#Part4

10 1 1
                                    

"Ku tak pernah tau apa yang akan terjadi nanti, esok, atau kapan. Ku hanya minta kamu percaya atas cintaku ini, "

-Rara

"Iya maa, selamat istirahat, " ucapku.
"Iya sayang, " balas mama sambil mengecup keningku.

Mama pun keluar dari kamarku. Ku beralih ke telpon genggamku. Ku membuka roomchat Akmal. Namun, belum ada kabar darinya.

Line

18.15
Maaf ya sayang ku baru ngechat
Eh langsung diread.. Nungguin yaa

18.15
Iya ku nungguin wkwkwk
Lama banget sih?

18.16
Ku tadi sekalian sholat magrib dulu
Maaf ya

18.16
Oo..
Gpp klo sholat mah
Dikira chatan dulu sama cewek lain

18.16
Ya nggak donk sayang
Ku nggak ngechat cwek lain kok

18.17
Ah masa?

18.17
Iyaa sayaang
Serius deh
Nggak percaya nih?

18.17
Iyadeeh percaya kok
Ku selalu percaya sama kamu

18.18
Naaah siiip
Gitu doonk
Makasiiih yaa

18.18
Masamaaa:))

Kita chattingan sampai pukul 21.00. Memang tidak terasa kalau chatan sama dia.
Ku terus merasa senang. Entah kenapa ku bisa begitu senang jika berada didekatnya.

Setelah selesai chatan, ku langsung tidur. Karena itu perintah Akmal. Ya dia pacar yang baik. Dia tidak pernah menginginkan aku tidur larut malam.

Ku bangun lebih siang hari ini. Karena hari ini libur. Ntah kenapa ku merasa lelah sekali. Tenaga ditubuhku seperti terkuras, jadi ku sulit untuk bangun. Dan kepala ku juga sedikit sakit.

Sesekali ku line Akmal. Dia sudah nyepam berkali kali. Awalnya ku tidak mau memberitahu kemal klo aku sakit, tpi Akmal sdh mulai curiga saat vc. Akhirnya, ku jujur.

Dia menyuruhku untuk bilang ke mama. Tapi, bagi ku mustahil jika mama langsung membawa ku ke dokter. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sebaiknya, ku pendam saja rasa sakit ini.

Tok.. Tok .. Tok..
"Raraa, mama berangkat ya nak.. Jaga rumah ya sayang, " teriak mama dari luar kamar ku.
Ku hanya terdiam karena tak kuat untuk bicara sedikit pun. Tanpa mengecek kamarku, mama pun segera berangkat kerja.

Aku hanya tinggal berdua dengan mama. Papa udah lama menginggalkan kita. Tapi aku yakin, papa pasti bahagia disana.

Ku selalu berdoa untuk papa. Ku kangen papa. Hanya doa yg dapat ku berikan kepadanya.

Tok.. Tok.. Tok..
Suara pintu ku terdengar kembali.
"Neng Rara, ini bibi. Udah bangun belum? Bibi bawain sarapan sama susunya, "
"Buka aja bi, " jawabku pelan.
Namun, kurasa bibi tidak mendengar. Ku coba untuk berjalan. Dan akhirnya ku terjatuh dan memecahkan gelas. Kaki ku tidak kuat. Bibi yg mendengar suara gelas pecah pun segera masuk ke kamarku.

"Ya ampun, Neng Rara!! " ucapnya panik sambil membantu ku berdiri.
"Neng Rara kenapa?! " tanya nya panik.
"Gpp kok bi, cuma kecapean doank. Istirahat bentar juga udah enakan kok," jawabku.
"Aduh, Neng Rara kalau sakit bilang atuh, bibi teh panik neng, "
"Bibi nggak usah panik ya, biasa aja. Jangan bilang ke mama ya bi, " pintaku.
"Emang kenapa kalau bibi bilang? "
"Kalau bibi bilang, ku ngambek sama bibi, "
"Eh, iya neng. Bibi teu bilang kok. Bener bibi mah, ulang pundung atuh ya neng, "
"Nah, kitu atuh bi, "
"Ywdh atuh, neng teh sarapan dulu. Minum susu sama vitaminnya, " perintahnya.
"Iya bi, siaap! "

Kreeek..
Pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Dan ternyata itu Akmal. Ya begitulah kalau Akmal sudah khawatir kepada ku. Tiba tiba datang tanpa bilang.

"Kamu gpp? " tanya Akmal yang sangat panik.
"Aku gpp kok sayang, nggk usah khawatir ya, "
"Gimana aku nggak khawatir sih sayang.. Aku khawatir banget!!" ucapnya sambil memegang pipiku. Aku hanya tersenyum kecil.
"Aku sayang kamu, aku nggak mau kamu kenapa kenapa, ingeet jaga kesehatan!! " lanjutnya.
"Iyaa iyaa, ku lain kali jaga kesehatan kok, " ucapku lembut.
"Naah gituu doonk, " ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.
"Iiih nanti berantakan, " ucapku.

Akmal Pov
Aku sangat khawatir terhadap kesehatannya. Tanpa berfikir panjang, aku pun segera kerumahnya.
Aku tak bisa tinggal diam dan hanya menanyakan lewat chat saja. Aku harus melihat kondisinya.

Sesampai disana, aku masuk ke kamarnya dan melihat dia sedang menyantap sarapannya. Dia terlihat lucu ketika kaget melihatku datang. Dia lucu saat makan. Ntah apa yg membuatku sayang sekali kepadanya.

Aku juga mengeluarkan kebiasaanku, yaitu mengacak-acak rambutnya. Aku suka saat dia ngambek. Suaranya yg kawaii nan lucu, adooh ku sangat suka.

"Aku pulang dulu ya, " pamitnya.
"Iya, kamu hati hati ya dijalan, "
"Iya sayang. Kamu jaga kesehatan yaa, ku sayang kamu!!  Aku nggak mau kehilangan kamu, " ucapnya sambil memeluk ku.
Ku hanya menganggukan kepala dan tersenyum.

Ketika dia mulai berdiri, ku menahan tangannya. Dia berbalik dan menatapku.
"Aku sayang kamu juga, kamu jangan pernah pergi dari hidup aku ya, " ucapku. Mata ku berkaca-kaca karena ku benar benar takut kehilangan dirinya.
"Kamu jgn takut ya, aku selalu ada untuk kamu, " ucapnya lembut sambil mengusap kepala ku.
"Byee, love you nduut, "
"Love you too, "

Ps. Maaf klo nggk nyambung:")

You Are My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang