Janji

1K 108 9
                                    

Heshikiri Hasebe

"Hasebe-kun! Gomen, hari ini aku dapat urusan mendadak. Tapi tugasku sudah kuselesaikan!"

"Aruji kenapa tiba-tiba --!"

"Hehe, namanya juga mendadak! Aku janji akan pulang sebelum makan malam"

"Tapi ini terlalu mendadak!"

"Gomen! Nanti kita bicara lagi, sampai jumpa!"

Hasebe menghela napas panjang mengingat percakapan terakhirnya bersama Aruji, itu terjadi sekitar 3 hari yang lalu.

Semenjak pergi mengurusi 'urusan', Aruji belum kembali ke citadel. Yang membuat para toudan terkejut adalah sikap tenang Hasebe, biasanya dia yang paling heboh jika sudah menyangkut Aruji.

Hasebe sangat ingat bagaimana kata 'janji' keluar dari mulut Aruji dan sampai hari ini dia percaya dengan satu kata sederhana itu. Aruji bukan seorang pengingkar janji, Hasebe yakin dengan itu.

Konnosuke juga tidak memberi kabar apapun mengenai tuan mereka, 3 kali makan malam terlewat dan masih belum ada tanda-tanda gadis itu akan kembali.

Namun Hasebe tidak ingin menyerah menunggu Aruji, dia masih bisa merasakan energi gadis itu melindungi seluruh citadel. Walaupun harus menunggu seribu tahun, Hasebe tidak keberatan asalkan bisa melihat gadis itu pulang ke citadel dengan selamat.

Sehari setelah kepergian Aruji, Hasebe menunggu di depan mesin waktu dengan sabar. Dia tidak bergerak dari tempat itu, kecuali jika para toudan lain menyeretnya makan.

Sebenarnya kemana Aruji pergi? Tiga hari terlewat dan benar-benar tidak ada kabar apapun.

Hari ini pun Hasebe masih sabar menunggu tuannya, sekalipun matahari berada di atas kepalanya Hasebe tidak pergi.

Toudan yang lain mulai khawatir melihat Hasebe, mereka juga cemas dengan kepergian Aruji. Tidak biasanya saniwa itu menghilang tanpa jejak seperti sekarang.

Matahari mulai terbenam, dan hampir tiba waktunya makan malam.

Sesuai janji Aruji, seharusnya gadis itu sudah kembali.

"Aruji… apa anda lupa dengan janji anda" Hasebe bergumam.

Hasebe menutup matanya, mungkin sudah saatnya dia menyerah. Tapi bagaimana jika Aruji pulang saat dia masuk ke citadel. Setidaknya harus ada seseorang yang menunggu kedatangan saniwa itu.

"Ah, akhirnya bisa kembali"

Kedua mata Hasebe langsung terbuka, di depannya sudah berdiri sang saniwa. Gadis muda itu tersenyum walaupun raut wajahnya menunjukkan kalau gadis itu kelelahan.

"Aruji!" Hasebe segera menghampiri sang saniwa.

"Ehehe, sudah kubilang aku akan kembali sebelum-- Heshikiri-kun?!"

Hasebe memeluk erat Aruji, takut bila ia melepas pelukannya gadis itu akan menghilang lagi.

"Aku membuatmu khawatir ya?" Aruji membalas pelukan Hasebe.

Pedang uchigatana itu mengangguk dan membenamkan wajahnya pada bahu Aruji, gadis muda itu hanya tertawa sambil menepuk-nepuk punggung Hasebe.

"Maaf maaf, urusannya jadi semakin panjang. Belakangan ini kita mengalami kekalahan berturut-turut karena itu… kemampuanku sebagai saniwa mulai dipertanyakan" Aruji menghela napas pelan.

Alasannya meninggalkan citadel adalah menghadiri undangan dari pemerintah, setelah mendapatkan kabar mengenai 7 kekalahan beruntun melawan pasukan perubah sejarah pemerintah berpikir ada masalah pada cara kerja saniwa.

Aruji harus mengikuti serangkaian tes selama tiga bulan penuh, tapi setelah mengutak-atik mesin waktu Aruji bisa mengubah waktu dimasa para toudan agar seolah dia hanya pergi selama tiga hari.

Berkat tes itu, Aruji kembali diberi izin untuk tetap menjadi saniwa. Pemerintah juga akan mengirimkan resources, namun tidak bisa dipastikan kapan akan sampai.

"Aruji, anda sudah bekerja keras" Hasebe mengangkat kepalanya dan menatap mata Aruji. "Tidak ada yang salah dalam cara kerja anda"

Jika Hasebe boleh berpendapat, dia tidak ingin Aruji digantikan oleh siapapun. Bahkan jika gadis muda itu berubah menjadi wanita tua, biarkan maut yang memisahkan Aruji dan para touken danshi.

Tapi selama ajal belum menjemput Aruji, Hasebe tidak ingin Aruji pergi meninggalkan mereka.

"Heshikiri-kun, kamu selalu tahu apa yang harus dikatakan. Hehe"

"Bukankah sudah tugas seorang pelayan untuk membuat tuannya senang?"

Aruji tersenyum pada Hasebe, ketika uchigatana itu melepas pelukan Aruji langsung menarik tangannya menuju citadel.

"Aku yakin kau terus menungguku, sekarang saatnya istirahat! Aku bisa mencium bau masakan Shoukudaikiri dari sini"

Hasebe tersenyum tipis dan meremas pelan tangan saniwa.

"Okaerinasai, Aruji"

Our Precious Saniwa [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang