"
"Sebenarnya ada pesan dari pak Syahrul yang dikirim ke saya"
"Ha??"
"Katanya dek Reyhan dikasih tugas buat ngebantuin Dek vina buat proposal"
"Vina? Siapa?"
"Anak kelas 10 IPA 2"
"O, sekarang di mana orangnya?"
"Kalau tidak salah tadi masih di dalam."
"Baiklah, permisi mbak"

Menurut gue orang yang dimaksud tadi itu cewek yang lagi tidur di meja itu. Karena hanya dia satu satunya siswa yang ada di perpus.

"Ekhm" kata gue sambil ngetuk ngetukin tangan gue di meja.
"Apa sih Ris, lo ganggu aja deh"

Risa? Di kira gue cewek? Gila nih anak ngelindur ini.

"Woy ini perpus bukan kamar tidur ya."

Setelah mengatakan itu gue duduk dan ngebuka buku yang gue bawa tadi.

"Woy lo budek ya"ucap gue kesal sambil melempar cewek tadi dengan buku

________••••_______

Vina Pov

"Ekhm"suara itu ngeganggu tidur gue banget
"Apa sih Ris, lo ganggu aja deh" jawab gue seenaknya

"Woy ini perpus bukan kamar tidur ya."

Suara itu? Gue ngerasa pernah denger

"Woy lo budek ya"

Buseett suara bass. Tunggu bass?

Segera gue buka mata gue dan menolehkan kepala gue ke kanan. Kosong gak ada orang. Seketika gue menoleh ke kiri.

"Eloo" kata gue terkejut



Hayo abis ini si Vina gimana coba nasibnya?
Penasaran? Ayo vote and coment dulu ya

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang