ANATHA 02

3 1 0
                                    

-------------

"Kedua orang tua lo udah kerja lagi?" tanya Ojy masih dengan mulut yg penuh makanan.

Ana mengangguk keras. "Udahlah, semenit ajah bagi mereka tuh adalah uang. All about its money!" Meta bergidik ngeri mendengar jawaban Ana. Memang, kedua orang tua Ana begitu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Tidak ada waktu kosong maupun luang yg mereka sisihkan untuk berkumpul bahkan bercanda gurau satu sama lain.

"Ngeri gue sama orang tua lo Na." ucap Meta menampakan wajah yg tidak seperti biasanya. Karena Baik Meta maupun Ojy, keduanya memiliki keluarga yg memang tidak seperti Ana. Keduanya memiliki orang tua yg tidak terlalu sibuk dengan dunianya.

"Apalagi gue anaknya." Ana tersenyum getir. Meta paham akan arti senyuman ini. Senyuman yg mempunyai banyak arti dan salah satunya, Ana banyak menyembunyikan masalah dan kesedihannya didalam senyuman.

Miris..

Meta memeluk Ana tanpa melonggarkan dekapannya. "Gue akan selalu ada untuk lo, i promise..." ucapnya dengan senyum yg belum juga hilang dari sudut bibirnya. Ojy pun melakukan hal yg sama seperti Meta, mengeratkan dekapannya pada tubuh Ana. Tak perduli dengan tatapan siswa-siswi yg lain, justru ketiganya malah semakin mengeratkan pelukan mereka bersamaan.

"Kalo ada apa-apa, lo cerita aja ke gue atau Ojy. Jangan sungkan okay, ." tegas Meta menatap Ojy yg seketika itu juga tengah tersenyum sumringah menatap Ana. "Atau, You can tell me or Ojy now?"

Ana tertawa kecil, diliriknya kedua sahabatnya ini yg mungkin tengah menantikan long story dari Ana. "tell me what happened to you?" kali ini Ojy yg menawarkan,.

Ahh,,, Ana harus menjawab apa.

Tidak mungkin kan ia menceritakan, kalo sebenarnya diapum mungkin kini tengah mengagumi someone.

Ana kembali tertawa kecil dan menghentikannya ketika Ana berhambur mendekap Meta dan Ojy.

"It's long story okay,,, and i don't wanna talk about it." jawabnya mantap dan melanjutkan kembali aktivitas makannya, sebelum bel masuk berbunyi menggema seantero sekolah.

Tapi...

Ada yg mengganggu penglihatannya. Membuat langkahnya terhenti, begitu sosok itu melewati tubuh Ana. Ana mencium wangi maskulin dari tubuh seseorang yg memporak-porandakan hati dan fikirannya.

"Oh God Sam.." tanpa sengaja, nama itu lolos begitu saja dari bibirnya.

Yah! Itu Samuel Arthura. Berasal dari keluarga yg biasa saja dan murid beasiswa. Sam memang tampan, bahkan Sam mungkin murid tertampan di kelas 12. Tubuhnya tinggi, dan beratnya standart seperti kebanyakan cowok pada umumnya.

Sam tidak begitu dikenal di Sekolah. Hanya saja, kecerdasannya mampu membuat Sam sangat dibangga-banggakan di sekolah, dan itu cukup membuatnya sedikit dikenal.

Ana memang mengenal Sam, tapi tidak begitu dekat dan hanya mengenal nama dan wajahnya saja, sudah cukup. Bagi Ana, Sam adalah cowok biasa saja dan kaku. Hemat bicara, membuat Ana kadang merasa kesal dengannya.

Tapi kali ini, entah setan apa yg merasuki tubuh Ana. Ia sukses dibuat mabuk kepayang, begitu Ana melihat first smile Sam beberapa menit yg lalu.

AnathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang