2

4.9K 428 99
                                    

"Anda harus lebih memikirkan bayi anda. Sesibuk apapun pekerjaan anda, bayi dalam kandungan anda harus lebih diutamakan."

Ini kali ketiga dokter menegur Taehyung karena mengabaikan kandungannya. Dokter Lee bilang kalau bayinya cukup kecil untuk ukuran bayi tujuh bulan, dan sudah pasti yang membuat bayinya begitu adalah dirinya sendiri. Taehyung sadar kalau belakangan ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Selalu mengabaikan waktu makan dan mengambil jam lembur. Sekalipun Taehyung menyempatkan waktu untuk makan, ia hanya bisa memakan junkfood dan terakhir kali Taehyung makan makanan sehat adalah ketika ia memakan masakan yang dibuatkan Yoongi seminggu yang lalu.

Untuk datang ke rumah sakitpun Taehyung harus berusaha keras. Bukan karena perusahaannya yang terlalu kejam, tapi karena ia sendiri yang meminta. Pikirannya terlalu kacau sehingga membuat Taehyung terpaksa mengambil semua jam kerja untuk mengalihkan pikirannya.

Jeon Jungkook adalah pelakunya. Pria itu selalu datang dalam pikirannya, mengantarkan begitu banyak kenangan dan membuat Taehyung lagi-lagi merindu.

Taehyung mengusap perutnya, ia tidak lagi menyalahkan bayinya, dirinya sadar sepenuhnya kalau ia memang merindukan Jungkook. Bibirnya memang tak mampu mengakui, tapi seluruh tubuhnya yang berbicara. Air matanya, detak jantungnya, dan rasa dingin yang selalu menjalari tubuhnya setiap malam adalah karena efek merindu dan ia tidak bisa mengelaknya.

Jimin bilang, Taehyung seharusnya membuang jauh-jauh semua kenangan tentang Jungkook, tetapi ia tidak mampu menbuangnya. Ia tidak mampu melepaskan semua hal tentang Jungkook terlepas dari fakta bahwa luka yang masih menganga lebar di hatinya adalah ulah pria itu.

Sejujurnya Taehyung begitu penasaran pada alasan mengapa Jungkook memutuskan hubungan pernikahannya. Mengapa Jungkook pergi begitu saja padahal orang yang paling Taehyung butuhkan adalah laki-laki itu. Taehyung ingin tahu semua jawabannya. Ia ingin mendengar semuanya dari mulut Jungkook secara langsung. Ia ingin menemuinya, tapi kenyataan bahwa Jungkook sekarang sudah tidak tinggal di Korea lagi membuatnya tidak bisa melakukan apapun.

Taehyung menghela nafas, kalau terus begini, bagaimananya caranya ia membuat bayinya tumbuh sehat? Sementara otaknya terus saja memikirkan hal-hal berat yang menyedihkan semacam merindu.

DUK

Taehyung tidak benar-benar fokus pada jalanan ketika bahunya tidak sengaja menabrak seseorang. Ia mendongkak untuk memastikan kalau orang yang ditabraknya itu baik-baik saja. Mulutnya sudah bersiap mengucapkan permintaan maaf untuk orang itu namun hanya sekedar membuka kecil. Jantungnya berdegup lebih cepat ketika matanya beradu dengan sepasang netra sehitam langit malam yang masih sangat ia ingat.

"Taehyung?"

Pemilik netra hitam itu Jungkook, berdiri dihadapannya dan berwajah kaget. Ini tidak benar, kan? Jungkook tidak mungkin ada disini, dia sudah menetap di Jepang, Taehyung pasti hanya sedang berhalusinasi.

"Astaga... ada apa denganku..." Taehyung memukul kepalanya pelan dan tertawa kecil. Ia hanya sedang berusaha meyakinkan dirinya kalau ia memang benar-benar sedang berhalusinasi.

"Tae hyung, lama tidak bertemu."

Taehyung sekali lagi memastikan, ia meraih mantel yang dikenakan Jungkook dan semua pikirannya segera tersingkir ketika fabrik yang lembut dan halus menyapa ujung-ujung jarinya. Rasanya terasa terlalu nyata untuk berpikir kalau sekarang ia sedang bermimpi.

"Jungkook?"

Mereka memutuskan untuk mengambil kursi di taman rumah sakit, duduk saling bersebelahan tanpa berbicara sedikitpun. Taehyung memang ingin bertemu dengan Jungkook, tapi ia masih belum siap jika harus bertemu dengannya sekarang. Hatinya masih belum berdiri sempurna bila harus mendengar semua jawaban dari sekian pertanyaannya sekarang. Ia takut dindingnya di hatinya kembali porak poranda setelah mendengar semuanya dari Jungkook.

Back TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang