" Yuan"
Merasa ada yg memanggil namanya, yuan pun melihat siapa yang baru saja memanggilnya.
" Zhi? Ada apa?"
" Aku mencarimu dari tadi, aku kira kau dikantin, apa ada masalah?"
Sedangkan yuan hanya menanggapinya dengan senyum tipis, tapi zhihong tau senyum itu dipaksakan dan dia tak suka melihatnya.
Ya sejak bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu, yuan langsung menuju ke arah taman belakang Kampus, hanya Yuan dan zhihong yang tau tempat ini, karena taman ini lumayan jauh dari gedung kampus dan agak menyeramkan, jadi malkum saja jika tidak ada yang tau akan taman ini.
" Berhentilah tersenyum disaat hatimu pun tak sanggup melakukannya"
Untuk beberapa saat hanya ada keheningan diantara mereka.
" Aku bodoh ya, selalu mengharapkannya yang sudah tau tak akan pernah melihatku"
" Kau tidak bodoh... Hanya saja junkai ge yang tak sadar akan perasaanmu itu"
'Seandainya kau tau perasaanku padamu yuan, aku tak akan pernah membuatmu sedih, tidak seperti dia yang selalu membuatmu sedih'
Zhihong hanya berani berbicara seperti itu didalam hatinya, karena mau bagaimanapun dia menghargai semua keputusan yang yuan buat, dan dia juga sadar jika yuan hanya menganggapnya sahabat, bahkan jika hanya dijadikan pelampiasaan akan perasaan yuan terhadap junkai pun zhihong siap, asalkan bisa membuat yuan selalu tersenyum dia siap, karena zhihong menyukai- ah tidak, tapi mencintai yuan.
Ya zhihong mencintai yuan yang bahkan mencintai orang lain. Miris kan?
Tapi apa bedanya dengan yang yuan rasakan? Yuan pun mencintai orang yang bahkan tak melihat yuan sedikitpun.
Kenapa perasaan ini begitu menyedihkan, disaat yang dicintai mencintai orang lain, sedangkan yg mencintai tak dicintai orang yang dicintainya.
Kenapa perasaan ini harus hadir jika hanya mampu menyiksa. Karena kita pun tidak tau kapan perasaan itu akan hadir dan kapan perasaan itu akan menghilang kan? Yang harus kita lakukan hanya menjalankannya dengan sebaik mungkin, entah menutupinya ataupun menunjukannya.
••••°°°°°°••••
Sedari tadi yu feng terlihat murung entah apa yang ada dipikirannya, bahkan saat sahabat-sahabatnya dan kekasihnya mengajaknya berbicarapun dia tak menjawab, pikirannya entah sedang kemana. Karena jengah dengan tingkah laku yu feng akhirnya qian pun menepuk pundaknya, dan hey bahkan qian tidak menepuk dengan keras, tetapi kenapa yu feng sangat terkejut.
"Ge kau baik-baik saja?" Qian khawatir tentu saja, karena yu feng yang paling dekat dengannya daripada junkai ataupun pacarnya.
"Ah.. Apa, ah iya iya benar kok"'Yu feng aneh semenjak dia dari arah belakang kampus'
"Hey yu feng kau kenapa apa yang benar, kami tak menanyakan apa-apa padamu, selain "apa kau baik-baik saja". " Junkai pun akhirnya merasa lelah juga melihat yu feng yang seperti itu, bahkan kekasih yu feng pun khawatir terlihat dari raut wajahnya
'Masa iya yu feng kesurupan kan ga mungkin' Ya abaikan saja pemikiran ini, karena ini author yang mikir hehehe.
"Yu feng ikut aku" Junkai pun menarik tangan yu feng untuk mengikutinya dan menyeretnya entah kemana, coba kita lihat apa yang terjadi setelah junkai dan yu feng pergi.
"Qian, menurutmu yu feng kenapa?" Sang kekasih pun bertanya, hmm oke ralat, sebenarnya hanya dia yang mengaku kekasih yu feng, sementara yu feng tidak