Biarlah

187 13 2
                                    

"Mengapa hatiku begitu lemah dan rapuh bak tanaman yang mengalami etiolasi dan kekurangan magnesium"

Di Malam ini kulihat bintang- bintang tak terlalu tampak dilangit,aku membuka jendela dan Ku lihat bulan tak memancarkan cahayanya. Aku ingin mencurahkan isi hatiku kepada bulan dan bintang malam ini, aku pun mulai bergumam dalam hati.

"Rasanya aku ingin menangis. Apakah aku saja yang ingin menangis malam ini? Aku ingin membiarkan semua lembaran-lembaran kenangan ini terbuang? Apakah bisa?" Tanyaku

Tak ada jawaban sedikitpun, hanya angin-angin Malam yang berhembus.

"Kenapa,kenapa tak Ada jawaban, salah jikalau  diriku seperti ini, aku tak ingin hatiku seperti ini? Akupun tak ingin perasaanku dirundung badai setiap saat." Pekikku dalam hati.

Akupun mulai meneteskan air mata, di umurku ketujuh belas ini, masa dimana aku harus menahan diriku, manahan dari semua yang salah. Hati diciptakan untuk merasakan yang namanya sayang, tapi apakah jatuh sayangku ini salah dan terlalu berlebihan sehingga hanya menimbulakan sebuah luka. Aku ingin seperti hormon Asam traumalin yang dapat menyembuhkan luka Dan menggantikan dengan yang baru. Aku merasakan ada septa diantara Kita, Ada sebuah sekat yang memberi jarak diantara Kita. Aku hanya ingin mentaati agama yang kupegang, aku tak ingin jika hati ku terlalu sayang kepadamu, karena aku takut Sang maha pemberi hati akan murka kepadaku.
Kamu tau, mengapa aku tak lagi berkomunikasi dengan mu? Karena aku ingin menjagamu Dari hal- hal yang dilarang, menjaga dari hal- hal yang dibenci oleh sang maha penyayang.

Maka dari itu aku membiarkan hati ini berjalan dan menentukan arahnya, walau sakit terasa. Biarlah batinku diterpa ribuan jarum, asal perasaan ini tak menimbulkan kekecewaan kepada sang maha pencipta. Biarlah aku mendoakanmu dari sini, walau kau tak tau itu. Biarlah doa ini melayang-layang dan sampai kepadamu.

Hujan di kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang