-2. Help Me!-

2.3K 213 2
                                    

"Aniki ... Please! Bantulah adikmu yang cantik ini! Ya ya?" Ujar Hinata memohon. Memasang wajah imut yang membuat siapapun tak kuasa untuk menolaknya, namun hal itu sama sekali tak berpengaruh pada Sasuke.

"Tidak." Ujar Sasuke tegas tanpa perasaan, membuat wajah Hinata berubah cemberut dan kesal mendengar jawaban yang sama sejak dua puluh menit ia merengek pada Sang Aniki. Menggunakan berbagai cara lembut dan merayu alias merengek manja padanya. Namun satupun tak ada yang berhasil membuat hati Sasuke luluh. Lelaki itu terlalu sibuk bergelut di depan laptopnya, mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk dan harus segera dikumpulkan minggu ini.

"Huft! Pelit sekali. Aku kan hanya meminta bantuan padamu sedikit saja. Kau hanya harus berpura-pura menjadi kekasihku dan menemaniku pergi ke acara ulang tahun lelaki kurang ajar itu. Aku hanya ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah move on setelah insiden penolakan kemarin." Celoteh Hinata panjang lebar. Raut wajahnya berubah sedih dan kesal mengingat peristiwa menyedihkan plus memalukan yang terjadi kemarin di sekolahnya.

PLETAK

"Awww ... ANIKI ... APA YANG KAU LAKUKAN?" Teriak Hinata keras karena mendapat pukulan cukup keras dari Sasuke tepat di atas kepala bermahkota indigo miliknya. Sedikit membuat pening dan mungkin saja ia akan gegar otak karena pukulan itu. Terlalu berlebihan memang, namun pikiran tersebut sempat muncul di otaknya.

"Bodoh! Kau tak akan gegar otak hanya karena pukulan seperti itu." Ujar Sasuke ringan seakan bisa membaca isi pikiran adiknya. Tersenyum tipis melihat raut wajah Hinata yang semakin muram dan kusut bagaikan pakaian yang belum disetrika selama satu tahun.

"Kalau aku benar-benar gegar otak, kau mau bertanggungjawab hah?" Sentak Hinata masih tak terima. Mengusap-usap kepalanya agak cepat, berharap rasa pening yang menyerang akan segera lenyap.

"Tidak akan. Kalaupun terjadi, aku tinggal membawamu ke rumah sakit. Beres kan?" Sasuke tergelak menahan tawanya sekuat tenaga ketika melihat ekspresi Hinata saat ini. Lucu dan menggemaskan. "Sekarang keluarlah! Kau menggangguku saja." Usirnya tanpa perasaan.

"Huft ... Kau kejam dan menyebalkan sekali, Aniki!" Hinata memberenggut. Tingkat kekesalannya telah mencapai stadium akhir. Ia bangkit berdiri dari atas tempat tidur Sasuke, melangkahkan kakinya hendak keluar meninggalkan ruangan itu.

Namun sebelum benar-benar menghilang di balik pintu, Hinata sempat mengatakan sesuatu: "Lebih baik aku meminta bantuan Sai-nii saja. Ia sangat baik hati, jauh lebih tampan dan keren dari Aniki. Jadi aku akan lebih bangga membawanya ke Pesta dan memperkenalkannya sebagai kekasihku pada semua orang disana. Pasti semua gadis akan iri padaku. Ah, kenapa aku baru kepikiran sekarang ya? Kalau aku membawa Aniki ... Yang ada semua orang akan ketakutan dan kabur setelah melihat wajahmu yang menyeramkan itu. Hahaha ..."

Sontak saja perkataan Hinata itu membuat tubuh Sasuke membeku seketika. Segera melompat dari tempat tidur untuk berlari mengejar dan menangkap Sang Adik yang telah berhasil membuatnya kesal.

"KEMARI KAU, HINATA!"

"Kyaaaa ... Aniki ... Berhentilah mengejarku!"

"Tidak akan. Kau harus menerima hukuman dariku karena mulut manismu itu."

"Tidaaakkk ... Aniki, Jangaannnn!"

Setelahnya terdengarlah suara gaduh di kediaman keluarga Uchiha yang nampak sepi tersebut. Suara tapak kaki berlarian kesana kemari disertai teriakkan keras Hinata karena pada akhirnya Sang Aniki telah berhasil menangkapnya.

"Nah, Hinata..." Sasuke menghetikan ucapannya. Mengunci pergerakkan Hinata lebih erat, membuat gadis itu semakin tak berdaya di bawah naungan tubuh besarnya. "Sekarang ... Bersiaplah menerima hukumanmu!" Ujarnya lagi penuh penekanan diiringi seringai menakutkan yang membuat bulu kuduk Hinata meremang, merasakan firasat buruk akan datang.

"OH, NO! ANY BODY ... HELP ME ...!" Teriak Hinata mendadak berbicara menggunakan bahasa Inggris. Menatap horor Sasuke yang kian melebarkan seringai di bibirnya melihat Hinata mengkerut ketakutan seperti itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

-0-0-0-

ANIKI (SasuHina Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang