3

9.9K 1.6K 363
                                    











.






.











Jaemin kini tak bisa menyembunyikan senyumnya saat memasuki rumah, membuat Ibu dan Ayahnya kini menatap Jaemin, penasaran, namun tidak dengan Ibunya, karena Ibunya ini melihat dengan jelas bagaimana Jaemin di kecup oleh anak dari tetangganya itu.

“wah! Anak ibu sudah besar ya”

“apa?”

“buktinya Jeno sudah memberimu sebuah kecupan manis di bibir!”

Ayah Jaemin yang mendengar penuturan Ibunya itu kini menyemburkan teh yang tengah diminum, lalu menatap kearah Jaemin dan Ibunya horror, dan itu tentu membuat Jaemin tak tahan untuk tak tertawa.

“ayah! Wajah ayah itu sungguh!”

“sudah, jangan banyak tertawa, pergilah mandi”

Mendengar itu Jaemin kini menghormat pada Ibunya itu, dan segera berlari menuju lantai dua, dimana kamarnya berada, dirinya kini tak lagsung pergi ke kamar mandi, dan kini malah beralih untuk membuka buku diary miliknya.

Tolong jangan tertawakan Jaemin! Tapi memang sudah menjadi kebiasaan miliknya untuk menulis setiap kejadian yang terjadi, terutama kejadian hari ini adalah yang paling mengagumkan bagi dirinya.


****






“JAEMIN! BANGUN!”


Sudah pasti, itu bukanlah Ibunya, karena Ibu Jaemin pasti akan membangunkan anaknya itu dengan lembut, tak akan seperti toa, ayahnya? Sudah berangkat kerja.

Sudah pasti itu adalah sahabatnya yang banyak bicara, sebut saja Haechan, Haechan kini sudah memulai aksi gilanya dengan melompat-lompat di ranjang Jaemin, membuat Jaemin kini menendang selimutnya kesal, dan melotot tak suka kearah Haechan.

Sedang yang di pelototi kini tersenyum senang, melihat orang yang ia bangunkan kini terbangun.

“cepat mandi!”

“sebentar lagi!”

“cepat bodoh!”

Haechan kini beralih pergi kedekat jendela, berniat mengulangi apa yang pernah ia lakukan pada Jaemin beberapa hari yang lalu, namun dirinya kini terkaget dengan apa yang dirinya lihat.

“Jeno bersama wanita!”

“aku tak akan tertipu lagi!”

“aku tak berbohong!” dengan susah payah Haechan kini menarik Jaemin kedekat jendela kamar Jaemin yang langsung mengarah pada depan rumah Jeno, dan benar saja, dirinya kini melihat Jeno yang tengah bersiap berangkat sekolah menggunakan mobilnya dengan seorang wanita yang entah siapa.

“itu seperti Herin”

“Herin?”

“ya, adik kelas kita”

Jaemin kini menunjukan wajah tak suka miliknya, dengan segera Jaemin kini beralih mengambil handuk dan dengan cepat mandi, jujur saja hal ini membuat Haechan bingung, apa ia harus senang atau bingung dengan tingkah Jaemin yang menjadi dua kali lebih cepat jika sudah menyangkut Jeno.

Keduanya kini turun dari lantai dua, Jaemin tampaknya benar-benar tak sabar untuk pergi ke sekolah sekarang, buktinya, dirinya kini rela melewatkan sarapan buatan Ibunya, sedang Haechan yang di tarik pasrah saja.

Percayalah, Jaemin akan sangat menakutkan jika sedang seperti ini.






***







“Mark! Jeno mana?”

Haechan kini bertanya pada Mark yang kini tengah mengobrol dengan beberapa temannya, Mark yang merasa namanya di panggil kini mengalihkan pandangannya pada Haechan, lalu melirik kerah Jaemin yang kini memandangnya datar.

eoh? Jika tak salah dia ke kantin dengan Herin”

Mendengar itu, Haechan kini dengan segera menarik Jaemin menuju kantin, mungkin saat berangkat sekolah Jaemin—lah yang paling semangat ingin menemui Jeno, namun saat sudah setengah perjalanan, nyalinya langsung menciut entah kemana, membuat Haechan tertawa di buatnya.

Lalu tak lama Haechan marah saat mendengar jika sahabatnya ini sudah dicium oleh Jeno, karena prinsip Haechan adalah, tak ada ciuman sebelum menjadi sepasang kekasih, yang benar saja, hubungan saja tak punya, tapi sudah berani cium-cium.

Karenanya kini, Haechan mencari Jeno, ia ingin meminta pertanggung jawaban atas apa yang di lakukan Jeno kemarin, walau Jaemin sudah beberapa kali, menarik Haechan untuk kembali kekelas, namun tampaknya, semangat Haechan terlalu mengebu untuk menemui Jeno.

“Haechan—ah! Ayo kita kembali ke kelas saja! Kau memalukan bodoh!”

“YAK! DISINI AKU INGIN MEMBELAMU! DAN KAU MENYEBUTKU BODOH HAH!”

Haechan kini protes dengan suara menggelegar miliknya, membuat Jaemin segera menutup kedua telinganya cepat, sedang Haechan kini masih mengalihkan pandangannya di kantin, mencari Jeno yang katanya tengah sarapan dengan wanita bernama Herin itu.

“nah itu dia! Ayo hampiri mereka!”

“tidak Haechan! Ayo pergi dari sini!”

Hachan masih tak peduli dengan Jaemin, bahkan Jaemin kini menarik Haechan untuk menjauh, namun tampaknya tenaga Haechan jauh lebih besar dari Jaemin, di tambah Haechan sedang mengamuk sekarang.

Menjadi perhatian? Jelas, mereka menjadi perhatian setiap orang yang ada di kantin, Jeno dan wanita itu hanya terlalu bodoh untuk tak mendengar teriakan Haechan dan Jaemin.

“LEE JENO!”

Haechan kini berhasil melepaskan diri dari Jaemin, membuat Jaemin terjatuh disana, Mark yang baru sampai di kantin kini membantu Jaemin berdiri, dan keduanya langsung menghampiri meja Jeno, terutama saat mendengar Haechan yang memanggil nama lengkap Jeno.

“ada apa?” Jeno kini bertanya kearah Haechan santai, membuat Haechan kini benar-benar siap untuk mengamuk.

Tangan Haechan sudah siap untuk menampar wajah tampan Jeno, namun langsung di tahan oleh Mark, membuat Haechan kini mengalihkan pandangannya pada Mark, lalu membuang mukanya “kita bisa bicarakan baik-baik"

“mendengar itu Jaemin mengangguk, lalu menarik Haechan untuk duduk di kursi itu, begitu juga dengan Mark, sedang wanita yang sedari tadi duduk di hadapan Jeno tampaknya bingung dengan apa yang terjadi disini.

“Kau mencium Jaemin kemarin! Dan sekarang jalan dengan wanita hah!”

Baiklah, Haechan tetap Haechan, suaranya bahkan mengalahkan speaker sekolah, semua murid yang diam di kantin jelas menoleh kearah mereka, jangan tanya seberapa merahnya wajah Jaemin saat mendengar itu.

“kenapa? diakan saudaraku”

Jeno menjawab bingung, kerena masih bingung dengan keadaan yang ada disini, Haechan kini terdiam, menatap Jeno tajam, sedang Jaemin semakin menundukan wajahnya, malu dengan tingkah Haechan. Mark kini tengah sibuk meminta maaf pada murid yang merasa terganggu.

“Herin ini saudaraku, orangtuanya sedang pergi jadi dia menginap dirumahku, kalian salah paham, kecuali jika kalian bilang Herin ini mantan Mark, itu memang benar”

Mark? Sangat ingin rasanya mencekik Jeno sekarang, jangan lupakan bahwa ada Haechan disana.



Tbc........

yo guys!

Cerita ini alurnya emang sengaja cepet,
Aku pengen bikin cerita nomin yang lain agi 😂😂

<3 from author ciang

Give Love • nomin (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang