Seorang Andira Shenika dihukum karena ketahuan bolos pada hari pertama sekolah? Sebuah kejadian yang memalukan sekaligus langka. Ini adalah kali pertama Andira dihukum, apalagi bersama seorang cowok yang tak lain adalah Arga.
Lagi-lagi, Andira harus terjebak berdua dengan Arga karena kejadian membolos mereka kemarin. Jika saja Andira tahu bahwa ia akan berakhir dihukum seperti ini, apalagi berdua lagi dengan Arga, ia pasti akan menolak ajakan cowok itu kemarin.
Andira jadi berulang kali berpikir, tidak seharusnya ia dekat-dekat Arga lagi. Berada di sekitar cowok itu malah membawa malapetaka bagi Andira. Sudah bolos bersama, ketahuan pula, sampai diberi hukuman dan image Andira rusak begini, padahal ini baru hari kedua di masa SMA-nya!
Ingin sekali rasanya Andira marah pada Arga, mencakar mukanya sampai belang-belang seperti harimau. Tapi, itu tidak mungkin. Arga telah menolongnya, menraktirnya sarapan kemarin, dan melindunginya dengan berbohong kepada anggota OSIS saat diintrogasi tadi. Yah, walaupun tetap saja, berbohong itu hal yang salah untuk dilakukan meskipun demi kebaikan sekalipun.
Sudah dua kejadian Andira berdua dengan Arga. Dan dua-duanya tidak ada yang benar. Sudah bolos bersama, dihukum bersama pula.
Andira yang mengekor Arga sambil melamun itu lantas menabrak punggung Arga karena cowok itu menghentikan langkahnya setelah mereka sampai di taman.
"Aduh, Arga! Lo kok berhenti tiba-tiba, sih?" kesal Andira sambil mengusap dahinya.
"Yeee, nenek lampir! Lo yang jalannya bengong, orang udah nyampe, lo bilang berhenti tiba-tiba. Dikira mobil mogok, apa?"
"Ih! Arga, lo tuh ya—"
"Tunggu-tunggu, tahan dulu protesnya. Ini... kita gimana mau nyiram?" sergah Arga bingung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hah?" bingung Andira.
"Aduh, lo lemot juga ya. Gak denger kata OSIS yang cewek tadi, apa? Keran sama selang air yang biasa dipake buat nyiram taman rusak, jadinya kita harus ngangkut air pake ember dari toilet ke taman. Terus, kita mau nyiram gimana?" jelas Arga panjang lebar.
"Oh, iya." Andira berpikir sambil menggumam. "Pake gayung toilet aja," usul Andira.
"Ah, bener juga." Arga lalu beranjak pergi berniat menuju toilet, lalu menghentikan langkah keempatnya setelah menyadari bahwa Andira tidak mengikutinya dari belakang. "Eh, Siput. Ngapain lo diem disitu? Buruan ke toilet, lo ambil gayung, gue ambil ember."
Andira yang kebingungan lantas segera sadar. "Ih, yaudah, sih. Jangan panggil gue Siput!" sungut Andira.
Sesampainya di toilet, mereka mendengus nafas kesal. Lucu sekali, semua toilet di sekolah mereka menggunakan WC duduk dan jet shower, yang jelas-jelas tidak pakai ember dan gayung seperti toilet biasa.
Jadi, mereka harus menyiram taman sekolah dengan apa?
Sialan, kakak kelas OSIS yang cewek tadi pasti sengaja mengerjai mereka. Menyuruh mereka untuk menyiram taman sekolah, tapi keran dan selang yang biasa dipakai rusak. Terlebih, tidak ada gayung dan ember di toilet yang bisa mereka pinjam.
"Anjir, terus ini gimana coba mau nyiram tamannya?" kesal Arga.
Andira mengerutkan dahinya, berpikir. "Gimana kalo coba cek ke gudang?"
"Nah, iya. Tumben pinter."
"Tadi lo bilang apa?" ujar Andira jengkel sambil menyipitkan matanya ke Arga, bersiap untuk mengomeli Arga panjang lebar.
"Udah-udah, tunda dulu omelannya. Sekarang mending cepetan ke gudang," sergah Arga sambil menarik pergelangan tangan Andira.
Andira refleks menarik tangannya. Sebenarnya, Andira memang tidak suka disentuh orang lain. Tapi, ia juga sedikit kaget dengan refleksnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disastrous Boy
Teen FictionApa jadinya jika Andira Shenika, si cewek perfeksionis, disiplin, juga dikenal jutek dipertemukan dengan cowok ceroboh, bengal dan menjengkelkan seperti Arga Bagaskara? --- Bagi para siswi lain, mungkin Arga Bagaskara adalah sosok cowok idaman denga...