A Little Closer

20 3 0
                                    

Jai's POV

Aku menatapnya bingung, "apa maksudmu?"

"Entah, aku hanya uhm apa yah, sudahlah anggap saja aku tidak bertanya apapun" katanya akhirnya.

Anne lalu berdiri dari posisi duduknya dan berlalu dari hadapanku. Separuh dari diriku ingin menahannya dan menyuruhnya mengatakan maksud dari pertanyaannya. Namun separuh yang lain memaksaku untuk tetap duduk dan memikirkan jawaban dari pertanyaanku sendiri. Berapa kali aku mengatakan hal ini? Tapi dia aneh, misterius, atau apapun itu kau menyebutnya. Dan aku merasa dia menyebunyikan seusatu. Apapun itu pasti ada yang disembunyikan.

Aku terus memperhatikan punggungnya hingga menghilang dari penglihatanku. Dia berjalan dengan kepala tertunduk. Sangat berbeda dengan cewek yang bernama Anne yang berkenalan denganku pertama kalinya. Aku jadi memikirkan jika dia berkepribadian ganda tapi sedetik kemudian aku menertawakan pikiran tidak warasku itu.

"Kau kemana saja? Kenapa kau membolos?" satu pesan masuk di handphone ku saat aku masih memikirkan gadis itu, Anne. Lukey, begitu nama yang tertulis disana. Aku berniat mengabaikannya, tapi pasti dia akan mengoceh seharian, jadi aku memustuskan untuk membalas pesannya.

"Aku di taman belakang. Kau tenang saja, aku akan menunggumu di kantin" balasku lalu memasukkan handphoneku ke saku celana. Aku memutuskan untuk tetap tinggal di sini hingga pelajaran berakhir.

"Hai" sapa seorang perempuan yang tiba-tiba sudah duduk di sampingku. Aku bahkan tidak menyadari sejak kapan dia ada disana. Aku hanya meliriknya sekilas tanpa mengacuhkan sapaannya.

"Aku sepertinya tidak pernah melihatmu sebelumnya" katanya lagi, sepertinya tidak menyerah untuk mengajakku berbicara.

"Oh" kataku singkat. Dapat kulihat wajahnya menunjukkan ekspresi kesal saat aku melirik ke arahnya.

"Kau kenapa begitu irit saat berbicara?" tanyanya lagi. Aku tidak menjawab. Dia begitu cerewet. Aku memutuskan meninggalkannya sendirian sebelum dia bertanya hal-hal tidak penting lainnya. Satu-satunya tujuanku saat ini adalah kantin. Sebenarnya aku tidak lapar, tapi biarlah.

"Jai" sepertinya seseorang memanggilku. Suara yang cukup familiar di telingaku. Aku membalikkan badanku cepat, berusaha menemukan orang yang memanggilku tadi.

"Hai" katanya kemudian saat sudah tiba di depanku. Aku mengangkat alis kananku, seolah bertanya "apa?" tanpa berbicara.

"Aku ... aku hanya ingin meminta maaf karena meninggalkanmu begitu saja tadi, emosiku sedang tidak stabil" katanya lagi. Aku hanya diam menatapnya lalu mengangguk pelan.

"Kau mau kemana?" tanyanya lagi sambil tersenyum.

"Kantin" jawabku singkat lalu melanjutkan langkahku menuju kantin.

"Kau marah?" tanyanya entah untuk yang keberapa kalinya.

"Untuk apa?" tanyaku balik.

"Entah" jawabnya bingung sendiri sambil terus mengikutiku.

"Kau jadi kembali menjadi orang yang menyebalkan, aku kira kau tidak akan menghemat kata lagi, ternyata perkiraanku salah. Sebaiknya aku tidak tertipu lagi olehmu" celotehnya panjang lebar dan kalimat terakhirnya dia ucapkan lebih kepada dirinya sendiri. Aku hendak memprotes, aku tidak merasa menipunya, tapi aku tidak menyerukan protesku dan hanya memandang lurus ke depan.

"Kau mau makan?" tanyanya begitu kami tiba di kantin. Kantin cukup sepi, tentu saja karena ini masih jam pelajaran. Hanya ada beberapa anak yang nongkrong di pojok kantin. Mungkin mereka sedang free, diusir dari kelas, atau membolos sepertiku.

"Tidak" jawabku kemudian. Dia hanya mengangguk dan pergi meninggalkanku. Sepertinya ingin memesan makanan. Aku memutuskan untuk memesan jus jeruk di kantin terdekat. Tidak berapa lama, Anne kembali dengan nampan yang berisi nasi goreng juga es teh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang