.
.
.
.
Jaemin kini terkekeh mengingat kejadian tadi pagi, dirinya kini tengah berjalan untuk pulang, tinggal beberapa rumah lagi, dan dirinya akan sampai, sebenarnya Jeno sempat mengajaknya untuk pulang bersama, namun, Jaemin masih merasa tak enak pada Herin, karenanya dirinya lebih memilih untuk pulang dengan naik bus saja.
“Aku pulang!”
“sudah pulang? Ini bawa ini sekalian ke kamarmu”
Jaemin tak mau ambil pusing saat melihat ibunya kini menyuruhnya membawa dua toples kue kering ini ke kamarnya, Jaemin memang sangat suka memakan cemilan, karenanya Jaemin selalu membawa toples berisi cemilan ini ke kamarnya.
Dirinya melangkah cepat ke kamarnya, karena ingin segera menulis kegiatan hari ini di diary miliknya.
“Jeno!”
“eoh? Hai!”
Jeno menunjukkan senyum tampannya, lalu menyimpan buku yang tengah ia baca, wajah Jaemin jelas memerah sampai telinga, ingatkan dirinya untuk mencopot semua photo Jeno yang ia tempel di dinding, dan buku yang di baca Jeno tadi! Diary miliknya.
“mati aku!”
“kau tak akan mati!”
Jaemin masih tak bergerak dari tempatnya, melihat itu Jeno kini mendekat kearah Jaemin, dan mengambil dua toples yang di pegang Jaemin dan menyimpannya di meja belajar milik Jaemin.
“sebegitu suka—nyakah kau padaku”
Jaemin masih menundukkan kepalannya, terlalu takut untuk menatap mata sipit Jeno, namun dagunya kini ditarik oleh Jeno agar Jeno bisa melihat mata indah milik orang yang telah merebut hatinya itu, mengecup cepat bibir manis itu yang sekarang benar-benar menjadi candunya.
Jaemin yang malu kini memeluk Jeno cepat, dirinya tak peduli dengan Jeno yang mungkin akan marah pada dirinya, namun ternyata tidak, Jeno kini malah balas memeluk Jaemin tak kalah erat, setelahnya mengecup pelan pelipis milik Jaemin.
“kau kekasihku sekarang!”
Mendengar apa yang di ucapkan Jeno, Jaemin semakin mengeratkan pelukannya, dirinya terlalu senang dan rasanya dirinya sangat ingin meloncat sekarang, tanpa Jaemin menjawabpun Jeno sudah jelas tahu apa jawabannya.
***
“yang ini bagaimana?”
Jaemin kini tengah menghabiskan waktunya dengan mengerjakan beberapa soal matematika dengan Jeno, di rumah Jeno, ini adalah hari ketiga setelah keduanya menjalin sebuah hubungan, tentunya mendapat banyak dukungan dari kedua orangtuanya.
Mengingat kedua orangtuanya adalah teman dekat, walau sedikit aneh saat tahu jika kedua anaknya ini sama sekali tak saling mengenal pada awalnya, well, mungkin hanya Jaemin yang mengenal Jeno.
“coba aku lihat”
Jeno kini mendekat kearah Jaemin, memeriksa tugas yang tengah di kerjakan, Jaemin, lalu mengoreksi beberapa kesalahan yang Jaemin buat dalam cerita itu “yang ini seharusnya di kali Jaemin sayang”
“berhenti memanggilku begitu!”
“iya iya”
“kalian ini! Ini bunda membuat kue kering!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love • nomin (✔)
Short Story(n). Haechan kini berusaha menarik Jaemin turun dari kasur, namun anak bernama Jaemin itu malah menenggelamkan seluruh badannya ke dalam selimut, melihat itu, Haechan tentu menarik secara paksa selimut yang di pakai oleh Jaemin, membuat Haechan mend...