Salju-salju masih turun ketika mereka sampai diantar di Hotel Hof van Wageningen. Salju meninggalkan bekas pada apa saja yang melekat pada tubuh. Nordia mengajari Niella membersihkan sepatu yang basah sebelum masuk. Tidak ingin lantai dalam kotor.
“Ayo, kakak tidur ya,” Nordia mengajak Niella selepas membereskan barang-barang. Nona lebih dahulu terlelap lelah di bawah selimut tebal begitu masuk ke ruangan.
“Tapi Niella mau main ke luar bermain salju.” Niella merajuk. “Mommy kan sudah janji kalau sampai penginapan, Niella boleh main.”
“Iya, kakak. Nanti tapi tidur dulu ya.” Nordia pura-pura menguap, lalu menjalar ke Niella juga menguap.
Perjalanan panjang yang menguras tenaga memang menimbulkan lelah. Mereka bergelung bersama di atas ranjang.
Sore salju reda bertepatan Niella bangun dari tidur. Dia buru-buru meminta mommy-nya dipakaikan pakaian lengan panjang empat lapis dan jaket sebelum keluar.
Salju menumpuk dimana-mana. Niella menghempas diri ke tanah berputih itu. Kedua tangan dan kaki bergerak-gerak membentuk serangga bersayap dari kepompong.
Salju membasahi pakaian, Nordia membiarkan putrinya menikmati kegembiraan. Nona yang belum lancar berjalan dipegangi Nordia menegakkan kaki. Tapi kaki kecilnya terbenam dalam salju. Nona terduduk kemudian dengan kegirangan mengacak-acak salju. Senyum Nona lebar, pipi mungilnya menggemaskan. Salju kembali turun dengan pesonanya.
"Nona, do you wanna build snowman?" Nordia berdendang dan mengajak Nona membentuk gumpalan dari salju. Sebagai mantan vokalis band SMA, suara Nordia masih terdengar merdu.
"Elsa!" Niella berseru lalu bangkit. "Aku Elsa. Adek jadi Anna. Aku juga mau buat Olav."
Boneka salju kecil terbentuk dari tangan Niella dan Nona dengan bantuan Nordia.
Anak-anak kecil itu bila dibiarkan dengan salju sampai gelap pasti kegirangan sendiri jika Nicholas tidak mengajak mereka ikut bepergian belanja memenuhi kebutuhan hari-hari ke depan.
Di Wageningen Centrum, pusat perbelanjaan, ternyata tutup jam 16.00. Jadilah mereka kembali tanpa kantong belanja. Untungnya sudah bawa stok makanan dari Indonesia untuk awal-awal kedatangan.
Makan malam pertama di negeri orang, Nicholas sekeluarga berterima kasih kepada Hendra yang menjamu di apartemen Bornsesteeg. Tiga mahasiswa lain yang juga magister ikut bergabung. Sambutan mereka sangat ramah. Berkumpul dengan seasal di negeri orang seperti menemukan keluarga. Pulang dari apartemen malah dibawain bahan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Baby
Chick-Lit[On Going] Romantika salju yang menyelimuti Kota Wageningen bak negeri dongeng kemudian tidak terasa keindahannya karena sang wanita seketika kehilangan kenangannya. Nordia, menganggap dirinya gadis kecil, tapi seorang laki-laki, Nicholas, mengaku s...