Ada Apa Dengan Aruji?

1K 103 15
                                    

All Touken Danshi (mungkin ada beberapa yang tidak disebutkan karena aku gak hafal semua nama mereka^^;)

Aruji terduduk lemas di teras citadel dengan tangan diletakan pada kedua pahanya, irisnya yang indah menatap kosong ke arah pohon sakura yang belum berbunga.

Para touken danshi (terutama Hasebe) dibuat khawatir dengan kondisi mood Aruji, di pagi hari mereka mendengar suara jeritan dari kamar Aruji.
Ketika Ookurikara (semuanya juga terkejut karena dia bereaksi duluan) pergi mengecek saniwa, dia malah disambut dengan lemparan bantal.

"Aruji-sama, a-aku membawakan anda cemilan"

Saniwa mengalihkan pandangannya pada Gokotai, kedua mata Aruji berbinar-binar ketika tertuju pada mochi di atas nampan.

"Ada teh hijau juga…"

"Arigatou, Gokotai-kun"

Senyum akhirnya mengembang di wajah Aruji, membuat Gokotai cukup bangga dengan tindakannya.

"Gokotai-kun, temani aku disini. Makan mochi sendirian tidak menyenangkan"

Kue mochi yang dibawakan Gokotai terlalu banyak jadi Aruji ingin berbagi, tantou ini masih butuh pelatihan dalam menyajikan cemilan tapi bukan berarti Aruji akan mengeluh. Sebaliknya, Saniwa muda ini sangat senang.

Aruji dan Gokotai bertukar cerita dan tawa, kebanyakan si tantou Awataguchi itu yang bercerita. Gaya pemalu ala Gokotai sukses membuat aura disekitar Aruji berbunga-bunga.

Sayangnya itu tidak berlangsung lama.

Uguisumaru datang ke teras tempat Aruji dan Gokotai duduk, niatnya ingin bergabung dan menikmati teh tetapi entah bagaimana matanya langsung terarah pada tumpukkan mochi dinampan.

"Aruji, bukankah mochi itu terlalu banyak?"

BLAR

Musim semi dan langit cerah di hati Aruji seketika berubah menjadi badai berpetir.

Tidak lama setelah Uguisumaru, Yamatonokami pun ikut bergabung. Uchigatana Okita Shouji ini hanya kebetulan lewat dan menyadari hal yang sama dengan Uguisumaru.
"Aruji, kalau makan mochi sebanyak itu nanti anda bisa--"

"Kamu mau bilang aku gemuk?" Aruji langsung memotong kalimat Yamatonokami. Kepala saniwa ini tertunduk dengan bagian poni membayangi wajahnya.

Tiga toudan yang bersama Aruji ber'eh' ria.

Aruji mengangkat kepalanya, terlihat jelas ekspresi marah "KAMU MAU BILANG AKU GEMUK, KAN?!"

"Eeh?! Bu-Bukan! Bukan begitu! Anda tidak gemuk--"

Aruji kembali memotong kalimat Yamatonokami.

"OH?! JADI SEKARANG AKU TERLALU KURUS?!"

Tidak biasanya Aruji murka(?) seperti ini, jika boleh jujur, Uguisumaru pun dibuat merinding dengan aura kemarahan di sekitar saniwa muda itu.

Sedetik kemudian kemarahan Aruji lenyap disusul dengan air mata mengalir membasahi wajah cantik saniwa, ekspresi marah berganti dengan kesedihan.

"Hiks… hiks…"

"Aruji?!" Yamatonokami pun panik.

"A-Aruji-sama, a-apa anda baik-baik saja?" Gokotai yang daritadi diam ikut panik.

Uguisumaru terdiam dengan kedua mata terbuka lebar, dia terkejut sampai tidak bisa mengatakan apapun.

"Hiks… hiks… HUWAAAA!!!" Aruji berdiri dan berlari menjauh dari tiga toudan yang terkejut dan tidak bergerak.

~*Sa*~

"Hmm, jadi begitu" Jiroutachi mengangguk-angguk sembari mengelus kepala Aruji yang sedang bersandar di pagkuannya.

Setelah melarikan diri(?), Aruji masuk ke kamar Jiroutachi dan tiba-tiba berbaring di atas tatami dan menjadikan paha Jiroutachi sebagai bantal. Jiroutachi tidak keberatan karena ini jarang terjadi.

Biasanya jika ada masalah Aruji akan menemui Ishikirimaru atau Mikazuki, kadang jika tidak menemukan dua toudan itu Aruji biasanya mencari Kasen.

Jiroutachi tidak ada dalam daftar toudan yang bisa diajak curhat.

Jelas ada yang salah disini.

"Mungkin sake bisa membuat anda lebih baik!"

Tentu saja itu yang akan dikatakan Jiroutachi.

"Sake?" Aruji menatap bingung pada pedang tachi itu.

Jiroutachi mengangguk mantap "Anda bisa melupakan masalah anda jika minum!"

Belum sempat Aruji membalas, pintu dibuka dengan kasar dan terlihat sosok Taroutachi.

Taroutachi berjalan mendekati adiknya atau lebih tepatnya Aruji dan tanpa mengeluarkan sepatah kata dia menggendong saniwa muda itu (ala putri) lalu membawanya keluar dari kamar Jiroutachi.

"Eeeh?! Tarou-kun, turunkan aku! Aku masih bicara dengan Jirou-kun!"

"Anda tidak boleh minum sake"

"Mou, Tarou-kun!"

Sangat jelas kalau ada yang salah disini.

~*Sa*~

Yagen kembali dari toko dengan kantung belanjaan penuh dengan jenis-jenis coklat dan makanan manis lainnya, Aruji yang memintanya pergi belanja dengan alasan saniwa itu tiba-tiba ingin mencicipi makanan manis sebelum makan siang.

Yagen agak kurang setuju tapi jika itu bisa membuat Taishou kesayangannya bahagia, kenapa tidak?

"Yagen-kun! Okaeri" Aruji sendiri yang menyambut kedatangan Yagen.

"Tadaima, Taishou. Ini belanjaan yang anda pesan" Yagen menyerahkan kantung belanjaan itu pada Aruji.

Saniwa muda itu tampak bahagia "Arigatou, Yagen-kun. Lain kali aku yang akan membeli cemilan untukmu dan adik-adikmu"

"Ah, anda tidak perlu repot"

Sebelumnya Yagen sudah mendengar tentang Aruji yang bertingkah tidak biasa tapi Aruji saat ini baik-baik saja bersamanya, mungkin itu hanya rumor disekitar citadel.

~*Sa*~

Setelah mendapatkan pesanannya Aruji pergi ke tepi kolam ikan dan menikmati sebungkus coklat batangan disana, dia menonton ikan-ikan koi berenang  sambil mengunyah coklat dengan senyum terpancar di wajahnya.

"Aruji, anda sedang apa?"

Saniwa muda itu melirik ke arah Midare lalu kembali melihat ikan koi "Hanya menikmati coklat sambil melihat ikan berenang"

Midare ber'hm' panjang dan melihat kantung belanjaan berisi coklat dan makanan manis. "Semua ini milik anda?"

Aruji mengangguk "Ya! Rencanannya akan aku habiskan malam ini"

"Aruji, anda tidak boleh makan coklat terlalu banyak!"

BLAR

Badai petir kembali singgah di hati Aruji, coklat batang yang tadi dia pegang jatuh ke tanah.

"Aruji?"

"Hiks… Midare juga…"

"A-Aruji, bukan begitu! M-Maksudku--" Tantou Awataguchi itu panik mendapati air mata mengalir turun dari mata Aruji.

Sayangnya sebelum Midare sempat menjelaskan, Aruji sudah berlari pergi dan meninggalkan cemilan manis miliknya di tepi kolam ikan.

"Aruji…" Midare menatap cemas ke arah saniwa muda itu berlari kemudian mengambil kantung belanjaan di tepi kolam, dia berniat minta maaf dan mengembalikan cemilan manis milik tuannya.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Aruji? Tunggu kelanjutannya di part 2.

Our Precious Saniwa [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang