3; please

24 6 0
                                    

Bangunan krem kecokelatan berdiri kokoh di tengah Kota Kyiev, Ukraina

Universitas berbasis sains itu memiliki banyak peminat untuk semester baru tahun ini. Selain fasilitas yang memadai, program, visi, dan misi universitas itu sangatlah membangun karakter. Banyak alumni dari sana yang telah sukses di bidangnya masing-masing, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pagi itu, suasana sangat ramai sehingga membuat para senior, dosen, juga beberapa anggota organisasi sibuk kesana-kemari. Menerima tamu, memeriksa kelengkapan peserta baru, dan masih banyak lagi.

Sebagian dari mereka adalah penduduk asli Ukraina, namun tak sedikit yang berasal dari luar negeri bahkan di luar Eropa. Seperti Korea Selatan.

Dalam satu lingkup universitas, mahasiswa yang berasal dari Korea Selatan bisa dihitung jari. Sangat jarang memang, tapi sekali mereka berhasil mendapat kelas yang bagus, mereka selalu jadi perbincangan umum di sana.

Seorang gadis dengan sepatu sneakers putih bertali, berjalan tergesa sambil menggendong totebag yang penuh. Warnanya juga putih bertuliskan 'A.M', bersisi buku-buku tebal yang hampir jatuh jika berjalan tidak berhati-hati. Ia mengenakan sweater hitam oversize yang dimasukkan ke dalam celana jeans biru. Rambutnya diikat ke belakang dengan gaya urakan namun seksi dan membuatnya terlihat lebih cantik.

Yang benar saja, ia hampir tersantuk batu dan buku-bukunya jatuh berserakan. Ia segera membereskannya sambil menggerutu kesal terhadap dirinya sendiri.

Ia lekas berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya yang baru saja kotor. Kemudian berjalan tergesa lagi.

"Yura, keep your steps, you'll stumble again," seseorang mengingatkan.

Yura menghentikan langkahnya dan meletakkan semua barang yang ia bawa. "Aku tidak seceroboh itu," Yura tertawa menanggapi.

"Ngomong-ngomong, apa aku sangat terlambat? Ini ramai sekali." ucap Yura gusar sambil melihat sekitarnya.

"Telat hampir setengah jam. But no problem, setidaknya kamu datang untuk menjalankan tugas." jawabnya.

"Inna, kamu tidak seharusnya melakukan ini." Yura menatap Inna penuh haru.

Inna menggeleng, "Ini tugasku sebagai kawan, bukan?"

Yura tidak bisa membalasnya jika Inna sudah menyebut kata kawan. Inna terlalu baik untuk orang seperti Yura. Perbandingan keduanya sangat jauh, Yura cenderung jutek dan cuek, sedangkan Inna sangat perhatian dan ramah.

Inna adalah penduduk Ukraina yang memiliki darah blesteran Korea. Ia menuntut ilmu disini karena mengikuti jejak ayahnya. Sejak kecil ia berpisah dengan sang ibu karena masalah keluarga. Sekarang hidupnya terpenuhi berada di tempat yang indah ini.

Yura segera mengambil alih posisi Inna di belakang meja penyambut tamu. Sedangkan Inna kembali ke dalam untuk melakukan hal yang lain.

Yura menyiapkan semua persiapan yang diperlukan. Ia mengambil daftar nama, bolpoin, ponsel, dan kartu identitas. Yura berperan sebagai senior di semester pertengahan yang mendapat tugas untuk membantu mahasiswa baru dalam pendaftaran. Cukup sibuk apalagi di hari pertama hingga lima sampai tujuh hari berikutnya.

Ketika ia siap duduk di kursinya, seseorang datang memulai percakapan. "Lama tak berjumpa, Ahn Yoora."

Seorang lelaki tinggi sekarang sedang memandangnya dari depan meja. Ia menggunakan kartu identitas yang sama dengan Yura. Ia memberikan senyum manis, mencondongkan badannya, dan disangga oleh tangan yang memegang bahu meja.

Yura membalas senyum dengan santai, "Sudah, sana. Jangan ganggu aku, Park Dong Hwa."

Ia salah satu mahasiswa sederajat dengan Yura. Sama-sama berasal dari Korea yang dikirim berdasarkan beasiswa SMA.

Tak lama, calon mahasiswa datang ke meja Yura menyerahkan stopmap hijau yang distapler rapi. Yura segera mengalihkan pandangganya dari Dong Hwa dan menggeser tubuhnya agar minggir dari hadapan Yura.

"I think this guy never give up, but please step aside for a moment," pikir Yura dalam hati.

[...]
[◽◽◽◽◽]

helaw guys!
maaf update rada malem ya, semoga bisa nemenin malam sabtu kalian/:)

hope you enjoy!

xx, zilla

pass | jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang