ANATHA 01

3 1 0
                                    

Saat kamu belum di datangkan Tuhan, semuanya terasa sangat amat baik-baik saja. Dan setelah Tuhan mendatangkanmu, semuanya berubah seketika.
Ini bukan salah takdir, tapi ini sudah garis besar kehidupan...""""

----------

MATAHARI Enggan menampakan sinarnya. Bunga-bunga ditamanpun seakan sangat antusias menyambut musim ini. Musim dimana sebagian tumbuhan-tumbuhan mulai bermekaran dan hidup dengan serba kekenyangan.

Berbanding terbalik dengan tumbuhan yg menyambutnya dengan sangat senang. Kini gadis berparas Asia pun tak henti-hentinya berdecak kesal, atas langit yg tidak mendukung aktivitas paginya itu.

Dengan langkah malas, gadis yg memiliki nama panggilan Ana ini melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dan menyantap 1 helai roti yg dibumbuhi selai coklat, kesukaannya.

"Morning Ayah, morning Bunda. Pagi ini apa kalian gak merasa malas? Kerja terus, yah selalu kalian anggap panasnya terik matahari dan dinginnya air hujan bagaikan tumpukan rupiah! Tragis.." ucapnya tersenyum getir. Tidak ada yg membalas ucapannya, karena memang hanya Ana lah yg berada di meja makan saat ini. Tidak ada siapapun kecuali Asisten Rumah Tangganya. Kedua orang tuanya? Jangan ditanya! Mereka terlalu sibuk dengan uang. Pagi butapun, rumah sudah sangat sepi, meja makan sudah kosong, dan bagasipun tinggal 1 mobil, milik Ana.

"Tragis..." helaan nafas berat, sepertinya sudah menjadi hobi Ana setiap detiknya.

"Okay! Not miracles this morning! No problem" ucapnya menguatkan, tanpa sadar senyuman getir itu kembali terlukis diwajah damainya.

......

"ANATHA LAUDY.." Sapaan keras plus teriakan sang pengganggu sudah mulai terdengar pagi ini. Ojy dan Meta memulai aksinya untuk membuat hari-hari Ana menjadi lebih......... Urakan mungkin. Tapi, bagi Ojy dan Meta memang punya tempat khusus dihati Ana. Ibaratkan, keduanya adalah kelurga kedua bagi Ana.

"Sudah makan? Sudah belajar? Sudah ngerjain pr?" deretan pertanyaan ini ciri khas Ojy, ketika Ana baru melangkahkan langkahnya menuju gerbang sekolah. Ana tidak mengerti, apa Ojy selama belajar di TK, hanya paham ketiga kalimat itu saja?.

"Udah Ojy, Oh my god!" ucapnya setengah frustasi. Ojy hanya tertawa kecil, Ana memang sangat lucu jika wajahnya frustasi seperti ini. Tidak jarang juga, baik Ojy maupun Meta selalu menggoda bahkan menjahilinya.

"Gak ada kalimat lain selain kalimat itu? Gue bosen Ojy!" oceh Meta menambahkan. Metapun kadang gemas dengan tingkah berbeda-beda dari kedua sahabatnya ini. Tapi Metapun menyayangi keduanya, Ana dan Ojy.

Ojy menggeleng keras, membuat Meta semakin geram bahkan gemas. "Oh god! Youre so smart honey!" ucap Meta menggeleng-gelengkan kepalanya. Kadang, tingkah Ojy memang diluar batas manusia pada umumnya. Okey, him is best friend!.

"Really?"

"Yeah, and i think i like you."

"You like me? This is real? Oh my god Meta. But, i think so..... I dont like you."

AnathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang