☔ P R O L O G

124 14 1
                                    

Sukabumi, 25 Juni 2015

"...Nabila! 10 IPS-1!" Teriak salah satu bapak guru yang tengah dikerumuni banyak siswa maupun siswi SMAN NUSANTARA baik dari kelas 10-12.

Bapak guru itu tengah mengabsen murid kelas 10 atau peserta didik baru untuk memberi tahukan dimana kelas yang harus ia tempati selama 1 tahun kedepan.

Nabila menghela nafas lelah "Lah, lah, kok gue masuk Ips? Padahal kan gue pengen Ipa..." Rengeknya kecewa ditengah kerumunan yang berdesak-desakan, lebih tepatnya di lapangan yang sedang panas terik.

"Ahh elo, Bil! Bersyukur kali nama lo udah disebut. Ya gue? Masih harus tetep panas-panasan kayak gini!" Tangan—nya mengibas-ngibas  "Gak kedengeran lagi!" Dumel Septi celingak-celinguk.

"Kesel gue ah! Gak sesuai harapan!" Nabila memencakkan kakinya sebal.

"Udah sono pergi! Cari kelas lo. Nanti gak kebagian tempat duduk aja, baru tau rasa!" Umpat Septi mendorong bahu Nabila agar segera pergi dari kerumunan.

"Yaudah, Gue duluan," ucap Nabila pergi mencari kelas IPS-1.

Hari ini adalah hari pertama dimana seorang gadis bernama Nabila Ayunda menginjak bangku SMA. Bahagia bercampur dengan takut ketika ia menginjak bangku SMA ini. Pasalnya, ia harus kembali pada masa dimana ia mengharuskan mencari teman dan bersosialisasi dengan orang yang baru.

Dan itu adalah hal yang sangat canggung.

Setelah melewati masa UN, USBN, UP, TO dsb lalu testing masuk jalur SMAN NUSANTARA yang pendapat julukan sekolah SMA favorit ini, akhirnya membuahkan hasil yang terbilang memuaskan.

Nabila berhasil bisa bersekolah di SMA favorit ini.

MOS/MOPD yang berlangsung 3 hari, cukup untuk membuat Nabila kenal dengan beberapa orang baru. Dan selama three day  itu pula cukup membuat semua peserta MOS kelimpungan bukan main. Dari cara atribut yang harus dipakai dari atas sampai bawah cukup membuat semuanya berjengit mengutuk kakak OSPEK yang sudah memberikan peraturan itu.

Dan satu hal, jika atribut itu tidak dipakai dari rumah atau salah satu atribut tidak dibawa, maka akan mendapatkan hukuman, yaitu bernyanyi di setiap kelas MOS dari A-I. 9 kelas MOS. Dan kita harus bernyanyi secara bergantian dan berurutan ke 9 kelas MOS tsb.

Dan finally  kini Nabila sudah sah dengan mutlak menggunakan Baju seragam putih abu untuk 3 tahun kedepan menjadi seorang anak SMA.

***

Rambutnya yang tergerai bebas, bergoyang mengikuti arah langkahnya untuk mencari kelas X-IPS-1. Sampai langkahnya terhenti menatap papan kecil yang tergantung diatas pintu yang bertuliskan  "X-IPS-1". Terdapat banyak orang disana yang tengah berkumpul diluar karena sepertinya pintu itu yang tertutup dan sepertinya dikunci. Nabila pun masuk kedalam kerumunan itu.

Canggung sekali rasanya untuk memulai obrolan. Tapi jika difikir terus-terusan pasti canggung, mau sampe kapan canggung ini bakalan berakhir kalau gak mau coba dulu?

Nabila memberanikan diri mengampiri seorang siswi yang baru terlihat sepertinya sangat baik, dan sepertinya humble .

"Hai.." Nabila menyapa seorang siswi itu.

Dia menatap Nabila dengan alis yang terangkat, dia juga tersenyum "Hallo..." Sapanya ramah.

Nabila menarik nafas pelan "Em, boleh kenalan?" Tanya Nabila.

Dia mengangguk "Kenalin," dia mengulurkan tangan kanan—nya. Lalu Nabila membalas uluran tangan itu dengan senang hati.

"Nama gue, Nuryani Shidqia, panggil aja Shidqia biar gue ngerasa kayak kembaran—nya Fatin. gue lulusan SMP KARTINI. Lo?"

Never Let Me GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang