5; woman

26 3 0
                                    

Mereka tiba di Kyiv dengan lancar dan selamat sampai tujuan.

Setelah perjalanan panjang yang hampir menguras tenaga setengah hari, mereka akhirnya menginjakkan kaki di bandara kedatangan Boryspil International Airport.

Mereka tak menyangka akan banyak penggemar yang datang untuk menjemput. Padahal baru dua tahun mereka debut, fandom mereka sudah meluas hingga ke luar negeri bahkan wilayah Eropa.

Setelah keluar dari kerumunan publik, NCT segera masuk ke dalam mobil jemputan yang sudah menunggu. Barang-barang mereka dibawa oleh mobil yang mengikuti di belakang. Mereka dengan lelah segera meletakkan pantatnya di kursi mobil.

"Ah akhirnya aku bisa melepas masker ini," Winwin membuka maskernya setelah duduk di kursi paling belakang dengan Jungwoo juga Mark.

Jaehyun duduk di kursi kedua tepatnya di samping pintu dekat dengan jendela. Sudah menjadi tempat favoritnya belakangan ini. Ia beralasan bahwa tempat itu adalah tempat paling nyaman untuk melihat pemandangan. Meskipun belum terlalu sore, tapi ia selalu berharap melihat senja yang indah apalagi di kota secantik ini.

Jaehyun menatap Kota Kyiev dengan takjub. Semua bangunan disini berbeda sangat jauh dengan tempat asalnya, Korea Selatan atau bahkan Amerika tempatnya menuntut ilmu-dulu. Semua serba megah, aesthetic, dan cenderung menarik dengan warnanya yang soft.

"Dimana kita akan menginap?" Jaehyun bertanya pada Manajer.

Manajer Lee segera membuka ponselnya untuk melihat data informasi. "Kita menginap di Hilton Garden Inn Kyiev, tenang saja semua sudah diatur. Kalian tinggal rebahan dan bersiap untuk shooting."

"Kapan kita memulai shootingnya?" Taeyong bertanya.

"Santai saja untuk minggu pertama. Kalian ada waktu untuk berlibur disini. Untuk tanggal tepatnya akan segera kusampaikan nanti, setelah itu baru kalian harus fokus." Manajer Lee menjelaskan.

"Waa, neoneun chaegoya, Manajer Lee. Jjang!" Lucas mengangkat jempolnya sambil mengedipkan sebelah mata, menggoda sang manajer. (Kau terbaik)

Semua member tertawa dengan gaya Lucas yang receh. Meskipun begitu, Lucas selalu bisa mencairkan suasana dengan logat koreanya yang masih terbata. Apalagi Taeyong yang sering tak bisa menahan tawa dengan kelakuan adik terbarunya itu.

***

Mereka tiba di hotel ketika matahari mulai bersembunyi di balik gedung-gedung tinggi. Langit yang tadinya cerah perlahan mulai menggelap dengan warna kemerahan, tanda sunset segera bisa dinikmati.

Manajer Lee membagi kunci kamar kepada para member setelah tiba di lobby. Ada kurang lebih 15 kamar sudah dibooking untuk para staff, sekiranya dalam satu lantai.

Setiap member diberi satu kunci untuk satu kamar dengan nomor berkepala 6. Jaehyun mendapat kamar paling dekat dengan lift yang berseberangan dengan kamar Doyoung dan bersebelahan dengan kamar Taeyong.

Tempat yang cukup strategis untuk melarikan diri dari sini.

Jaehyun segera membuka kamarnya. Seperti hotel pada umumnya, kamar ini memiliki satu single bed, sofa, ruang tamu, televisi, kulkas, pendingin ruangan, penghangat ruangan, lemari, lampu tidur, meja rias, dan juga kamar mandi.

Setelah meletakkan barang bawaan, membersihkan diri, mengganti pakaian. Seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya.

"Jaehyun hyung, keluarlah, mari kita makan bersama." Mark memanggil.

"Semua member ikut juga?" jawab Jaehyun setelah membukakan pintu.

"Hanya kau dan Doyoung hyung, kajja!" Mark menanggapi. (ayo)

Jaehyun mengambil jaket hitamnya dan segera mengikuti langkah Mark menuju lift. "Doyoung hyung sudah menunggu di bawah. Sebenarnya tadi ia sudah menghubungimu, tapi tidak ada jawaban." ucap Mark.

"Benarkah? Mianhae. Mungkin tadi aku sedang mandi." ucap Jaehyun sambil membuka ponselnya. Dan benar, ada 10 panggilan tak terjawab dari Doyoung.

***

Mereka memutuskan untuk mengunjungi salah satu cafe kecil di tengah kota, tak jauh dari hotel tempat mereka tinggali. Malam yang tak terlalu dingin kali ini cocok untuk sekedar meminum kopi sambil bercanda ria dengan teman. Namun sayang hanya mereka bertiga yang keluar.

"Mengapa yang lain tak ikut juga?" Jaehyun bertanya.

"Mereka akan minum bersama dengan Manajer Lee." begitu jawaban Doyoung.

Jaehyun hanya mengangguk. Benar saja jika Doyoung dan Mark mengajaknya keluar mencari makan sendiri, ia termasuk tipikal yang tak suka meminum wine atau soju.

Doyoung beranjak memesan makanan kepada pelayan, mengharuskan ia pergi ke meja depan. Mark mengambil air dingin di sudut cafe itu. Sedangkan Jaehyun mencari tempat duduk.

Tetap di tempat yang ia sukai, ia memilih tempat dekat kaca agar bisa melihat keindahan malam Kota Kyiv ini. Cahaya lampu kerlap-kerlip di sepanjang jalan, cahaya lampu taman, semuanya indah.

Sambil menatap keramaian kota itu, tak sadar jarinya meraba dan mengetuk-ngetuk meja mencari irama. Tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu. Sesuatu yang bercahaya juga.

Sebuah, anting? Hanya sebelah?

"Apa itu?" Mark meletakkan minumannya dan duduk di hadapan Jaehyun.

"Entah, aku baru saja menemukannya."

"Simpan saja, jodoh tak ada yang tahu." Doyoung datang dan langsung menimpali, menggoda Jaehyun. Membuat Mark tertawa.

"Okay, I better keep it," ucap Jaehyun pada akhirnya, "and a woman will come to me." diikuti tawa manisnya.

[...]
[◽◽◽◽◽]

hi! oke gimana tanggapan kalian di chapter ini?

maaf update rada lama, karena otak lagi mentok/:v

xx, zilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pass | jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang