End of Story

3.5K 227 66
                                    


.

.

Itachi kembali memeriksa isi ransel nya, memastikan tidak ada barang penting yang lupa dia bawa.

"Kau sudah siap? Ashura sedang di perjalanan kemari."

Itachi menoleh ke arah suara, Indra bersender di pintu kamarnya.

"Hn."

Indra menghampiri Itachi dan duduk di tepian kasur
"Ashura bilang dia bertemu dengan adikmu, dia terlihat kacau dari terakhir mereka bertemu. Kau tau, lebam biru keunguan merias wajah cantiknya."

Itachi menghela nafas pelan. Dia tidak tau harus menanggapi cerita Indra seperti apa. Yang jelas tekadnya semakin kuat untuk menemui adiknya itu.

"Dan dia juga bertemu dengan Uzumaki Naruto." lanjut Indra, bibirnya berkedut senang ketika melihat reaksi Itachi saat dia menyebutkan nama pemuda pirang itu.

"Oh"

" 'oh' apa? Kau sepertinya sangat senang ketika mendengar namanya. Lebih senang saat aku menceritakan kisah adikmu itu" ejek Indra, namun kali ini dia tidak mendapat respon apupun, selain keheningan.

"Jadi... Benar, kau masih menyukainya"

Itachi menatap tajam Indra yang semakin mengejeknya kalau saja dia tidak mempunyai pengendalian emosi yang kuat mungkin wajah putih mulus Indra sudah rusak terkena pukulan nya setiap hari.

"Ha ha. Aku tidak peduli urusan mu dengan pemuda pirang itu. Tapi saran ku, aku harap kau lebih mementingkan adikmu terlebih dahulu. Aku tidak ingin kau menyesal. Kematian kedua orang tuamu, jelas bukan salah nya. Jangan membebaninya dengan hal-hal yang menyakitkan seperti itu. Dia sudah cukup tertekan dengan segala masalah yang terjadi, yang bahkan menurutku tidak pantas dia terima. Ini murni kesalahpahaman semata. Itachi, aku tidak ingin kau menyesal. Selesaikan masalah mu. Rangkul adikmu. Dan buatlah takdir kehidupan baru untuk kalian." nasehat Indra panjang lebar.

"Ah. Sialan. Tenggorokan ku jadi sakit, bicara banyak seperti ini." keluh nya kemudian, membuat Itachi tersenyum geli.

"Terimakasih atas keperdulian mu. Aku akan melakukan yang terbaik." ucap Itachi pasti.

.

Satu jam kemudian terlihat mobil Ashura telah terparkir nyaman di halaman rumah minimalis pinggir pantai itu. Ashura sendiri kini terlihat sedang menikmati secangkir kopi buatan pujaan hatinya.

"Ahh... Inilah kebahagian hidup yang selalu aku syukuri. Rasanya aku akan hidup awet muda terus."

"Berlebihan." dengus Indra kesal. Sedang Ashura hanya terkekeh sambil mendekap Indra dari belakang.

"Luv... Kau memang yang terbaik." ucap Ashura yang hanya di tanggapi dengan sebuah sikutan pelan di perutnya.

"Apa kau yakin ini akan berhasil?" tanya Indra.

"Kenapa kau yang jadi ragu?" tanya balik Ashura seraya mengangkat Indra untuk duduk di atas counter dapur.

"Bukan ragu. Aku hanya bertanya." elak Indra.

"Aku bukan Tuhan. Tapi kalau Itachi yakin, maka semuanya akan baik-baik saja." ucap Ashura menenangkan. Dia tau jika Indra sebenarnya mengkhawatirkan pemuda Uchiha itu, karena dia pun merasakan hal yang sama.
"Lagi pula ia hanya akan menemui adik kecilnya, bukan malaikat maut." lanjut Ashura dengan memainkan alisnya mengggoda Indra. Tangan besarnya menelusup masuk kedalam t-shirt blue navy Indra, dan mulai memilin puting nya pelan, sedang tangan lainnya entah sejak kapan telah melepas celana training Indra dan meremas pantat sintal itu gemas. Kedua jarinya bergriliya mencari lubang ketat yang selalu berhasil membuat Ashura mabuk kepayang.

End Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang